Rabu, 15 Agustus 2018

Materi 1. Konsep Dasar Pengembangan Kurikulum

A.  Pengertian Kurikulum
Secara umum pengertin kurikulum adalah seperangkat atau sistem rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pembelajaran yang dipedomani dalam aktivitas belajar mengajar. Secara etimologis, kurikulum berasal dari bahasa inggris yaitu kata curriculum yang berarti rencana pelajaran (Echolz:1984). Kata Curriculum sendiri berasal dari kata "Currere yang berarti berlari cepat, tergesa gesa, menjelajahi, menjalani, dan berusaha (Hassibuan:1979). Menurut Soedijarto, kurikulum merupakan serangkaian pengalaman dan kegiatan belajar yang direncanakan untuk diatasi oleh siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan oleh suatu lembaga pendidikan yang berwenang. Adapun di Indonesia, dalam UU No.20 tahun 2003 pasal 1 ayat (19), kontitusi menyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Dalam perkembangannya, sejarah indonesia mengenai kurikulum telah berganti-ganti antara lain sebagai berikut :
  • Tahun 1947- Leer Plan (Rencana Pelajaran) 
  • Tahun 1952 - Rencana Pelajaran Terurai 
  • Tahun 1964 - Renthjana Pendidikan 
  • Tahun 1968 - Kurikulum 1968
  • Tahun 1975 - Kurikulum 1975
  • Tahun 1984 - Kurikulum 1984
  • Tahun 1994 - dan Kurikulum 1999 - Kurikulum 1994 dan Sublemen Kurikulum 1999
  • Tahun 2004- Kurikulum Berbasis Kompetensi 
  • Tahun 2006- Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 
  • Tahun 2013- Kurikulum 2013. 

B.  Konsep Dasar Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum (Curriculum development) sebagai tahap lanjutan dari pembinaan, yakni kegiatan yang mengacu untuk menghasilkan suatu kurikulum baru, atau sebuah proses perencanaan dan penyusunan kurikulum oleh pengembang kurikulum (curriculum developer) dan kegiatan yang dilakukan agar kurikulum yang dihasilkan dapat menjadi bahan ajar dan acuan yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Rumusan ini menunjukkan bahwa pengembangan kurikulum adalah perencanaan kesempatan-kesempatan belajar yang dimaksudkan untuk membawa siswa ke arah perubahan-perubahan tertentu yang diharapkanSedangkan yang dimaksud dengan kesempatan belajar (learning opportunity) adalah hubungan yang telah direncanakan dan terkontrol antara para siswa, guru, bahan, peralatan, dan lingkungan tempat siswa belajar yang diinginkan diharapkan terjadi. Pengembangan kurikulum juga merupakan suatu proses yang merencanakan, menghasilkan suatu alat yang lebih baik dengan didasarkan pada hasil penelitian terhadap kurikulum yang tidak berlaku. Sehingga dapat memberikan kondisi kegiatan belajar mengajar yang lebih baik.
Dalam pengertian di atas, sesungguhnya pengembangan kurikulum adalah proses siklus, yang tidak pernah berakhir. Proses tersebut terdiri dari empat unsur yakni (Oemar Hamalik, 2008):
  1. Tujuan: mempelajari dan menggambarkan semua sumber pengetahuan dan pertimbangan tentang tujuan-tujuan pengajaran, baik yang berkenaan dengan mata pelajaran (subject course) maupun kurikulum secara menyeluruh.
  2. Metode dan material: menggembangkan dan mencoba menggunakan metode-metode dan material sekolah untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut yang serasi menurut pertimbangan guru.
  3. Penilaian (assesment): menilai keberhasilan pekerjaan yang telah dikembangkan itu dalam hubungannya dengan tujuan, dan bila mengembangkan tujuan-tujuan baru.
  4. Balikan (feedback): umpan balik dari semua pengalaman yang telah diperoleh yang pada gilirannya menjadi titik tolak bagi studi selanjutnya.


