A. Pengertian Desain Pembelajaran
Desain pembelajaran adalah praktek penyusunan media
teknologi komunikasi dan isi untuk membantu agar dapat terjadi transfer
pengetahuan secara efektif antara guru dan peserta didik. Proses ini berisi
penentuan status awal dari pemahaman peserta didik, perumusan tujuan
pembelajaran, dan merancang "perlakuan" berbasis-media untuk membantu
terjadinya transisi. Idealnya proses ini berdasar pada informasi dari teori
belajar yang sudah teruji secara pedagogis dan dapat terjadi hanya pada siswa,
dipandu oleh guru, atau dalam latar berbasis komunitas.
B. Komponen Utama Desain Pembelajaran
Komponen utama dari desain pembelajaran adalah:
- Pembelajar (pihak yang menjadi fokus) yang perlu diketahui meliputi, karakteristik mereka, kemampuan awal dan pra syarat.
- Tujuan Pembelajaran (umum dan khusus) Adalah penjabaran kompetensi yang akan dikuasai oleh pembelajar.
- Analisis Pembelajaran, merupakan proses menganalisis topik atau materi yang akan dipelajari
- Strategi Pembelajaran, dapat dilakukan secara makro dalam kurun satu tahun atau mikro dalam kurun satu kegiatan belajar mengajar.
- Bahan Ajar, adalah format materi yang akan diberikan kepada pembelajar
- Penilaian Belajar, tentang pengukuran kemampuan atau kompetensi ang sudah dikuasai atau belum.
Setiap komponen memiliki peran dan fungsi sesuai
dengan konteksnya. Untuk membuat rancangan dan pengembangan sistem pembelajaran
harus memahami posisi dan perannya dalam pelaksanaan pembelajaran. Kedudukan
desain sistem pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran, merupakan bagian dari
kegiatan pembelajaran. Proses kegiatan pembelajaran secara umum meliputi tiga
tahap, yaitu tahap pertama; merancang dan mengembangkan system pembelajaran,
kedua penerapan desain sistem pembelajaran dan ketiga evaluasi pembelajaran.
D. Klasifikasi Model Desain Sistem Pembelajaran
Dalam memahami model desain sistem
pembelajaran perlu mengenal dan memahami pengelompokan model desain system
pembelajaran. Menurut Gustafson dan Branch (2002) model desain sistem
pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok. Pembagian
klasifikasi ini didasarkan pada orientasi penggunaan model, yaitu; 1)
Classrooms oriented model, 2) Product oriented model, 3) System oriented model
1. Model desain sistem pembelajaran
yang berorientasi kelas (Classrooms oriented model)
Penggunaan model berorientasi kelas ini
didasarkan pada asumsi adanya sejumlah aktivitas pembelajaran yang
diselenggarakan di dalam kelas dengan waktu belajar yang telah ditetapkan
sebelumnya. Dalam hal ini, tugas pendidik memilih isi/materi pelajaran yang
tepat, merencanakan strategi pembelajaran, menyampaikan isi/materi pelajaran,
dan mengevaluasi hasil belajar. Para pendidik biasanya menganggap bahawa model
desain sistem pembelajaran pada dasarnya berisi langkah-langkah yang harus
diikuti.
2. Model desain pembelajaran yang
berorientasi produk (Product oriented model)
Model-model yang berorientasi pada
produk biasanya ditandai dengan empat asumsi pokok, yaitu:
- Produk atau program pembelajaran memang sangat diperlukan,
- Produk atau program pembelajaran baru perlu diproduksi,
- Produk atau program pembelajaran memerlukan proses uji coba dan revisi,
- Produk atau program pembelajaran dapat digunakan walaupun hanya dengan bimbingan dari fasilitator.
3.
