Kamis, 30 Agustus 2018

Materi 2. Komponen - Komponen Kurikulum


Kurikulum merupakan suatu sistem yang memiliki komponen-komponen tertentu. Sebagai suatu sistem komponen harus saling berkaitan satu sama lain. Pengembangan kurikulum merupakan proses yang tidak pernah berakhir. Proses tersebut meliputi perencanaan, implementasi, dan evaluasi.


Bagan diatas ini menggambarkan bahwa system kurikulum terbentuk oleh 4 komponen yaitu, komponen tujuan, isi kurikulum, metode atau strategi, pencapaian tujuan dan komponen evaluasi. Sebagai suatu system, setiap komponen harus saling berkaitan satu sama lain.
1.    Komponen Tujuan
Komponen  tujuaberhubungan dengaaraatau hasil  yandiharapkan. Dalam sekala macro rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya dengan filsafat atau system nilai yang dianut masyarakat. Bahkan, rumusan tujuan menggambarkan suatu masyarakat yang dicita-citakan. Tujuan pendidikan memiliki klasifikasi, dari mulai tujuan yang sangat umum sampai tujuan khusus yang bersifat spesifik dan dapat diukur, yang kemudian dinamakan kompetensi. Tujuan pendidikan diklasifikasikan menjadi 4, yaitu :
  1. Tujuan Pendidikan Nasional (TPN) adalah tujuan yang bersifat paling umum dan merupakan  sasaran  yang  harus  dijadikan pedoman  oleh  setiap  usaha pendidikan. Tujuan pendidikan umum biasanya dirumuskan dalam bentuk perilaku yang ideal sesuai dengan pandangan hidup dan filsafat suatu bangsa yang dirumuskan oleh pemerintah dalam bentuk undan-undang. Secara jelas tujuan pendidikan nasional yang bersumber dari system nilai pancasila  dirumuskan  dalam UU  No.  20  Tahun  2003  Pasal  3, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan bentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehudupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
  2. Tujuan Institusional (TI) adalah tujuan yang harus dicapai oleh setip lembaga pendidikan. Tujuan institusional merupan tujuan antara untuk mencapai tujuan umum yang dirumuskan dalam bentuk kompetensi lulusan setiap jenjang pendidikan, misalnya standar kompetensi pendidikan dasar, menengah, kejuruan, dan jejnjang pendidikan tinggi.
  3. Tujuan Kurikuler   (TK) adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang setudi atau mata pelajaran. Tujuan kurikuler juga pada dasarnya merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan lembaga pendidikan. Dengan demikian, setiap tujuan kurikuler harus dpat mendukung dan diarahkan untuk mencapai tujuan institusional.
  4. Tujuan Pembelajaran (TP) yang merupakn bagian dari tujuan kurikuler, dapat didefinisikan sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh anak didik setelah mereka mempelajari bahasan tertentu dalam bidang studi tertentu dalam satu kali pertemuan. Karena hanya guru yang memahami kondisi lapangan, termasuk memahami karakteristik siswa yang akan melakukan pembelajaran disuatu sekolah, maka menjabarkan tujuan pembelajaran adalah tugas guru.

Bentuk perilaku sebagai tujuan yang harus dirumuskan dapat digolongkan kedalam 3 klasifikasi atau 3 domain ( bidang ), yaitu domain kognitif, afektif dan psikomotor.
a. Domain kognitif
Domain Kognitif adalah tujuan pendidikan yang berhubungan dengan kemampuan intelektual atau kemampuan berfikir seperti kemampuan mengingat dan kemampuan memecahkan masalah. Domain kognitif menurut Bloom terdiri dari 6 tingkatan yaitu :
  • Knowledge (Pengetahuan) adalah kemampuan mengingat dan kemampuan mengungkapkan kembali informasi yang sudah dipelajarinya.
  • Comprehension (pemahaman) adalah kemampuan memahami suati objek atau subjek pembelajaran.
  • Application (penerapan) adalah kemampuan untuk menggunakan konsep, prinsip, prosedur pada situasi tertentu.
  • Analysis adalah kemampuan menguraikan atau memecahkan suatu bahan pelajaran ke dalam bagian-bagian atau unsur-unsur serta hubungan antar bagian.
  • Synthesis adalah kemampuan untuk menghimpun bagian-bagian kedalam suatu keseluruhan yang bermakna
  • Evaluation adalah kemampuan membuat penilaian terhadap sesuatu berdasarkan maksud atau kriteria tertentu.