C.  Fungsi Kurikulum
Kurikulum sebagai alat dalam pendidikan memiliki berbagai macam fungsi dalam pendidikan yang sangat berperan dalam kegunannya. Fungsi Kurikulum adalah sebagai berikut :
  1. Fungsi Penyesuaian (the adjustive or adaptive function) : Kurikulum berfungsi sebagai penyesuain adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi dilingkungannya karna lingkungan bersifat dinamis artinya dapat berubah-ubah. 
  2. Fungsi Integrasi (the integrating function) : Kurikulum berfungsi sebagai penyesuain mengandung makna bahwa kurikulum merupakan alat pendidikan yang mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang utut yang dapat dibutuhkan dan berintegrasi di masyarakat. 
  3. Fungsi Diferensiasi (the diferentiating function) : Kurikulum berfungsi sebagai diferensiansi adalah sebagai alat yang memberikan pelayanan dari berbagai perbedaan disetiap siswa yang harus dihargai dan dilayani. 
  4. Fungsi Persiapan (the propaeduetic function) : Kurikulum berfungsi sebagai persiapan yang mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan mampu mempersiapkan siswa kejenjang selanjutnya dan juga dapat mempersiapkan diri dapat hidup dalam masyarakat, jika tidak melanjukan pendidikan.
  5. Fungsi Pemilihan (the selective function) : Kurikulum berfungsi sebagai pemilihan adalah memberikan kesempatan bagi siswa untuk menentukan pilihan program belajar yang sesuai dengan minat dan bakatnya. 
  6. Fungsi Diagnostik (the diagnostic function) : Kurikulum sebagai diagnostik mengandung makna bahwa kurikulum adalah alat pendidikan yang mampu mengarahkan dan memahami potensi siswa serta kelemahan dalam dirinya. Jika telah memahami potensi dan mengetahui kelemahannya, maka diharapkan siswa dapat mengembangkan potensi dan memperbaiki kelemahannya. 

