Senin, 10 Desember 2018

Materi 14. Persentasi Inovasi Sintaks Model Pembelajaran 5E (Learning Cycle) dan Dampaknya terhadap Keterampilan Berpikir Kritis

Sintaks Model 5E (Learning Cycle)
1. Pembengkitan Minat (Engagement)
Tahap pembengkitan minat merupakan tahap awal dari siklus belajar. Pada tahap ini guru berusaha membangkitkan dan mengembangkan minat dan keingitahuan siswa tentang topik yang akan diajarkan. Hal ini dilakuakan dengan mengajukan pertanyaan tentang topik faktual dalam kehidupan sehari-hari (yang berhubungan dengan topik bahasan). Dengan demikian siswa akan memberikan respon/jawaban, kemudian jawaban siswa tersebut dapat dijadikan pijakan oleh guru untuk mengetahui pengatahuan awal siswa tentang pokok bahasan. Kemudian guru perlu melakukan identifikasi ada tidaknya kesalahan konsep pada siswa. Pada fase ini juga siswa diajak untuk membuat prediksi-prediksi tentang fenomena yang akan depelajari dan dibuktikan dalam tahap eksplorasi. Dalam hal ini guru harus membangun keterkaitan antara pengalaman keseharian siswa dengan topik pembelajaran yang akan dibahas.
2. Eksplorasi (Exploration)
Pada tahap eksplorasi dibentuk kelompok-kelompok kecil antara 2-4 siswa. kemudian diberi kesempatan untuk bekerja sama dalam kelompok kecil tanpa pembelajaran langsung dari guru untuk melakukan dan mencatat ide-ide melalui kegiatan-kegiatan praktikum atau telaah literatur. Pada tahap ini guru bertindak sebagai fasilitator dan motivator. Pada dasarnya tujuan tahap ini adalah mengecek pengetahuan yang dimiliki siswa apakah sudah benar, masih salah, atau mungkin sebagian salah, sebagian benar.
3. Penjelasan (Explanation)
Pada tahap ini guru dituntut mendorong siswa untuk menjelaskan suatu konsep dengan kalimat/ pemikiran sendiri, meminta bukti dan klarifikasi atas penjelasan siswa, dan saling mendengar secara kritis penjelasan antar siswa atau guru serta mengatur jalannya diskusi. Dengan adanya diskusi tersebut, guru memberi definisi dan penjelasan tentang konsep yang dibahas, dengan memakai penjelasan siswa terdahulu sebagai dasar diskusi sehingga siswa dapat menemukan istilah-istilah dan konsep yang dipelajari.
4. Penerapan Konsep (Elaborasi)
Penerapan merupakan kemampuan untuk menerakan suatu kaidah atau metode untuk menyelesaikan masalah kehidupan yang nyata pada kasus atau problem yang kongkrit dan baru (Sri Esti Wuryani, 2006:212). Konsep adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai cirri-ciri yang sama. Konsep dapat dilambangkan dalam bentuk kata yang mewakili konsep itu. Pada tahap elaborasi siswa menerapkan konsep dan keterampilan yag telah dipelajari dalam situasi baru atau konteks yang berbeda. Dengan demikian, siswa akan dapat belajar secara bermakna, karena telah dapat menerapkan/ mengaplikasikan konsep yang baru dipelajarinya. Jika tahap ini dapat dirancang dengan baik oleh guru maka motivasi belajar siswa akan meningkat. Meningkatnya motivasi belajar siswa tentu dapat mendorong peningkatan hasil belajar siswa.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari siklus belajar. Pada tahap evaluasi, guru dapat mengamati pengetahuan atau pemahamana siswa dalam menerapkan konsep baru. Siswa dapat melakukan evaluasi diri dengan mengajukan pertanyaan terbuka dan mencari jawaban yang menggunakan observasi, bukti, atau penjelasan yang diperoleh sebelumnya. Hasil evaluasi ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi proses penerapan siklus belajar, apakah berjalan cukup baik, baik, atau masih kurang.
Karakteristik Berpikir Kritis 
Menurut Seifert dan Hoffnung (dalam Desmita, 2010:154), terdapat empat komponen berpikir kritis, yaitu sebagai berikut:
  1. Basic operations of reasoning. Untuk berpikir secara kritis, seseorang memiliki kemampuan untuk menjelaskan, menggeneralisasi, menarik kesimpulan deduktif dan merumuskan langkah-langkah logis lainnya secara mental. 
  2. Domain-specific knowledge. Dalam menghadapi suatu problem, seseorang harus mengetahui tentang topik atau kontennya. Untuk memecahkan suatu konflik pribadi, seseorang harus memiliki pengetahuan tentang person dan dengan siapa yang memiliki konflik tersebut. 
  3. Metakognitive knowledge. Pemikiran kritis yang efektif mengharuskan seseorang untuk memonitor ketika ia mencoba untuk benar-benar memahami suatu ide, menyadari kapan ia memerlukan informasi baru dan mereka-reka bagaimana ia dapat dengan mudah mengumpulkan dan mempelajari informasi tersebut. 
  4. Values, beliefs and dispositions. Berpikir secara kritis berarti melakukan penilaian secara fair dan objektif. Ini berarti ada semacam keyakinan diri bahwa pemikiran benar-benar mengarah pada solusi. Ini juga berarti ada semacam disposisi yang persisten dan reflektif ketika berpikir.
Sedangkan menurut Beyer (dalam Surya, 2011:137), terdapat delapan karakteristik dalam kemampuan berpikir kritis, yaitu:
  1. Watak (dispositions). Seseorang yang mempunyai keterampilan berpikir kritis mempunyai sikap skeptis (tidak mudah percaya), sangat terbuka, menghargai kejujuran, respek terhadap berbagai data dan pendapat, respek terhadap kejelasan dan ketelitian, mencari pandangan-pandangan lain yang berbeda, dan akan berubah sikap ketika terdapat sebuah pendapat yang dianggapnya baik. 