b. Domain afektif
Domain afektif berkenaan dengan sikap, nilai-nilai, dan apresiasi. Domain ini merupakan bidang tujuan pendidikan kelanjutan dari domain kognitif. Artinya, seseorang hanya akan memiliki sikap tertentu terhadap   suatu objek manakala telah memiliki kemampuan kognitif tingkat tinggi.
  • Penerimaan adalah sikap kesadaran atau kepekaan seseorang terhadap gejala, kondisi, keadaan atau suatu masalah
  • Merespon ditunjukkan oleh kemampuan untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan tertentu seperti kemauan untuk menyelesaikan tugas tepat waktu, kemauan untuk mengikuti diskusi, kemauan untuk membantu orang lain
  • Menghargai kemauan untuk memberi penilaian atau kepercayaan kepada gelaja atau suatu objek tertentu
  • Mengorganisasi berkenaan dengan pengembangan nilai ke dalam sistem organisasi tertentu, termasuk hubungan antar nilai dan tingkat prioritas nilai-nilai tersebut
  • Karakteristik nilai mengadakan sintesis dan internalisasi sistem nilai dengan pengkajian secara mendalam, sehingga nilai-nilai yang dibangunnya dijadikan sebagai falsafah hidup serta dijadikan pedoman dalam berperilaku.

c. Domain psikomotor
Domain psikomotor adalah tujuan yang berhubungan dengan kemampuan keterampilan atau skill seseorang. Ada tujuh tingkatan yang termasuk kedalam domain ini :
  • Perception (persepsi), kemampuan seseorang dalam memandang sesuatu yang dipermasalahkan.
  • Set (kesiapan), kesediaan seseorang untuk melatih diri tentang keterampilan tertentu yang direfleksikan dengan perilaku khusus
  • Imitation (meniru), kemampuan seseorang dalam mempraktekkan gerakan-gerakan tertentu tanpa harus melihat contoh.
  • Adaption (menyesuaikan), kemampuan sudah disesuaikan dengan keadaan dan kondisis tertentu.
  • Organization (menciptakan) tergambar dari kemampuannya mengahasilkan sesuatu yang baru.


2.    Komponen Isi /Materi Pelajaran
Isi kurikulum merupakan komponen yang berhubungan dengan pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa. Isi kurikulum itu menyangkut semua aspek baik yang berhubungan dengan pengetahuan atau mteri pelajaran yang biasanya tergambarkan pada isi setiap mata pelajaran yang diberikan maupun aktivitas dan kegiatan siswa. Baik materi maupun aktivitas itu seluruhnya diarahkan untuk mencapai tujuan yang ditentukan.
3.    Komponen Metode/Strategi
Strategi dan metode merupakan komponenketiga dalam pengembangan kurikulumKomponen  in merupakan   komponen   yang memiliki  peran yang sangat penting, sebab berhubungan dengan implementasi kurikulum. Begitu pula dengan pendapat T. Rakjoni yang mengartikan strategi pembelajaran sebagai urutan umum perbuatan guru-siswa dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditentukanDari dua pengertian diatas ada dua hal yang perlu diamati, yaitu:
  • Pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan ( rangkaian tindakan ) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan sebagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran.
  • Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu.