D.  Implementasi Kurikulum Pada Abad 21
Pada kurikulum 2013 diharapkan dapat diimplementasikan pembelajaran abad 21. Hal ini untuk menyikapi tuntutan zaman yang semakin kompetitif. Adapun pembelajaran abad 21 mencerminkan empat hal. 
1.    Communication
Pada karakter ini, peserta didik dituntut untuk memahami, mengelola, dan menciptakan komunikasi yang efektif dalam berbagai bentuk dan isi secara lisan, tulisan, dan multimedia. Peserta didik diberikan kesempatan menggunakan kemampuannya untuk mengutarakan ide-idenya, baik itu pada saat berdiskusi dengan teman-temannya maupun ketika menyelesaikan masalah dari  pendidiknya.
Komunikasi tidak lepas dari adanya interaksi antara dua pihak. Komunikasi memerlukan seni, harus tahu dengan siapa berkomunikasi, kapan waktu yang tepat untuk berkomunikasi, dan bagaimana cara berkomunikasi yang baik. Komunikasi bisa dilakukan baik secara lisan, tulisan, atau melalui simbol yang dipahami oleh pihak-pihak yang berkomunikasi. Komunikasi dilakukan pada lingkungan yang beragam, mulai di rumah, sekolah, dan masyarakat. Kegiatan pembelajaran merupakan sarana yang sangat strategis untuk melatih dan meningkatkan kemampuan komunikasi siswa, baik komunikasi antara siswa dengan guru, maupun komunikasi antarsesama siswa. Ketika siswa merespon penjelasan guru, bertanya, menjawab pertanyaan, atau menyampaikan pendapat, hal tersebut adalah merupakan sebuah komunikasi.
2.    Collaboration
Pada karakter ini, peserta didik menunjukkan kemampuannya dalam kerjasama berkelompok dan kepemimpinan, beradaptasi dalam berbagai peran dan tanggungjawab, bekerja secara produktif dengan yang lain, menempatkan empati pada tempatnya, menghormati perspektif berbeda. Peserta didik juga menjalankan tanggungjawab pribadi dan fleksibitas secara pribadi, pada tempat kerja, dan hubungan masyarakat, menetapkan dan mencapai standar dan tujuan yang tinggi untuk diri sendiri dan orang lain, memaklumi kerancuan.
Pembelajaran secara berkelompok, kooperatif melatih siswa untuk berkolaborasi dan bekerjasama. Hal ini juga untuk menanamkan kemampuan bersosialisasi dan mengendalikan ego serta emosi. Dengan demikian, melalui kolaborasi akan tercipta kebersamaan, rasa memiliki, tanggung jawab, dan kepedulian antaranggota.
3.    Critical Thinking and Problem Solving
Pada karakter ini, peserta didik berusaha untuk memberikan penalaran yang masuk akal dalam memahami dan membuat pilihan yang rumit, memahami interkoneksi antara sistem. Peserta didik juga menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk berusaha menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya dengan mandiri, peserta didik juga memiliki kemampuan untuk menyusun dan mengungkapkan, menganalisa, dan menyelesaikan masalah. Kegiatan pembelajaran dirancang untuk mewujudkan hal tersebut melalui penerapan pendekatan saintifik (5M), pembelajaran berbasis masalah, penyelesaian masalah, dan pembelajaran berbasis projek.
4.    Creativity and Innovation
Pada karakter ini, peserta didik memiliki kemampuan untuk mengembangkan, melaksanakan, dan menyampaikan gagasan-gagasan baru kepada yang lain, bersikap terbuka dan responsif terhadap perspektif baru dan berbeda. Guru perlu membuka ruang kepada siswa untuk mengembangkan kreativitasnya. Kembangkan budaya apresiasi terhadap sekecil apapun peran atau prestasi siswa. Hal ini bertujuan untuk memotivasi siswa untuk terus meningkatkan prestasinya.
E.  Ciri Guru Abad 21
Menurut Ragwan Alaydrus, S.Psisetidaknya ada 7 Karakteristik Guru Abad 21
  1. Life-long learner, pembelajar seumur hidup. Guru perlu meng-upgrade terus pengetahuannya dengan banyak membaca serta berdiskusi dengan pengajar lain atau bertanya pada para ahli. Tak pernah ada kata puas dengan pengetahuan yang ada, karena zaman terus berubah dan guru wajib up to date agar dapat mendampingi siswa berdasarkan kebutuhan mereka.
  2. Kreatif dan inovatif, siswa yang kreatif lahir dari guru yang kreatif dan inovatif. Guru diharap mampu memanfaatkan variasi sumber belajar untuk menyusun kegiatan di dalam kelas.
  3. Mengoptimalkan teknologi, ialah satu ciri dari model pembelajaran abad 21 adalah blended learning, gabungan antara metode tatap muka tradisional dan penggunaan digital dan online media. Pada pembelajaran abad 21, teknologi bukan sesuatu yang sifatnya additional, bahkan wajib.
  4. Reflektif, guru yang reflektif adalah guru yang mampu menggunakan penilaian hasil belajar untuk meningkatkan kualitas mengajarnya. Guru yang reflektif mengetahui kapan strategi mengajarnya kurang optimal untuk membantu siswa mencapai keberhasilan belajar. Guru yang reflektif mampu mengoreksi pendekatannya agar cocok dengan kebutuhan siswa, bukan malah terus menyalahkan kemampuan siswa dalam menyerap pembelajaran 
  5. Kolaboratif, ini adalah salah satu keunikan pembelajaran abad 21. Guru dapat berkolaborasi dengan siswa dalam pembelajaran. Selalu ada mutual respect dan kehangatan sehingga pembelajaran akan lebih menyenangkan. Selain itu guru juga membangun kolaborasi dengan orang tua melalui komunikasi aktif dalam memantau perkembangan anak.
  6. Menerapkan student centered, ini adalah salah satu kunci dalam pembelajaran kelas kekinian. Dalam hal ini, siswa memiliki peran aktif dalam pembelajaran sehingga guru hanya bertindak sebagai fasilitator.
  7. Menerapkan pendekatan diferensiasi, dalam menerapkan pendekatan ini, guru akan mendesain kelas berdasarkan gaya belajar siswa. pengelompokkan siswa di dalam kelas juga berdasarkan minat serta kemampuannya. Dalam melakukan penilaian guru menerapkan formative assessment dengan menilai siswa secara berkala berdasarkan performanya (tak hanya tes tulis). Tak hanya itu, guru bersama siswa berusaha untuk mengatur kelas agar menjadi lingkungan yang aman dan suportif untuk pembelajaran.