  2. Kriteria (criteria). Dalam berpikir kritis harus mempunyai sebuah kriteria atau patokan. Untuk sampai ke arah sana maka harus menemukan sesuatu untuk diputuskan atau dipercayai. Meskipun sebuah argumen dapat disusun dari beberapa sumber pelajaran, namun akan mempunyai kriteria yang berbeda. Apabila kita akan menerapkan standarisasi maka haruslah berdasarkan kepada relevansi, keakuratan fakta-fakta, berlandaskan sumber yang kredibel, teliti, tidak bias, bebas dari logika yang keliru, logika yang konsisten, dan pertimbangan yang matang. 
  3. Argumen (argument). Argumen adalah pernyataan atau proposisi yang dilandasi oleh data-data. Namun, secara umum argumen dapat diartikan sebagai alasan yang dapat dipakai untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan. Keterampilan berpikir kritis akan meliputi kegiatan pengenalan, penilaian, dan menyusun argumen. 
  4. Pertimbangan atau pemikiran (reasoning). Yaitu kemampuan untuk merangkum kesimpulan dari satu atau beberapa premis. Prosesnya akan meliputi kegiatan menguji hubungan antara beberapa pernyataan atau data.
  5. Sudut pandang (point of view). Sudut pandang adalah cara memandang atau landasan yang digunakan untuk menafsirkan sesuatu dan yang akan menentukan konstruksi makna. Seseorang yang berpikir dengan kritis akan memandang atau menafsirkan sebuah fenomena dari berbagai sudut pandang yang berbeda. 
  6. Prosedur penerapan kriteria (procedures for applying criteria). Prosedur penerapan berpikir kritis sangat kompleks dan prosedural. Prosedur tersebut akan meliputi merumuskan masalah, menentukan keputusan yang akan diambil, dan mengindentifikasikan asumsi atau perkiraan-perkiraan.
Indikator Berpikir Kritis 
Menurut Ennis (dalam Maftukhin, 2013:24), terdapat lima kelompok indikator kemampuan berpikir kritis, yaitu sebagai berikut:
  1. Klarifikasi Dasar (Elementary Clarification). Klarifikasi dasar terbagi menjadi tiga indikator yaitu (1) Mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan, (2) Menganalisis argumen, dan (3) Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan atau pertanyaan yang menantang. 
  2. Memberikan Alasan untuk Suatu Keputusan (The Basis for The Decision). Tahap ini terbagi menjadi dua indikator yaitu (1) Mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber dan (2) Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi. 
  3. Menyimpulkan (Inference). Tahap menyimpulkan terdiri dari tiga indikator (1) Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi, (2) Membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi, dan (3) Membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan. 
  4. Klarifikasi Lebih Lanjut (Advanced Clarification). Tahap ini terbagi menjadi dua indikator yaitu (1) Mengidentifikasikan istilah dan mempertimbangkan definisi dan (2) Mengacu pada asumsi yang tidak dinyatakan.
  5. Dugaan dan Keterpaduan (Supposition and Integration). Tahap ini terbagi menjadi dua indikator (1) Mempertimbangkan dan memikirkan secara logis premis, alasan, asumsi, posisi, dan usulan lain yang tidak disetujui oleh mereka atau yang membuat mereka merasa ragu-ragu tanpa membuat ketidaksepakatan atau keraguan itu mengganggu pikiran mereka, dan (2) Menggabungkan kemampuan-kemampuan lain dan disposisi-disposisi dalam membuat dan mempertahankan sebuah keputusan.
Sedangkan menurut Fisher (dalam Rahmawati, 2011:8), indikator kemampuan berpikir kritis antara lain adalah sebagai berikut:
  • Mengidentifikasi unsur-unsur dalam kasus beralasan, terutama alasan-alasan dan kesimpulan-kesimpulan.
  • Mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi-asumsi.
  • Memperjelas dan menginterpretasikan pernyataan-pernyataan dan ide-ide.
  • Mengadili penerimaan, terutama kredibilitas, dan klaim-klaim.
  • Mengevaluasi argumen-argumen yang beragam jenisnya.
  • Menganalisis, mengevaluasi, dan menghasilkan penjelasan-penjelasan.
  • Menganalisis, mengevaluasi, dan membuat keputusan-keputusan.
  • Menyimpulkan.
  • Menghasilkan argumen-argumen.
Berikut merupakan inovasi yang saya buat
Materi : Larutan Asam-Basa 
Model : 5E (Learning Cycle)
Dampak : Keterampilan Berpikir Kritis
Pertemuan : Ke-1
Model Konvensional (Model 5E)
Inovasi Sintaks Model 5E
Dampak Berpikir Kritis
Tahapan pembangkitan minat (engagement)
Tahapan pembangkitan minat (engagement
Membangkitkan minat dan keingintahuan siswa
Guru mengkondisikan siswa supaya siap untuk melaksanakan proses pembelajaran
-
Mengajukan pertanyaan tentang proses aktual dalam kehidupan sehari-hari (yang berhubungan dengan topik bahasan)
Apersepsi
Guru memberikan pertanyaan materi sebelumnya yang berkaitan dengan bentuk molekul (konfigurasi elektron, elektron valensi, struktur lewis dan lain sebagainya).
[Mengatur strategi dan taktik]
Berinteraksi dengan orang lain
[Memberikan penjelasan sederhana]
Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan pertanyaan yang menantang
Mengaitka topik yang dibahas dengan pengalaman siswa. Mendorong siswa untuk mengingat pengalaman sehari-harinya dan menunjukkan keterkaitannya dengan topik pembelajaran yang dibahas
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
-
Tahap Eksplorasi (exploration)
Tahap Eksplorasi (exploration)
Membentuk kelompok, memberi kesempatan untuk bekerja sama dalam kelompok kecil secara mandiri
Mengarahkan siswa membentuk kelompok dengan mengkondisikan setiap kemampuan dan karakter siswa sebaik mungkin (merata)
[Mengatur strategi dan taktik]
Berinteraksi dengan orang lain
Membagikan LKPD bentuk molekul kepada masing-masing Individu