Metode  adalah  upaya  untumengimplementasikan  rencana  yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode juga digunakan untuk merealisasikan strategiyang telah ditetapkan. Dalam satu strategi pembelajaran digunakan beberapa metode. Strategi berbeda dengan metode. Strategi menunjuk pada a plan of operation  achieving  something,  sedangkan   metode  adalah  a  way  in achieving something.
Istilalain yang juga memiliki kemiripadengan strategi adalapendekatan (approach). Se-benarnya pendekatan berbeda dengan strategmaupumetodePendekatadapadiartikan sebagai titik  tolak  atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran.
Roy Killer (1998), ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu
  • Pendekatan yang berpusat pada gur( tescher centered approaches )
  • Pendekatan yang berpusat pada sisw( student centered approach )

Rowntree (1974), straregi pembelajaran dibagi atas:
  • Strategi Exposition dan Strategi Discovery Learning
  • Strategi Groups dan Individual Learning

4.    Kompnen Evaluasi
Tujuan evaluasi yang komprehensif dapat ditinjau dari tiga dimensi, yakni diemnsi I (formatif-sumatif), dimensi II (proses-produk) dan dimensi III ( operasi keseluruhan proses kurikulum atau hasil belajar siswa). Oleh sebab itu ketiga dimensi ini masing-masing mempunyai dua komponen, maka keseluruhan evaluasi terdiri dari enam komponen yang bertkaitan satu sama lainnya.
a)  Dimensi I
  • Formatif : Evaluasi dilakukan sepanjang pelaksanaan kurikulum. Data dikumpilkan dan dianalisis untuk menemukan masalah serta mengadakan perbaikan sedini mungkin.
  • Sumati : Proses evaluasi dilakukan pada akhir jangka waktu tertentu, misalnya pada akhir semester, tahun pelajaran atau setelah lima tahun untuk mengetahui evektifitas kurikulum dengan menggunakan semua data yang dikumpulkan selama pelaksanaan dan akhir proses implementasi kurikulum.

b)  Dimensi II
  • Proses yang dievaluasi ialah metode dan proses dalam pelaksanaan kurikulum. Tujuannya ialah   untuk mengetahui metode dan proses yang digunakan dalam implementasi kurikulum. Metode apakah yang digunakan?  Apakah  tepat  penggunaannya? Apakah  berhasibaik  atau tidak? Kesulitan apa yang dihadapi?
  • Produk yang dievaluasi ialah hasil-hasil yang nyata, yang dapat dilihat dari silabus, satuan pelajaran dan alat-alat pelajaran yang dihasilkan oleh guru dan hasil-hasil siswa berupa hasil test, karangan, termasuk tesis, makalah, dan sebagainya.

c)  Dimensi III
  • Operasi : disini dievaluasi keseluruhan proses pengembangan kurikulum termasuk perencanaan, disain, implementasi, administrasi, pengawasan, pemantauan dan penilaiannya. Juga biaya, staf pengajar, penerimaan siswa, pendeknya seluruh operasi lembaga pendidikan itu.
  • Hasil belajar siswa : disini yang dievaluasi ialah hasil belajar siswa berkenaan dengan kurikulum yang harus dicapai, dinilai berdasarkan standar yang telah ditentukan dengan mempertimbangkan determinan kurikulum, misi lembaga pendidikan serta tuntutan dari pihak konsumen luar.


Evaluasi merupakan komponen untuk melihat efektifitas pencapaian tujuan. Fungsi evaluasi menurut Scriven (1967) adalah evaluasi sebagai fingsi sumatif dan evaluasi sebagai fungsi formatif. Evaluasi sebagai alat untuk meliahat keberhasilan pencpaian tujuan.

Permasalahan yang timbul :

  1. Apa peran orang tua siswa dalam membantu tercapainya tujuan dari suatu kurikulum yang diterapkan oleh pemerintah khususnya K13?
  2. Bagaimana pendapat saudara/i tentang alat yang digunakan untuk mengukuran tingakat pengetahuan dan keterampilan siswa di tempat yang berbeda dengan fasilitas yang tentunya berbeda (Desa-Kota) yang menerapkan kurikulum yang sama? Apakah alat yang digunakan (berupa tes) untuk mengukurnya sama?
  3. Bagaimana cara seorang pendidik dalam mendesain pembelajaran agar seluruh siswa dalam kelas dapat aktif (Creativity and Innovation, Critical Thinking and Problem Solving, Collaboration serta Communication) selama proses pembelajaran untuk mencapai tujuan kurikulum (Implementasi pembelajaran abad 21)?