F.   Kompetensi Siswa Pada Abad 21
Berikut kemampuan abad 21 yang harus dimiliki peserta didik, yaitu:
  1. Way of thinking, cara berfikir yaitu beberapa kemampuan berfikir yang harus dikuasai peserta didik untuk menghadapi dunia abad 21. Kemampuan berfikir tersebut diantaranya: kreatif, berfikir kritis, pemecahan masalah, pengambilan keputusan dan pembelajar.
  2. Ways of working, kemampuan bagaimana mereka harus bekerja. Dengan dunia yang global dan dunia digital. beberapa kemampuan yang harus dikuasai peserta didik adalah communication and collaboration.  Generasi abad 21 harus mampu berkomunikasi dengan baik, dengan menggunakan berbagai metode dan strategi komunikasi. Juga harus mampu berkolaborasi dan bekerja sama dengan individu maupun komunitas dan jaringan. Jaringan komunikasi dan kerjasama ini memamfaatkan berbagai cara, metode dan strategi berbasis ICT. Bagaimana seseorang harus mampu bekerja secara bersama dengan kemampuan yang berbeda-beda.
  3. Tools for working, seseorang harus memiliki dan menguasai alat untuk bekerja. Penguasaan terhadap Information and communications technology (ICT) and information literacy merupakan sebuah keharusan. Tanpa ICT dan sumber informasi yang berbasis segala sumber akan sulit seseorang mengembangkan pekerjaannya.
  4. Skills for living in the world, kemampuan untuk menjalani kehidupan di abad 21, yaitu: Citizenship, life and career, and personal and social responsibility. Bagaimana peserta didik harus hidup sebagai warga negara, kehidupan dan karir, dan tanggung jawab pribadi dan sosial.
Permasalahan yang timbul :

Apakah kurikulum akan terus dikembangkan disaat kurikulum yang sudah diterapkan pemerintah belum merata diterapkan di seluruh sekolah yang ada? Bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk memeratakan kurikulum yang terus diperbaharui?
Bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk membuat guru siap menjalankan tuntutan kurikulum yang terus dilakukan pembaharuan?
Bagaimana seorang pendidik mendesain pembelajaran yang akan menghantarkan peserta didik memenuhi kebutuhan abad 21?

32 komentar:

  1. Rini coba jawab permasalahan abang, menurut rini kurikulum selalu berubah sesuai dengan tuntutan zaman. guru adalah orang yang mengimplementasikan kurikulum dalam satuan pendidikan. setiap pergantian kurikulum, maka guru dan pihak-pihak terkaitlah yang harus paling siap. hakikat kurikulum itu ada pada guru, jika guru tidak bisa mendalami kurikulum yang berlaku maka tujuan pendidikan yang diinginkan tidak akan tercapai begitu juga sebaliknya. Kurikulum memang harus berubah, namun indonesia butuh life skill agar kita siap menghadapi perubahan, seorang guru seharusnya menerapkan metode pengajaran yang menyemangati bukan menghukum. perubahan memang harus dilakukan meskipun itu berarti keluar dari zona nyaman yang sudah ditempati selama ini.

    upaya yang dapat dilakukan yaitu bisa diadakannya diklat ataupun sosialisasi (penataran) mengenai kurikulum pada guru-guru. saat ini yang dibutuhkan adalah peran nyata, untuk terus melakukan sosialisasi kurikulum 2013 agar para guru benar-benar siap mengimplementasikannya. sosialisasi kurikulum harus sampai pada guru-guru tdak dibeda-bedakan artinya bahwa kurikulum baru bisa berjalan jika sudah dilakukan sosialisasi secara efektif.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimaksih atas pendapatnya saudari rini,

      Hapus
    2. Tetapi, dari pernyataan yang saudari berikan ada beberapa hal yang ingin saya tanyakn kembali,

      Hapus
    3. Pertama, saudari menyinggung mengenai hakikat kurikulum, sebenernya apa sih hakikat kurikulum itu, tolong berikan gambarnnya mengenai hakikat kurikulum in?

      Hapus
    4. Pertama, saudari menyinggung mengenai hakikat kurikulum, sebenernya apa sih hakikat kurikulum itu, tolong berikan sedikit gambarn mengenai hakikat kurikulum ini?