Model desain sistem pembelajaran yang berorientasi sistem (System oriented
model)
Model desain sistem pembelajaran yang
berorientasi pada sistem dilakukan untuk mengembangkan sistem dalam skala besar
seperti keseluruhan mata pelajaran atau kurikulum. Implementasi model desain
sistem pembelajaran yang berorientasi pada sistem memerlukan dukungan sumber
daya besar dan tenaga ahli yang berpengalaman. Model desain sistem pembelajaran
yang berorientasi pada sistem dimulai dari tahap pengumpulan data untuk
menentukan kemungkinan-kemungkinan implementasi solusi yang diperlukan untuk
mengatasi masalah yang terdapat dalam suatu sistem pembelajaran. Analisis
kebutuhan dan front-end analysis dilakukan secara intensif untuk mencari solusi
yang akurat. Perbedaan pokok antara model yang berorientasi sistem dengan
produk terletak pada tahap atau fase desain, pengembangan, dan evaluasi. Ketiga
fase ini dilakukan dalam skala yang lebih besar pada model desain sistem
pembelajaran yang berorientasi pada sistem.
E.
Model-model desain Pembelajaran
Model desain sistem pembelajaran
berperan sebagai alat konseptual, pengelolaan, komunikasi untuk menganalisis,
merancang, menciptakan, mengevaluasi program pembelajaran, dan program
pelatihan. Pada umumnya, setiap desain sistem pembelajaran memiliki keunikan
dan perbedaan dalam langkah-langkah dan prosedur yang digunakan. Perbedaan juga
kerap terdapat pada istilah-istilah yang digunakan. Namun demikian, modelmodel
desain tersebut memiliki dasar prinsip yang sama dalam upaya merancang program
pembelajaran yang berkualitas. Dalam desain pembelajaran dikenal beberapa model
yang dikemukakan oleh para ahli. Beberapa contoh dari model desain pembelajaran
diuraikan secara lebih jelas berikut ini:
Dari pernyataan diatas yang menjadi pertanyaan saya saitu :
Bagaimana kita sebagai pendidik mendesain proses pembelajaran yang baik? Hal-hal
apa saja yang harus kita perhatikan dalam mendesain pembelajaran yang baik,
agar model/semua yang kita desain dapat terlaksana dan seluruh aspek dari
komponen kurikulum dapat tercapai dengan baik dikelas?
Apa yang dapat kita gunakan sebagai tolak ukur untuk ketercapaian dari
desai pembelajaran yang kita buat?
untuk mendesain terlebih dahulu kita lihat 4 hal ini
BalasHapus1) Untuk siapa program ini dibuat dan dikembangkan? (karakteristik siswa atau peserta ajar)
2) Anda ingin siswa atau peserta ajar mempelajari apa? (tujuan)
3) Isi pembelajaran seperti apa yang paling baik untuk dipelajari? (strategi pembelajaran)
4) Bagaimanakah cara anda mengukur hasil pembelajaran yang telah dicapai? (prosedur evaluasi)
jika keempat hal tersebut bisa terjawab dan dikerjakan maka kemungkinan desain yang dirancang membawa dampak yang positif terhadap hasil pembelajaran
Trimakasih atas masukan yang saudari berikan,
HapusBagaimana dengan pemilihan metoda? Di penjelasan saudari tidak menyinggung itu? Apakah itu trmasuk ke pemilihan strategi?
Hapussaya setuju dengan pendapat tri, dan sebagai tambahan untuk menjawab pertanyaan 2 tentunya kita harus mengikuti prosedur ataupun langkah" dalam mendesain sistem pembelajaran yang sesuai dengan orientasi modelnya. misal model desain sistem pembelajaran berorientasi kelas dapat menggunakan model ASSURE, dan kita harus mengikuti langkah" yang ada dalam model tsb agar desain sistem pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi kelas dapat tercapai. dan menurut saya yang menjadi tolak ukur ketercapaian desain pembelajaran ini adalah ketika desain ini dapat memberikan outcome sesuai dengan tujuan diawal kita mendesain pembelajaran.