"Jawaban, Kritik dan Saran yang membangun sangat dibutuhkan demi Kebaikan kita bersama" 

24 komentar:

  1. Saya akan mencoba menanggapi permasalah yg ke 2, untuk mengukur tingkat pengetahuan dan keterampilan siswa (desa dan kota) bisa disamakan yang penting alat ukut yang digunakan falid dapat mengukur apa yang ingin kita ukur, walaupun hasil pengukuran antara sekolah di desa dan dikota nanti hasilnya berbeda.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jika alat ukurnya disamakan apakah itu efektif? karna proses pembelajaran yang terjadi dan tingkat perkembangan peserta didik itu berbeda antara desa dan kota!

      Hapus
  2. menjawab permasalahan pertama, Kurikulum 2013 menyajikan materi pelajaran yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan anak sehari-hari karena dalam pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik (scientific approach) sehingga pelajaran yang sudah di peroleh di sekolah akan berhasil jika bisa diterapkan di rumah dengan bimbingan orang tua. Contoh hal kecil yang merupakan penerapan dari Kurikulum 2013 yang dapat dilakukan di rumah bisa waktu sarapan anak diminta mengambilkan beberapa sendok, garpu, dan piring sejumlah angka yang orang tua perintahkan. Selain belajar berhitung anak dibiasakan melakukan hal yang positif seperti mengucapkan salam, terima kasih, dan minta maaf ketika melakukan salah. Di waktu senggang orang tua bisa menemani anak bermain yang dapat mengembangkan kreativitas anak. Masih banyak lagi contoh yang lain yang bisa dilakukan orang tua di rumah. Dari beberapa hal kecil tersebut sudah bisa tercapai tujuan Kurikulum 2013 baik secara kognitif, afektif, dan psikomotor .

    BalasHapus
    Balasan
    1. jadi maksud saudari hal-hal yang dilakukan orang tua tersebut diatas merupakan tindakan yang dapat membantu ketercapaian tujuan dari kurikulum?

      Hapus
    2. iya menurut saya begitu bang, karna tercapainya tujuan kurikulum bisa dari hal yang kecil dalam keseharian.

      Hapus
    3. saya juga sependapat dengan saudari rini bahwa "tercapainya tujuan kurikulum bisa dari hal yang kecil dalam keseharian". jika komunikasi antara orang tua dan siswa terjalin dengan baik dengan demikian orang tua juga berperan dalam keterlaksanaan kurikulum, dapat berupa motivasi dan materiil bagi siswa. trimakasih juga telah memberikan contok interaksi orang tua dan anak dirumah sebagai bentuk membelajrkan anak tidak hanya disekolah.

      Hapus
    4. betul sekali, karena suksesnya pembentukan karakter dan pendidikan seorang anak adalah merupakan kerjasama antara pendidik, orang tua dan peserta didik itu sendiri. Apabila salah satunya tidak berperan dengan baik maka akan terjadi ketimpangan sehingga proses pendidikan tidak terlaksana dengan baik. sebagai contoh, jika peserta didik sudah berperan dengan maksimal, dan pendidik juga telah melaksanakan tugasnya secara profesional namun tanpa dukungan penuh pihak orang tua, maka hasil yang diharapkan tidak tercapai dengan maksimal. begitupun sebaliknya..

      Hapus
    5. Saya sependapat dengan teman-teman bahwa Kurikulum 2013 menyajikan materi pelajaran yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan anak sehari-hari karena dalam pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik (scientific approach) sehingga pelajaran yang sudah di peroleh di sekolah akan berhasil jika bisa diterapkan di rumah dengan bimbingan orang tua.

      Hapus
  3. saya akan menjawab pertanyaan sugeng yg no 1, orang tua perannya dalam mencapai tujuan penerapan k13 yakni sebagai supporter moriil dan materiil bagi siswa, selain itu orang tua juga bisa menjadi motivasi siswa dalam belajar (orang tua sebagai contoh/ action figure)

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih kak atas penjelasan yang telah diberikan, saya juga berpikir tentang hal yang sama, tidak sedikit anak putus sekolah karna kurangnya dukungan moriil dan materil dari orang tuanya, dan banyak juga anak yang terus bangkit untuk mengejar cita-citanya melalui beasiswa dan sebagainya, motivasi yang membangun pola pikir anak agar terus berpikir maju dan berkembang sehingga melahirkan siswa-siswi yang kreatif dan kritis ini harus kita lakukan terus menerus.