Guru berperan sebagai fasilitator
Guru mengarahkan kepada pertanyaan yang menjadi permasalahan yang terdapat pada LKPD
[Memberikan penjelasan sederhana]
Mengidentifikasi pertanyaan untuk mempertimbangkan jawaban yang mungkin
Mendorong siswa untuk menjelaskan konsep dengan kalimat mereka sendiri
Guru mengarahkan siswa untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah nyata yang dipilih atau yang terdapat pada LKPD
[Memberikan penjelasan sederhana]
Mengidentifikasi pertanyaan
Meminta bukti dan klarifikasi penjelasan siswa, mendengar secara kritis penjelasan antar siswa
Mendorong siswa untuk mencari konsep dengan cara mengulas kembali berbagai literatur yang telah mereka bca sebelumnya
[Membagun keterampilan dasar]
Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi
Memberi definisi dan penjelasan dengan memakai penjelasan siswa terdahulu sebagai dasar berdiskusi
Meminta bukti dan klarifikasi penjelasan siswa, mendengar secara kritis penjelasan antar siswa (Guru menciptakan lingkungan kelas yang memungkinkan pertukaran ide yang terbuka)
[Mengatur strategi dan taktik]
Berinteraksi dengan orang lain
[Memberikan penjelasan sederhana]
Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan pertanyaan yang menantang

Membantu menyelesaikan masalah secara mandiri atau kelompok

Mengarahkan siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam kelompok masing-masing
[Mengatur strategi dan taktik]
Berinteraksi dengan orang lain

Guru membantu siswa menghubung-kan data yang diperoleh dengan penyelesain permasalahan yang ada
[Mengatur keterampilan dasar]
-   Dilaporkan oleh pengamat sendiri
-   Mencatat hal-hal yang diinginkan
Tahap Penjelasan (explanation)
Tahap Penjelasan (explanation)

