Senin, 10 Desember 2018

Materi 14. Persentasi Inovasi Sintaks Model Pembelajaran 5E (Learning Cycle) dan Dampaknya terhadap Keterampilan Berpikir Kritis

Sintaks Model 5E (Learning Cycle)
1. Pembengkitan Minat (Engagement)
Tahap pembengkitan minat merupakan tahap awal dari siklus belajar. Pada tahap ini guru berusaha membangkitkan dan mengembangkan minat dan keingitahuan siswa tentang topik yang akan diajarkan. Hal ini dilakuakan dengan mengajukan pertanyaan tentang topik faktual dalam kehidupan sehari-hari (yang berhubungan dengan topik bahasan). Dengan demikian siswa akan memberikan respon/jawaban, kemudian jawaban siswa tersebut dapat dijadikan pijakan oleh guru untuk mengetahui pengatahuan awal siswa tentang pokok bahasan. Kemudian guru perlu melakukan identifikasi ada tidaknya kesalahan konsep pada siswa. Pada fase ini juga siswa diajak untuk membuat prediksi-prediksi tentang fenomena yang akan depelajari dan dibuktikan dalam tahap eksplorasi. Dalam hal ini guru harus membangun keterkaitan antara pengalaman keseharian siswa dengan topik pembelajaran yang akan dibahas.
2. Eksplorasi (Exploration)
Pada tahap eksplorasi dibentuk kelompok-kelompok kecil antara 2-4 siswa. kemudian diberi kesempatan untuk bekerja sama dalam kelompok kecil tanpa pembelajaran langsung dari guru untuk melakukan dan mencatat ide-ide melalui kegiatan-kegiatan praktikum atau telaah literatur. Pada tahap ini guru bertindak sebagai fasilitator dan motivator. Pada dasarnya tujuan tahap ini adalah mengecek pengetahuan yang dimiliki siswa apakah sudah benar, masih salah, atau mungkin sebagian salah, sebagian benar.
3. Penjelasan (Explanation)
Pada tahap ini guru dituntut mendorong siswa untuk menjelaskan suatu konsep dengan kalimat/ pemikiran sendiri, meminta bukti dan klarifikasi atas penjelasan siswa, dan saling mendengar secara kritis penjelasan antar siswa atau guru serta mengatur jalannya diskusi. Dengan adanya diskusi tersebut, guru memberi definisi dan penjelasan tentang konsep yang dibahas, dengan memakai penjelasan siswa terdahulu sebagai dasar diskusi sehingga siswa dapat menemukan istilah-istilah dan konsep yang dipelajari.
4. Penerapan Konsep (Elaborasi)
Penerapan merupakan kemampuan untuk menerakan suatu kaidah atau metode untuk menyelesaikan masalah kehidupan yang nyata pada kasus atau problem yang kongkrit dan baru (Sri Esti Wuryani, 2006:212). Konsep adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai cirri-ciri yang sama. Konsep dapat dilambangkan dalam bentuk kata yang mewakili konsep itu. Pada tahap elaborasi siswa menerapkan konsep dan keterampilan yag telah dipelajari dalam situasi baru atau konteks yang berbeda. Dengan demikian, siswa akan dapat belajar secara bermakna, karena telah dapat menerapkan/ mengaplikasikan konsep yang baru dipelajarinya. Jika tahap ini dapat dirancang dengan baik oleh guru maka motivasi belajar siswa akan meningkat. Meningkatnya motivasi belajar siswa tentu dapat mendorong peningkatan hasil belajar siswa.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari siklus belajar. Pada tahap evaluasi, guru dapat mengamati pengetahuan atau pemahamana siswa dalam menerapkan konsep baru. Siswa dapat melakukan evaluasi diri dengan mengajukan pertanyaan terbuka dan mencari jawaban yang menggunakan observasi, bukti, atau penjelasan yang diperoleh sebelumnya. Hasil evaluasi ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi proses penerapan siklus belajar, apakah berjalan cukup baik, baik, atau masih kurang.