      Hapus
  4. Saya akan menjawab pertanyaan nomor tiga, cara seorang pendidik dalam mendesain pembelajaran agar seluruh siswa dalam kelas dapat aktif (Creativity and Innovation, Critical Thinking and Problem Solving, Collaboration serta Communication) selama proses pembelajaran untuk mencapai tujuan kurikulum (Implementasi pembelajaran abad 21). Tentunya guru harus melihat dari sisi psikologis siswa, lingkungan belajar, sarana dan prasarana sekolah tempat siswa belajar terlebih dahulu. Dalam menerapkan 4C tentu mengarah kepada taksonomi bloom tingkat C4(analisis), maka guru pun sebaiknya mengimplementasikan ranah C4 tersebut ke dalam RPP dan disandingkan dengan model pembelajaran apa yang dapat menimbulkan 4C tersebut (tentunya disesuaikan dengan tujuan kurikulum yang ingin dicapai) sehingga nanti akan terbentuklah cara belajar aktif 4c tersebut

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih atas masukannya dari rifany, tetapi jika guru melihat dari sisi psikologis siswa (karakteristik siswa) sudah mendapatkan gambaran, lingkungan belajar sederhana, sarana dan prasarana sekolah tempat siswa belajar masih belum memadai, apakah seorang pendidik tidak bisa menciptakan siswa yang mempunyai keterampilan 4C ini?

      Hapus
    2. Saya setuju dengan kk fanny. Dgn menerapkan karakter 4C susuai dengan tunututan pembelajaran abad 21 skrng ini. Guru juga bisa lebih memanfaatkan pembelajaran berbasis teknologi agar siswa mampu belajar mandiri. Tidak lagi melalui sumber hanya dari guru saja. Dalam penerapan nya juga guru bisa menggunakan strategi dan model pembelajaran yang berbasis masalah dalam kehidupan sehari-hari siswa. Agar siswa belajar tidak mengambang atau bersifat abstrak.
      Membawa siswa brlajar sambil melakukan bisa meningkatkan keterampilan siswa itu sendiri. Bisa meningkatkan pemikirian siswa dalam memecahkan suatu masalah yg iya temukan sendiri. Tidak lupa peran guru disini sebagai motivator atau pendukung agar siswa terarah dalam brlajar.

      Hapus
  5. pastinya sangat berperan. dimana orang tua dituntut untuk dapat membantu siswa membentuk sikap dan prilaku anak di rumah, melatih kecakapan anak dan semua kemampuan yang dibutuhkan anak. orang tua harus tau apa-apa saja kebutuhan sang anak yang juga sesuai dengan k13.
    untuk pertanyaan kedua,, alat ukur nya bisa sama dan berbeda tetapi disesuaikan dengan keterampilan atau kecakapan apa yang diukur. karna jika misal saja anda ingin mengukur keterampilan siswa dalam kreativitas, sangat tidak efektif jika anda menggunakan tes tertulis pilihan ganda dalam mengukur keterampilan tsb.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimaksih atas tanggapannya, berkenaan dengan alat ukur yang digunakan untuk mengevaluasi disini tidak seperti yang saudari paparkan "mengukur keterampilan siswa dalam kreativitas, sangat tidak efektif jika anda menggunakan tes tertulis pilihan ganda dalam mengukur keterampilan tsb". inikan memng tidak sejalan dengan penggunaannya.
      contoh dari yang saya maksudkan ini dikota dilakukan evaluasi menggunakan alat berupa soal pilihan ganda, di desa juga dilakukan evaluasi dengan soal yang sama, apakah ini efektif sedangkan kita tahu proses pembelajarannya sangat berbeda?

      Hapus
  6. terlebih dahulu guru harus merancang kegiatan pembelajaran. disinilah guru harus bisa menyesuaikan metode,strategi, model apa yang digunakan pada saat pembelajaran yang bersifat teoritis/eksperimen.