Guru mempersilahkan siswa menyajikan hasil pengamatan
[Mengatur strategi dan taktik]
Presentasi solusi, lisan atau tulisan
Mendorong siswa untuk menjelaskan konsep dengan kalimat mereka sendiri
Mendorong siswa untuk menjelaskan konsep dengan kalimat mereka sendiri
[Mengatur strategi dan taktik]
Presentasi solusi, lisan atau tulisan
Bertanya (questioning)
Meminta bukti dan klarifikasi penjelasan siswa
Meminta bukti dan klarifikasi penjelasan siswa (Mendorong siswa mengajukan pertanyaan terkait materi yang belum dimengerti siswa dari kelompok lain)
[Klarifikasi Dasar (Elementary Clarification)]
Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan atau pertanyaan yang menantang
Mendengar secara kritis penjelasan antar siswa atau guru
Mendengar secara kritis penjelasan antar siswa atau guru (Mendorong siswa lain untuk menanggapi pertanyaan yang diberikan oleh temannya)
[Klarifikasi Dasar (Elementary Clarification)]
Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan atau pertanyaan yang menantang
Memandu diskusi
Memandu diskusi
[Mengatur strategi dan taktik]
Berinteraksi dengan orang lain
Tahap Pengayaan (elaboration)
Tahap Pengayaan (elaboration)
Mengingatkan siswa pada penjelasan alternatif dan mempertimbangkan data/bukti saat mereka mengeksplorasi situasi baru
Mengingatkan siswa pada penjelasan alternatif dan mempertimbangkan data/bukti saat mereka mengeksplorasi situasi baru
[Mengatur keterampilan dasar]
Mencatat hal-hal yang diinginkan
Mendorong dan memfasilitasi siswa mengaplikasi konsep/ keterampilan dalam setting yang baru/lain
Mendorong dan memfasilitasi siswa mengaplikasi konsep/ keterampilan dalam setting  yang baru/lain
[Mengatur Inferensi]
Menyeimbangkan, menimbang, dan memutuskan
Tahapan Evaluasi (evaluation)
Tahapan Evaluasi (evaluation)
Mengamati pengetahuan atau pemahaman siswa dalam hal penerapan konsep baru
Guru membantu siswa menyimpulkan hasil pemecahan masalah  dengan benar dan didukung literatur
[Mengatur strategi dan taktik]
Presentasi solusi, lisan atau tulisan
[Mengatur Inferensi]
Membuat kesimpulan
[Mengatur keterampilan dasar]
Terlibat dalam menyimpulkan
Mendorong siswa melakukan evaluasi diri
Guru mengarahkan siswa untuk memperhatikan penguatan darinya terhadap kesimpulan materi yang telah dipelajari
[Mengatur keterampilan dasar]
-    Mencatat hal-hal yang diinginkan
-    Penguatan dan kemungkinan penguatan
Mendorong siswa memahami kekurangan/ kelebihannya dalam kegiatan pembelajaran
Memberikan tes akhir atauposttest dari materi yang telah Bentuk Molekul
Menurut Fisher “Menga-nalisis, mengevaluasi, dan membuat keputusan-keputusan
Berdasarkan uraian di atas, maka timbul permasalahan sebagai berikut:
Apakah tabel tersebut sudah dapat dikatakan inovasi yang dapat menimbulkan sikap kritis hanya sekedar memindah sintak yang sudah ada?
Apakah inovasi model  5E ini cocok diterapkan untuk materi bentuk molekul?
Inovasi seperti apa lagi yang dapat di tambahkan kedalam materi bentuk molekul agar menjadi lebih epektif dalam proses keterlaksanaannya sehingga melahirkan siswa yg kritis?

Senin, 03 Desember 2018

Materi 13. Persentasi Inovasi Sintaks Model Pembelajaran PJBL dan Dampaknya terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Kemampuan Argumentasi