      Hapus
    5. Kedua, apakah hakikat kurikulum ini hanya ada pada guru? Mohon berikan pendapatnya terimakasih

      Hapus
  2. Saya akan menjawab permasalahan nomor 1, menurut saya kurikulum haruslah terus berkembang mengikuti perkembangan zaman dan IPTEK karena apabila kurikulum tidak berkembang tentu kualitas pendidikan di Indonesia tidak mengalami peningkatan dan akan jauh tertinggal dengan negara lain di dunia.
    Dalam pemerataan penerapan kurikulum tentu sebelum kulikulum itu sendiri diterapkan pemerintah tentu telah merencana cara dan menetukan target agar kurikulum tersebut dapat diterapkan diseluruh sekolah di indonesia. Cara untuk memeratakan penerapan kurikulum tersebut sendiri saya sependapat dengan rini alfiah bahwa dapat di lakukan dengan diklat, solsialisasi ataupun sejenisnya kepada guru.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih atas pendapat yg diberikan,

      Hapus
    2. Tetapi jika kita lihat sekarang dengan penerapan k13 ini, apah menurut saudari sudah bisa dikatakan merata?

      Hapus
  3. saya akan menjawab pertanyaan 3, Bagaimana seorang pendidik mendesain pembelajaran yang akan menghantarkan peserta didik memenuhi kebutuhan abad 21?.
    cara pendidik mendesain pembelajaran harus berlandaskan KI/KD dalam mata pelajaran, kemudian telaah silabus dan materi yang akan diajarkan dan manfaatkan IPTEK dalam menyajikan materi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jadi maksud saudari tri, seorang pendidik dalam mendesain pembelajaran juga harus memperhatikan karakter materi dan siswa untuk membuat agar KI/KD dalam kurikulum ini dapat tercapai dalam memenuhi tuntutan kurikulum?

      Hapus
  4. saya akan mencoba menjawab pertanyaan no. 2 Bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk membuat guru siap menjalankan tuntutan kurikulum yang terus dilakukan pembaharuan?
    upaya yang dapat dan sedang dilakukan pemerintah yakni dengan mengadakan pendidikan, pelatihan serta sosialisasi bagi guru sehingga guru memiliki pengetahuan mengenai kurikulum dan pembaruan-pembaruanya.
    selanjutnya ditingkat sekolah, bisa dengan mengadakan supervisi, misalnya kepala sekolah menjadi supervisor bagi guru untuk menilai bagaimana cara guru mengajar dan menerapkan kurikulum dalam kegiatan belajar.
    selain itu guru juga dapat membaca atau mencari referensi belajar lainnya yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku saat ini, misalnya dengan mencari tahu cara mengajar di luar negeri dan mencoba menyesuaikannya dengan situasi dan kondisi siswa, fasilitas dan capaian yang ingin dicapai dalam kegiatan belajar sesuai dengan KI dan KD pada kurikulum yang berlaku saat ini. dan masih banyak upaya lainnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya sependapat dengan saudari tentang "mengadakan pendidikan, pelatihan serta sosialisasi bagi guru sehingga guru memiliki pengetahuan mengenai kurikulum dan pembaruan-pembaruanya.
      selanjutnya ditingkat sekolah, bisa dengan mengadakan supervisi, misalnya kepala sekolah menjadi supervisor bagi guru untuk menilai bagaimana cara guru mengajar dan menerapkan kurikulum dalam kegiatan belajar".

      Hapus
  5. Dian setuju dengan rini dan syafira bahwa kurikulum terus mengalami perbaharuan seiring perkembangan zaman juga dan juga kemajuan teknologi sekarang.kurikulum itu merupakan suatu program pendidikan atau pedoman satuan pendidikan jadi kurikulum harus merata dan untuk memperkenalkan kurikulum baru dengan mengadakan pelatihan atau sosialisasi mengenai kurikulum yang akan di pakai nantinya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimaksih atas komentar yang diberikan,

      Hapus
    2. Tetapi bagaimana pendapt saudari tentang kurikulum yang d terapkan belum benar-benar tuntas atau terlaksana dngan baik d sluruh wilayah, sudah dilakukan kembali penerapn kurikulum yang baru?

      Hapus
  6. Pada dasarnya pertanyaan pertama dan kedua memiliki kaitan yang sangat erat dimana upaya pemerataan pemahaman pelaksanaan kurikulum yang berlaku juga merupakan upaya untuk memaksimalkan kompetensi guru dalam melaksanakan tugas pokoknya. Apabila hal ini berlangsung kontinyu dan terpenuhi dengan baik, secara tidak langsung menimbulkan efek berkembangnya kurikulum 2013 dengan baik. Beberapa bentuk Upaya memaksimalkan kompetensi dasar guru seperti : melaksanakan bimtek , workshop, IHT dan lain sebagainya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih atas pendapat yg diberikan.