BalasHapusTrimakasih atas masukan yang saudari berikan,
Hapussaya sependapat dengan rina bahwa kita harus mengikuti prosedur ataupun langkah" dalam mendesain sistem pembelajaran yang sesuai dengan orientasi modelnya. misal model desain sistem pembelajaran berorientasi kelas dapat menggunakan model ASSURE, dan kita harus mengikuti langkah" yang ada dalam model tsb agar desain sistem pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi kelas dapat tercapai.
Hapussaya akan menjawab pertanyaan sugeng yakni,Apa yang dapat kita gunakan sebagai tolak ukur untuk ketercapaian dari desain pembelajaran yang kita buat?
BalasHapusmenurut saya tolak ukur yang dapat digunakan dari desain pembelajaran yakni dengan melihat respons siswa selama pembelajaran, hasil evaluasi pembelajaran serta ketercapaian goals yang telah kita rumuskan sebelum pembelajaran, dengan meninjau dari ketiga hal tsb maka suatu desain pembelajaran dapat kita lihat seberapa besar pencapaiannya
Saya setuju dengan pendapat kak rini, tolak ukur untuk ketercapaian dari desain pembelajaran yang kita buat pertama dapat kita lihat pada hasil evaluasi. Evaluasi terbagi dua sumatif dan formatif. Untuk sumatif kita dapat mengevaluasi disetiap komponen kurikulum yang kita kembangkan seperti setelah membuat tujuan maka kita bisa evaluasi, setelah menentukan bahan ajar, metode/strategi serta evalasi itu sendiri. Tak lupa keempat komponen itu tidak terlepas dari landasan-landasan seperti falsafah dan psikologis dari pengguna kurikulum nantinya. Nah kalau untuk formatif dilakukan diakhir untuk melihat proses keseluruhan apakah tujuan tadi telah tercapai, apakah siswa mampu menerima dan mengaplikasikan pelajaran tersebut jika tercapai tujuan tadi maka dapat dilanjutkan tapi jika terdapat kesenjangan maka kita melakukan perumusan tujuan ulang, begitu juga materi, metodenya
HapusSaya setuju dengan pendapat saudari rinindan riffany dimana tolak ukur dapat di lihat dari hasil evaluasi .
HapusSecara umum kriteria keberhasilan pembelajaran adalah: (1) keberhasilan peserta didik menyelesaikan serangkaian tes, baik tes forma-tif, tes sumatif, maupun tes ketrampilan yang mencapai tingkat keberhasilan rata-rata 60%; (2) setiap keberhasilan tersebut dihubungkan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ditetapkan oleh kurikulum, tingkat ketercapaian kompetensi ini ideal 75%; dan (3) ketercapaian keterampilan vokasional atau praktik bergantung pada tingkat resiko dan tingkat kesulitan. Ditetapkan idealnya sebesar 75 %.
Saya sependapat dwngan teman-teman sedikit menambahkan untuk permasalahan nomor 2 ini. Tolak ukur untuk mengetahui ketercapaian dari desain pembelajaran selain dari hasil evaluasi dapat pula dari feedback yang diberikan siswa yang dapat berupa adanya perbaikan dari aspek afektif, psikomotor dan kognitifnya. untuk aspek afektif dan psikomotor dapat ditinjau dari keseharian siswa berinteraksi dengan orang lain ataupun pada saat dia melaksanakan pembelajaran dikelas. selanjutnya untuk aspek kognitif dapat dilihat dari hasil evaluasi belajaranya. hasil evaluasi ini akan dicocokkan dengan tujuan pembelajaran yang telah dibuat untuk siswa dalam mencapai kompetensinya.
Hapussependapat dengan teman-teman yang lain bahwa untuk permasalahan no 2 Tolak ukur untuk mengetahui ketercapaian dari desain pembelajaran selain dari hasil evaluasi dapat pula dari feedback yang diberikan siswa yang dapat berupa adanya perbaikan dari aspek afektif, psikomotor dan kognitifnya. untuk aspek afektif dan psikomotor dapat ditinjau dari keseharian siswa berinteraksi dengan orang lain ataupun pada saat dia melaksanakan pembelajaran dikelas.