Definisi Model Project Based Learning
Pembelajarn berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang diorientasikan untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan belajar para siswa melalui serangkaian kegiatan merencanakan, melaksanakan penelitian, dan menghasilkan produk tertentu yang dibingkai dalam satu wadah berupa proyek pembelajaran (Abidin, 2013:169). Namun menurut Wena (2011:145) pembelajaran berbasis proyek adalah sebuat model pembelajaran yang inovatif, dan lebih menekankan pada belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks.
Model pembelajar berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang secara langsung melibatkan siswa dalam proses pembelajaran melalui kegiatan penelitian untuk mengerjakan dan menyelesaikan sebuah proyek pembelajaran, serta dalam pembelajaran berbasis proyek ini menekankan aktivitas siswa dalam memecahkan berbagai permasalahan yang bersifat open-ended dan mengaplikasi pengetahuan mereka dalam mengerjakan sebuah proyek untuk menghasilkan sebuah produk otentik.
Sintaks Model Project Based Learning
Menurut Daryanto, (2011:27-28), langkah-langkah Project Based Learning adalah sebagai berikut:
1. Penentuan pertanyaan mendasar (staert with the essential question)
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil topic yang sesuai dengan realitas dunianyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam.
2. Mendesain perencanaan proyek (design a plan for the project)
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta didik. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.
3. Menyusun jadwal (create a schedule)
Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain:
  • Membuat timeline untuk menyelesaikan proyek
  • Membuat deadline menyelesaikan proyek
  • Membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru
  • Membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek
  • Meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara.
4. Monitor peserta didik dan pengajuan proyek (monitor the students and the progress of the project)
Pengajar bertanggung jawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek.
5. Menguji hasil (assessthe outcorne)
Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran perikutnya.
6. Mengevaluasi pengalaman (evaluate the experience)
Pengajar dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok.
Karakteristik Berpikir Kritis 
Menurut Seifert dan Hoffnung (dalam Desmita, 2010:154), terdapat empat komponen berpikir kritis, yaitu sebagai berikut:
  • Basic operations of reasoning. Untuk berpikir secara kritis, seseorang memiliki kemampuan untuk menjelaskan, menggeneralisasi, menarik kesimpulan deduktif dan merumuskan langkah-langkah logis lainnya secara mental. 
  • Domain-specific knowledge. Dalam menghadapi suatu problem, seseorang harus mengetahui tentang topik atau kontennya. Untuk memecahkan suatu konflik pribadi, seseorang harus memiliki pengetahuan tentang person dan dengan siapa yang memiliki konflik tersebut. 
  • Metakognitive knowledge. Pemikiran kritis yang efektif mengharuskan seseorang untuk memonitor ketika ia mencoba untuk benar-benar memahami suatu ide, menyadari kapan ia memerlukan informasi baru dan mereka-reka bagaimana ia dapat dengan mudah mengumpulkan dan mempelajari informasi tersebut. 
  • Values, beliefs and dispositions. Berpikir secara kritis berarti melakukan penilaian secara fair dan objektif. Ini berarti ada semacam keyakinan diri bahwa pemikiran benar-benar mengarah pada solusi. Ini juga berarti ada semacam disposisi yang persisten dan reflektif ketika berpikir.
Sedangkan menurut Beyer (dalam Surya, 2011:137), terdapat delapan karakteristik dalam kemampuan berpikir kritis, yaitu:
  • Watak (dispositions). Seseorang yang mempunyai keterampilan berpikir kritis mempunyai sikap skeptis (tidak mudah percaya), sangat terbuka, menghargai kejujuran, respek terhadap berbagai data dan pendapat, respek terhadap kejelasan dan ketelitian, mencari pandangan-pandangan lain yang berbeda, dan akan berubah sikap ketika terdapat sebuah pendapat yang dianggapnya baik. 
  • Kriteria (criteria). Dalam berpikir kritis harus mempunyai sebuah kriteria atau patokan. Untuk sampai ke arah sana maka harus menemukan sesuatu untuk diputuskan atau dipercayai. Meskipun sebuah argumen dapat disusun dari beberapa sumber pelajaran, namun akan mempunyai kriteria yang berbeda. Apabila kita akan menerapkan standarisasi maka haruslah berdasarkan kepada relevansi, keakuratan fakta-fakta, berlandaskan sumber yang kredibel, teliti, tidak bias, bebas dari logika yang keliru, logika yang konsisten, dan pertimbangan yang matang. 
  • Argumen (argument). Argumen adalah pernyataan atau proposisi yang dilandasi oleh data-data. Namun, secara umum argumen dapat diartikan sebagai alasan yang dapat dipakai untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan. Keterampilan berpikir kritis akan meliputi kegiatan pengenalan, penilaian, dan menyusun argumen. 
  • Pertimbangan atau pemikiran (reasoning). Yaitu kemampuan untuk merangkum kesimpulan dari satu atau beberapa premis. Prosesnya akan meliputi kegiatan menguji hubungan antara beberapa pernyataan atau data.
  • Sudut pandang (point of view). Sudut pandang adalah cara memandang atau landasan yang digunakan untuk menafsirkan sesuatu dan yang akan menentukan konstruksi makna. Seseorang yang berpikir dengan kritis akan memandang atau menafsirkan sebuah fenomena dari berbagai sudut pandang yang berbeda. 
  • Prosedur penerapan kriteria (procedures for applying criteria). Prosedur penerapan berpikir kritis sangat kompleks dan prosedural. Prosedur tersebut akan meliputi merumuskan masalah, menentukan keputusan yang akan diambil, dan mengindentifikasikan asumsi atau perkiraan-perkiraan.
Indikator Berpikir Kritis 
Menurut Ennis (dalam Maftukhin, 2013:24), terdapat lima kelompok indikator kemampuan berpikir kritis, yaitu sebagai berikut:
  • Klarifikasi Dasar (Elementary Clarification). Klarifikasi dasar terbagi menjadi tiga indikator yaitu (1) Mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan, (2) Menganalisis argumen, dan (3) Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan atau pertanyaan yang menantang. 
  • Memberikan Alasan untuk Suatu Keputusan (The Basis for The Decision). Tahap ini terbagi menjadi dua indikator yaitu (1) Mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber dan (2) Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi. 
  • Menyimpulkan (Inference). Tahap menyimpulkan terdiri dari tiga indikator (1) Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi, (2) Membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi, dan (3) Membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan. 
  • Klarifikasi Lebih Lanjut (Advanced Clarification). Tahap ini terbagi menjadi dua indikator yaitu (1) Mengidentifikasikan istilah dan mempertimbangkan definisi dan (2) Mengacu pada asumsi yang tidak dinyatakan.
  • Dugaan dan Keterpaduan (Supposition and Integration). Tahap ini terbagi menjadi dua indikator (1) Mempertimbangkan dan memikirkan secara logis premis, alasan, asumsi, posisi, dan usulan lain yang tidak disetujui oleh mereka atau yang membuat mereka merasa ragu-ragu tanpa membuat ketidaksepakatan atau keraguan itu mengganggu pikiran mereka, dan (2) Menggabungkan kemampuan-kemampuan lain dan disposisi-disposisi dalam membuat dan mempertahankan sebuah keputusan.