      Hapus
    2. Saya sependapat dengan pernyataan kak nelly yg mengatakan "Beberapa bentuk Upaya memaksimalkan kompetensi dasar guru seperti : melaksanakan bimtek , workshop, IHT dan lain sebagainya".

      Hapus
  7. Benar pendapat kak nelly yang menyebutkan pertanyaan pertama dan kedua berkaitan. Upaya yang dilakukan untuk memaksimalkan kompetensi dasar guru ialah melaksanakan bimtek , workshop, IHT dan lain sebagainya. Dan sebelum dilakukan pelatihan yang disebutkan, perlu juga didatangkan pengawas dari dinas pendidikan untuk bisa memahami apa kendala yang terjadi dilapangan agar bisa diberikan solusi yang tepat guna.

    Untuk pertanyaan ketiga, upaya yang dilakukan pendidik untuk mendesain pembelajaran yang akan menghantarkan peserta didik memenuhi kebutuhan abad 21 yaitu seperti yang disebutkan oleh tri dengan menelaah Komptensi Inti dan Kompetensi Dasar lalu dituangkan kedalam RPP dan RPP lah yang berperan penting untuk menggantarkan peserta didik menerapkan kompetensi abad 21 seperti 4C dan HOTS dan bisa dari bentuk soal yang dibuat guru. Lalu untuk program literasi kepala sekolah bisa membentuk program tsb seperti di SMAN 1 kota Jambi, kepala sekolah menerapkan kebijakan bahwa saat upacara ada beberapa kelas yang dijadwalkan sebagaian untuk upacara dan sebagian difokuskan mengikuti program literasi (membaca) diperpustakaan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih atas pendapat yg diberikan.

      Hapus
    2. Dari pernyataan saudari, ada hal baru yang saya peroleh yaitu "program literasi (membaca) diperpustakaan", tetapi inikan wajar, karna sekolah ini terletak dikota dengan fasilitas perpustakaan yang memadai, bagaimana dengan sekolah yang baru atau sekolah yang akan infra strukturpun seperti jalanpun masih susah?

      Hapus
  8. saya akan mencoba menjawab pertanyaan pertama dimana kurikulum akan terus berkembang mengikuti perkembangan zaman karna sifat dari kurikulum itu sendiri harus "up to date". pada pelaksanaannya memang belumlah merata, namun pemerintah juga memiliki acuan penilaian berhasil atau tidaknya kurikulum. upaya yang bisa kita lakukan supaya kurikulum ini dapat diratakan ke berbagai wilayah ialah semua komponen harus terlibat aktif untuk menjalankan kurikulum baik itu, kemendikbud, guru, orang tua, dan siswa harus ikut menjalankan kurikulum.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih atas pendapat yg diberikan

      Hapus
    2. Saya sependapat dengan saudari tentang "upaya yang bisa kita lakukan supaya kurikulum ini dapat diratakan ke berbagai wilayah ialah semua komponen harus terlibat aktif untuk menjalankan kurikulum baik itu, kemendikbud, guru, orang tua, dan siswa harus ikut menjalankan kurikulum".

      Hapus
  9. Saya akan mencoba menjawab permasalahan pertama dan kedua,
    Kurikulum pasti akan selalu berkembang sesuai dengan perkembangan zaman, bukan soal sudah merata atau belum,namun disetiap penerapan kurikulum jika ada yg baru pasti akan diterapkan terlebih dahulu baik lambat atau cepat penerapannya yang pasti akan merata, jika ada kurikulum baru maka secar bertahap juga harus diterapkan secara merata secara perlahan.
    Adapun upaya untuk pemerataan walaupun lampat tapi pasti adalah salah satunya dengan cara mensosialisasikannya, begitupun dengan upaya membuat guru siap menjalankan tuntutan kurikulum yaitu dengan adanya workhsop atau pelatihan dan sosialisasi.