    BalasHapus
  7. Peran org tua dalam keterlaksanaan k13 yaitu bisa berupa menfasilitasi dan memotivasi peserta didik di luar lingkungan sekolah, seperti memberikan fasilitas internet agar anak bisa byk mencari informasi terkait pembelajaran, memberikan motivasi agar siswa bersemangat dalam belajar dan juga mengayomi dan membimbing segaimana mestinya tugas org tua di kegidupan sehari -hari anak

    BalasHapus
    Balasan
    1. sependapat dengan wiwid bahwa Peran org tua dalam keterlaksanaan k13 yaitu bisa berupa menfasilitasi dan memotivasi peserta didik di luar lingkungan sekolah, seperti memberikan fasilitas internet agar anak bisa byk mencari informasi terkait pembelajaran, memberikan motivasi agar siswa bersemangat dalam belajar dan juga mengayomi dan membimbing segaimana mestinya tugas org tua di kehidupan anak dalam sehari -harinya

      Hapus
  8. saya akan menjawab pertanyaan ke 2 yaitu Bagaimana pendapat saudara/i tentang alat yang digunakan untuk mengukuran tingakat pengetahuan dan keterampilan siswa di tempat yang berbeda dengan fasilitas yang tentunya berbeda (Desa-Kota) yang menerapkan kurikulum yang sama? Apakah alat yang digunakan (berupa tes) untuk mengukurnya sama
    menurut saya bentuk tes itu tergantung gurunya, karena tes itu sendiri berfungsi untuk mengukur apa yang hendak diukur dalam suatu pelajaran. kalau mau lihat isi otak anak berarti pakai tes tertulis contoh untuk menilai kreatif seorang anak kita bisa menggunakan tes esai yang kita buat dengan melhat indokator berpikir kreatif dan indikator ketercapaian materi

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih atas jawaban yang diberikan, saya sependapat dengan saudari tri "bentuk tes itu tergantung gurunya, karena tes itu sendiri berfungsi untuk mengukur apa yang hendak diukur dalam suatu pelajaran. kalau mau lihat isi otak anak berarti pakai tes tertulis contoh untuk menilai kreatif seorang anak kita bisa menggunakan tes esai yang kita buat dengan melhat indokator berpikir kreatif dan indikator ketercapaian materi", selanjutnya bagaimana pendapat saudari tentang dilaksanaknnya UN, sedangkan kita tahu proses pembelajaran yang terjadi di setiap sekolah itu berbeda?

      Hapus
  9. Saya akan mencoba menjawab permasalahan yang pertama,
    Peran aktif orang tua sangat diperlukan bagi keberhasilan anak-anak di sekolah.
    Adapun caranya menurut Salwinsyah 2012 yaitu dengan mengontrol waktu belajar anak dirumah untuk mengulang pelajaran, memeriksa nilai sisea, memantau perkembanhan sifat,moral dan tingkah laku anak dirumah dan di sekolah dengan berkomunikasi dengan walikelas, sehingga dari pendapat salwinsyah tersebut kita bisa melihat peran orang tua jelas dalam penerapan kurikulum k13.

    BalasHapus
  10. menanggapi permasalahan nomor 1 menurut saya peran yang dapat dilakukan orang tua dalam k-13 ini yaitu memberikan perhatian lebih terhadap cara dan waktu belajar anaknya dirumah. selain itu didalam buku tetematik sendiri telah di buat ruang tugas untuk dikerjakan siswa bersama orang tua

    BalasHapus
  11. orang tua siswa tentunya sangat berperan dalam membantu guru dalam menerapkan kurikulum 2013. sebagus apapun pembelajaran disekolah, jika sampai dirumat tidak ada lagi iklim belajar, bisa jadi ilmu yang didapat disekolah menguap begitu saaja. oleh sebab itu perlunya kerjasama antara orang tua dan guru dalam mengawasi anak dalam belajar.

    BalasHapus

Materi 7. Penyusunan Rubrik Penilaian Kreativitas (Berpikir Kreatif) dalam Kimia

Definisi Kreativitas Kreativitas adalah suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang baru, apakah suatu gagasan atau suatu objek dalam su...