Sedangkan menurut Fisher (dalam Rahmawati, 2011:8), indikator kemampuan berpikir kritis antara lain adalah sebagai berikut:
  • Mengidentifikasi unsur-unsur dalam kasus beralasan, terutama alasan-alasan dan kesimpulan-kesimpulan.
  • Mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi-asumsi.
  • Memperjelas dan menginterpretasikan pernyataan-pernyataan dan ide-ide.
  • Mengadili penerimaan, terutama kredibilitas, dan klaim-klaim.
  • Mengevaluasi argumen-argumen yang beragam jenisnya.
  • Menganalisis, mengevaluasi, dan menghasilkan penjelasan-penjelasan.
  • Menganalisis, mengevaluasi, dan membuat keputusan-keputusan.
  • Menyimpulkan.
  • Menghasilkan argumen-argumen.
Definisi Kemampuan Argumentasi
Kata argumentasi berasal dari kata “argumen” yang bearti alasan. Argumentasi merupakan usaha yang dilakukan seseorang dalam menyampaikan suatu pendapat yang disertai fakta yang menguatkan pendapat tersebut. Menurut Siegel (1995) argumentasi memainkan peran penting dalam membangun penjelasan, model dan teori-teori. Kemampuan argumentasi memainkan peran utama dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis serta pemahaman terhadap permasalahan dan suatu gagasan.
Menurut Deane dan Song (2014), kemampuan argumentasi merupakan salah satu kemampuan berpikir yang paling kompleks dalam proses pembelajaran. Salah satu tujuan pembelajaran dengan mengembangkan kemampuan argumentasi adalah untuk mengenalkan literasi sains yang menyiapkan siswa untuk bertanggung jawab sebagai bagian dari masyarakat dan warga negara di masa depan.
Aspek pada Kemampuan Argumentasi
Kemampuan argumentasi menurut McNeill & Krajcik (2006) memuat aspek berupa claim, evidence dan reasoning. 
  1. Claim merupakan pernyataan yang menjawab permasalahan. 
  2. Evidence menurut Wilson, Taylor, Kowalski & Carlson, (2010) merupakan data ilmiah yang mendukung suatu pernyataan. 
  3. Reasoning merupakan pembenaran terkait pernyataan dan bukti. 
Suatu argumen yang berkualitas harus mampu menghadirkan komponen tersebut dengan jelas dan logis. Komponen argumentasi dapat dikembangkan melalui proses pembelajaran yang tepat. Selama proses pembelajaran, guru cenderung mendominasi kelas dengan mengajukan banyak pertanyaan, menjawab pertanyaan, mengarahkan dan memberikan penjelasan materi, sehingga peserta didik kurang terlatih dalam berargumen. Pertanyaan yang diajukan guru hanya berupa pertanyaan yang membutuhkan jawaban singkat atau pertanyaan yang bersifat mengulang, sehingga kurang mengakomodasi kemampuan berpikir peserta didik.
Berikut Merupakan Inovasi Yang Saya Buat
Materi : Bentuk Molekul 
Model : Project Based Learning (PJBL) 
Dampak : Kemampuan Berpikir Kritis dan Argumentasi 
Pertemuan : Ke-1
Model Konvensional (Model PJBL)
Inovasi Sintaks Model PJBL
Dampak Berpikir Kritis dan Argumentasi
Menentukan Pertanyaan Mendasar
Orientasi masalah
Guru mengkondisikan siswa agar siap melaksanakan proses pembelajaran
Guru menginfomasikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai
[Mengatur strategi dan taktik]
Berinteraksi dengan orang lain
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
Mengarahkan siswa membentuk kelompok dengan mengkondisikan setiap kemampuan dan karakter siswa sebaik mungkin (merata)
Guru memberikan stimulasi berupa penayangan video
Membagikan LKPD bentuk molekul kepada masing-masing Individu
[Memberikan penjelasan sederhana]
Mengidentifikasi pertanyaan untuk mempertimbangkan jawaban yang mungkin
Guru memberikan soal atau masalah yang berhubungan dengan pembelajaran
Guru mengarahkan kepada pertanyaan yang menjadi permasalahan yang terdapat pada LKPD
[Memberikan penjelasan sederhana]
Mengidentifikasi pertanyaan
Mendesain Perencanaan Proyek
Meramalkan (Predict)
Guru meminta siswa duduk dalam kelompok yang telah dibagi sebelumnya
Guru meminta siswa duduk dalam kelompok yang telah dibagi sebelumnya