    BalasHapus
  10. kurikulum akan terus berkembang mengikuti perkembangan zaman karna sifat dari kurikulum itu sendiri harus "up to date". pada pelaksanaannya memang belumlah merata, namun pemerintah juga memiliki acuan penilaian berhasil atau tidaknya kurikulum. upaya yang bisa kita lakukan supaya kurikulum ini dapat diratakan ke berbagai wilayah ialah semua komponen harus terlibat aktif untuk menjalankan kurikulum baik itu, kemendikbud, guru, orang tua, dan siswa harus ikut menjalankan kurikulum.

    BalasHapus
  11. Guru-guru lebih senang mengikuti jejak-jejak yang lama secara rutin. Ada kalanya karena cara yang demikianlah yang paling mudah dilakukan. Mengadakan pembaharuan memerlukan pemikiran dan tenaga yang lebih banyak. Tak semua orang suka bekerja lebih banyak daripada yang diperlukan. Akan tetapi ada pula kalanya, bahwa guru-guru tidak mendapat kesempatan atau wewenang untuk mengadakan perubahan karena peraturan-peraturan administratif. Guru itu hanya diharapkan mengikuti instruksi atasan.
    Pembaharuan kurikulum kadang-kadang terikat pada tokoh yang mencetuskannya. Dengan meninggalnya tokoh itu lenyap pula pembaharuan yang telah dimulainya itu. Dalam pembaharuan kurikulum ternyata bahwa mencetuskan ide-ide baru lebih “mudah” daripada menerapkannya dalam praktik. Dan sekalipun telah dilaksanakan sebagai percobaan, masih banyak mengalami rintangan dalam penyebarluasannya, oleh sebab harus melibatkan banyak orang dan mungkin memerlukan perubahan struktur organisasi dan administrasi sistem pendidikan.

    BalasHapus
  12. guru diindonesia umunya senang dengan hal-hal yang dikerjkan secara rutin, jarang yang mau membuat suatu inovasi dan gebrakan baru, Mengadakan pembaharuan memerlukan pemikiran dan tenaga yang lebih banyak. Tak semua orang suka bekerja lebih banyak daripada yang diperlukan. Akan tetapi ada pula kalanya, bahwa guru-guru tidak mendapat kesempatan atau wewenang untuk mengadakan perubahan karena peraturan-peraturan administratif. Guru itu hanya diharapkan mengikuti instruksi atasan.kurikulum yang sering berubah terkadang menyebabkan kebingungan dalam menerapkan nya. namun hal ini harus diterapkan.
    pemerintah terus berupaya dengan mengadakan pendidikan, pelatihan serta sosialisasi bagi guru sehingga guru memiliki pengetahuan mengenai kurikulum dan pembaruan-pembaruanya.
    selanjutnya ditingkat sekolah, bisa dengan mengadakan supervisi, misalnya kepala sekolah menjadi supervisor bagi guru untuk menilai bagaimana cara guru mengajar dan menerapkan kurikulum dalam kegiatan belajar.

    BalasHapus
  13. Hakikat kurikulum itu ada pada guru, jika guru tidak bisa mendalami kurikulum yang berlaku maka tujuan pendidikan yang diinginkan tidak akan tercapai begitu juga sebaliknya. Kurikulum memang harus berubah, namun indonesia butuh life skill agar kita siap menghadapi perubahan, seorang guru seharusnya menerapkan metode pengajaran yang menyemangati bukan menghukum. perubahan memang harus dilakukan meskipun itu berarti keluar dari zona nyaman yang sudah ditempati selama ini.upaya yang dapat dilakukan yaitu bisa diadakannya diklat ataupun sosialisasi (penataran) mengenai kurikulum pada guru-guru. saat ini yang dibutuhkan adalah peran nyata, untuk terus melakukan sosialisasi kurikulum 2013 agar para guru benar-benar siap mengimplementasikannya. sosialisasi kurikulum harus sampai pada guru-guru tdak dibeda-bedakan artinya bahwa kurikulum baru bisa berjalan jika sudah dilakukan sosialisasi secara efektif.

    BalasHapus

Materi 7. Penyusunan Rubrik Penilaian Kreativitas (Berpikir Kreatif) dalam Kimia

Definisi Kreativitas Kreativitas adalah suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang baru, apakah suatu gagasan atau suatu objek dalam su...