Hapussaya juga sependapat dengan teman-taman diatas untuk permasalahan no 2 Tolak ukur untuk mengetahui ketercapaian dari desain pembelajaran selain itu juga dapat diihat dari respon siswa selama pembelajran kemudian juga dapat dilihat dari feedback yang diberikan siswa yang dapat berupa adanya perbaikan dari aspek afektif, psikomotor dan kognitifnya.
HapusDesain pembelajaran adalah pengembangan secara sistematis dari spesifikasi pembelajaran dengan menggunakan teori belajar dan pembelajaran untuk menjamin kualitas pembelajaran. Proses perancangan dan pengembangan ini meliputi segala proses analisis kebutuhan pembelajaran, tujuan dan pengembangan sistem untuk mencapai tujuan,. pengembangan bahan dan aktivitas pembelajaran, uji coba dan evaluasi dari seluruh pembelajaran dan aktivitas peserta didik.
BalasHapusUntuk mendesain pembelajaran harus memahami asumsi-asumsi tentang hakekat desain sistem pembelajaran, Asumsi-asumsi yang perlu diperhatikan dalam mendesain system pembelajaran sebagai berikut:
(1) desain sistem pembelajaran didasarkan pada pengetahuan tentang bagaimana seseorang belajar
(2) desain sistem pembelajaran diarahkan kepada peserta didik secara individual dan kelompok
(3) hasil pembelajaran mencakup hasil langsung dan pengiring
(4) sasaran terakhir desain sistem pembelajaran adalah memudahkan belajar
(5) desain sistem pembelajaran mencakup semua variabel yang mempengaruhi belajar
(6) inti desain sistem pembelajaran adalah penetapan silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, (metode, media, skenario, sumber belajar, sistem penilaian) yang optimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
jadi dalam mendesain siste pembelajaran ada baiknya kita memperhatikan asumsi-asumsi diatas.
Trimakasih atas masukan yang saudari berikan,
HapusDalam mendesain pembelajaran kita perlu memprrhatian aspekaspek agar sesuai dengan komponen kurikulum salah satunya adalah dengan melihat kemampuan awal peserta didik dan potensi yang dimiliki. Lalu menyusun tujuan pembelajaran dengan penjabaran kompetensi yang akan dikuasi oleh peserta didik. Menganalisis materi pembelajaran yang ingin di gunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yg sudah di susun. Menganalisis aktivitas pembelajran yaitu menganalisis topik atau materi yg akan di pelajari. Mengembangkan media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan materi pembelajaran dan kemampuan peserta didik. Membuat strategi pembelajaran yang bisa di lakukan secara makro dalam kurun satu tahun atau mikro dalam kurun satu kegiatan belajar mengajr. Kemudian mencari sumber belajar yang dapat di akses oleh siswa dan guru untuk memperolah materi yang akan dipelajari. Lalu menetapkan penilaian belajar yaitu pengukuran kemampuan dan kompetensi yang di kuasai oleh peserta didik. Sehingga adanya umpan balik dari siswa nntinya dan terus berlangsung untuk mencapai tujuan pembeljaran.
BalasHapusSaya akan menjawab permasalahan yang ketiga, Apa yang dapat kita gunakan sebagai tolak ukur untuk ketercapaian dari desain pembelajaran yang kita buat?
Hapustolak ukur yang dapat digunakan dari desain pembelajaran yakni dengan melihat feedback atau respons siswa pada proses pembelajaran, ketercapaiam tujuan pbelajaran dan hasil evaluasi pembelajaran.
menambahkan jawaban sedikit yang menjadi tolak ukur untuk ketercapaian dari desain pembelajaran itu sendiri yang pertama dapat diliha dari hasil evaluasi. Evaluasi terbagi dua sumatif dan formatif. selain itu juga dapat diihat dari respon siswa selama pembelajran kemudian juga dapat dilihat dari feedback yang diberikan siswa yang dapat berupa adanya perbaikan dari aspek afektif, psikomotor dan kognitifnya.
Hapus