Pemodelan (Modelling)

Guru mengarahkan siswa menggunakan alat dan bahan yang sesuai dengan e-LKPD
[Mengatur keterampilan dasar]
Menggunakan prosedur yang ada
Guru mengarahkan siswa untuk membuat sebuah proyek yang dapat menyelesaikan permasalahan yang telah dikemukakan
Guru mengarahkan siswa untuk merancang percobaan dan bekerjasama dalam melakukan percobaan
[Mengatur Inferensi]
Menyeimbangkan, menimbang, dan memutuskan
Guru membimbing siswa dalam membuat langkah kerja sebuah proyek yang akan dilaksanakan
Mengarahkan siswa untuk merancang pemodelan atau reflika bentuk molekul seperti pada LKPD yang telah ditampilkan sebelumnya, sesuai dengan permasalahan yang diberikan menggunakan Molimod/ plestisin dan sebagainya yang dapat dimanfaatkan
Menurut Fisher
“keterampilan menganalisis, mengevaluasi, dan menghasilkan
Menyusun Jadwal
Menyusun Jadwal
Guru meminta siswa untuk membuat timeline untuk menyelesaikan sebuah proyek
Guru meminta siswa untuk membuat timeline untuk menyelesai-kan sebuah proyek
Claim
Siswa melakukan diskusi untuk membuat timeline dalam menyelesaikan sebuah proyek
Guru meminta siswa membuat deadline menyelesaikan sebuah proyek
Guru meminta siswa membuat deadline menyelesaikan sebuah proyek
Claim
Siswa melakukan diskusi untuk membuat deadline dalam menyelesaikan sebuah proyek
Guru meminta siswa untuk membuat penjelasan tentang pemilihan suatu cara penyelesaian sebuah proyek
Guru meminta siswa untuk membuat penjelasan tentang pemilihan suatu cara penyelesaian sebuah proyek. Cara disini maksudnya pemilihan alat yang digunakan seperti penghubung antar atom menggunakan tusuk gigi/lidi kelapa untuk menyatukan plestisin
Claim
Siswa melakukan diskusi untuk menentukan proyek apa yang akan dikerjakan untuk menjawab permasalahan
Memonitor Peserta didik dan kemajuan proyek
Memonitor Peserta didik dan kemajuan proyek
Guru melakukan monitoring dan pengarahan berupa pertanyaan-pertanyaan kepada siswa dalam pelaksanaan sebuah proyek dan pengumpulan data
Guru melakukan monitoring dan pengarahan berupa pertanyaan-pertanyaan kepada siswa dalam pelaksanaan sebuah proyek dan pengumpulan data
Claim
Siswa pada masing-masing kelompok berdiskusi dalam melakukan pengumpulan data
Guru melakukan monitoring dan pengarahan berupa pertanyaan peertanyaan kepada siswa dalam menganalisis data
Guru melakukan monitoring dan pengarahan berupa pertanyaan peertanyaan kepada siswa dalam menganalisis data (Informasi dari beberapa sumber untuk menyelesaikan permasalahan pada LKPD yang dikaitkan dengan pemodelan/produk)
Claim
Siswa pada masing-masing kelompok berdiskusi dalam melakukan pengumpulan data
Reasoning
Siswa pada masing-masing kelompok berdiskusi dalam menemukan literature yang mendukung jawaban siswa di pengumpulan data
Guru melakukan monitoring dan pengarahan berupa pertanyaan-pertanyaan kepada siswa dalam menyimpulkan pengetahuan yang diperoleh dari sebuah proyek yang dilakukan
Guru melakukan monitoring dan pengarahan berupa pertanyaan-pertanyaan kepada siswa dalam menyimpulkan pengetahuan yang diperoleh dari sebuah proyek yang dilakukan (dilakukan Perkelompok)
Claim
Siswa pada masing-masing kelompok berdiskusi dalam melakukan pengumpulan data
Reasoning
Siswa pada masing-masing kelompok berdiskusi dalam menemukan literature yang mendukung jawaban siswa di pengumpulan data
Evidence
Siswa mengaitkan dan menyimpulkan pernyataannya yang didukung oleh teori yang ada sehingga jelas hubungannya dan melihat apakah jawaban bermakna
Menguji Hasil
Menguji Hasil
Guru meminta siswa untuk mempersentasekan proyek yang telah dipersiapkan
Guru meminta siswa untuk mempersentasekan proyek yang telah dipersiapkan
Claim
Siswa bersama rekan kelompok mempersentasikan proyek hasil diskusi yang menjawab permasalahan tadi
Bertanya (questioning)

Mendorong siswa dari kelompok lain mengajukan pertanyaan terkait materi proyek yang dibuat temannya
[Klarifikasi Dasar (Elementary Clarification)]
Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan atau pertanyaan yang menantang

Mendorong siswa yang mepresentasiakan untuk menanggapi pertanyaan yang diberikan oleh temannya
[Klarifikasi Dasar (Elementary Clarification)]
Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan atau pertanyaan yang menantang
Claim merupakan
pernyataan yang menjawab permasalahan
Evidence merupakan data ilmiah yang mendukung suatu pernyataan. 
Reasoning merupakan pembenaran terkait pernyataan dan bukti
Guru meminta siswa untuk membuktikan sebuah proyek yang telah dibuat berdasarkan teori yang ada
Guru meminta siswa untuk membuktikan sebuah proyek yang telah dibuat berdasarkan teori yang ada
Claim
Siswa bersama rekan kelompok mempersentasikan proyek hasil diskusi yang menjawab permasalahan tadi
Reasoning
Siswa mempersentasikan teori yang mendukung pernyataan persentasi mereka
Evidence
Siswa mengkaitkan antara pernyataan mereka dan didukung oleh teori dari literature sehingga jelas hubungannya dan melihat apakah jawaban bermakna
Guru menilai siswa sejak perencanaan, penjadwalan, hingga menyimpulkan pengetahuan yang diperoleh
Guru menilai siswa sejak perencanaan, penjadwalan, hingga menyimpulkan pengetahuan yang diperoleh
-
Guru memberikan kesimpulan akhir untuk menyamakan pengetahuan yang dimiliki siswa
Guru membantu siswa membuat kesimpulan akhir untuk menyamakan pengetahuan yang dimiliki siswa
[Mengatur strategi dan taktik]
Presentasi solusi, lisan atau tulisan
[Mengatur Inferensi]
Membuat kesimpulan
[Mengatur keterampilan dasar]
Terlibat dalam menyimpulkan
Mengevaluasi Pengalaman
Mengevaluasi Pengalaman
Guru memberikan siswa refleksi hasil belajar dengan memberikan soal posttest
Guru memberikan siswa refleksi hasil belajar dengan memberikan soal posttest
Claim
Siswa menjawab soal post test
Reasoning
Siswa merujuk pada teori di literatur
Evidence
Siswa menganalisis dan mengaitkan antara jawabannya dengan teori
Guru memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan dirumah berupa proyek pada pertemuan selanjutnya

Guru meminta siswa untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan sebuah proyek
Guru meminta siswa untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan sebuah proyek
Claim
Siswa mengungkapkan perasaan mereka selama menyelesaikan proyek
yok silahkan di comment, berikan pendapat temen-temen.
Apakah tabel tersebut sudah dapat dikatakan inovasi yang dpat menimbulkan sikap kritis dan kemampuan argumentasi atau hanya sekedar memindah sintak yang sudah ada?
Apakah model PjBL ini cocok diterapkan untuk materi bentuk molekul?
Inovasi seperti apa lagi yang dapat di tambahkan kedalam materi bentuk molekul agar menjadi lebih epektif dalam proses keterlaksanaannya sehingga melahirkan siswa yg kritis?

Materi 7. Penyusunan Rubrik Penilaian Kreativitas (Berpikir Kreatif) dalam Kimia

Definisi Kreativitas Kreativitas adalah suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang baru, apakah suatu gagasan atau suatu objek dalam su...