Karakteristik Berpikir Kritis 
Menurut Seifert dan Hoffnung (dalam Desmita, 2010:154), terdapat empat komponen berpikir kritis, yaitu sebagai berikut:
  1. Basic operations of reasoning. Untuk berpikir secara kritis, seseorang memiliki kemampuan untuk menjelaskan, menggeneralisasi, menarik kesimpulan deduktif dan merumuskan langkah-langkah logis lainnya secara mental. 
  2. Domain-specific knowledge. Dalam menghadapi suatu problem, seseorang harus mengetahui tentang topik atau kontennya. Untuk memecahkan suatu konflik pribadi, seseorang harus memiliki pengetahuan tentang person dan dengan siapa yang memiliki konflik tersebut. 
  3. Metakognitive knowledge. Pemikiran kritis yang efektif mengharuskan seseorang untuk memonitor ketika ia mencoba untuk benar-benar memahami suatu ide, menyadari kapan ia memerlukan informasi baru dan mereka-reka bagaimana ia dapat dengan mudah mengumpulkan dan mempelajari informasi tersebut. 
  4. Values, beliefs and dispositions. Berpikir secara kritis berarti melakukan penilaian secara fair dan objektif. Ini berarti ada semacam keyakinan diri bahwa pemikiran benar-benar mengarah pada solusi. Ini juga berarti ada semacam disposisi yang persisten dan reflektif ketika berpikir.
Sedangkan menurut Beyer (dalam Surya, 2011:137), terdapat delapan karakteristik dalam kemampuan berpikir kritis, yaitu:
  1. Watak (dispositions). Seseorang yang mempunyai keterampilan berpikir kritis mempunyai sikap skeptis (tidak mudah percaya), sangat terbuka, menghargai kejujuran, respek terhadap berbagai data dan pendapat, respek terhadap kejelasan dan ketelitian, mencari pandangan-pandangan lain yang berbeda, dan akan berubah sikap ketika terdapat sebuah pendapat yang dianggapnya baik. 
  2. Kriteria (criteria). Dalam berpikir kritis harus mempunyai sebuah kriteria atau patokan. Untuk sampai ke arah sana maka harus menemukan sesuatu untuk diputuskan atau dipercayai. Meskipun sebuah argumen dapat disusun dari beberapa sumber pelajaran, namun akan mempunyai kriteria yang berbeda. Apabila kita akan menerapkan standarisasi maka haruslah berdasarkan kepada relevansi, keakuratan fakta-fakta, berlandaskan sumber yang kredibel, teliti, tidak bias, bebas dari logika yang keliru, logika yang konsisten, dan pertimbangan yang matang. 
  3. Argumen (argument). Argumen adalah pernyataan atau proposisi yang dilandasi oleh data-data. Namun, secara umum argumen dapat diartikan sebagai alasan yang dapat dipakai untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan. Keterampilan berpikir kritis akan meliputi kegiatan pengenalan, penilaian, dan menyusun argumen. 
  4. Pertimbangan atau pemikiran (reasoning). Yaitu kemampuan untuk merangkum kesimpulan dari satu atau beberapa premis. Prosesnya akan meliputi kegiatan menguji hubungan antara beberapa pernyataan atau data.
  5. Sudut pandang (point of view). Sudut pandang adalah cara memandang atau landasan yang digunakan untuk menafsirkan sesuatu dan yang akan menentukan konstruksi makna. Seseorang yang berpikir dengan kritis akan memandang atau menafsirkan sebuah fenomena dari berbagai sudut pandang yang berbeda. 
  6. Prosedur penerapan kriteria (procedures for applying criteria). Prosedur penerapan berpikir kritis sangat kompleks dan prosedural. Prosedur tersebut akan meliputi merumuskan masalah, menentukan keputusan yang akan diambil, dan mengindentifikasikan asumsi atau perkiraan-perkiraan.
Indikator Berpikir Kritis 
Menurut Ennis (dalam Maftukhin, 2013:24), terdapat lima kelompok indikator kemampuan berpikir kritis, yaitu sebagai berikut:
  1. Klarifikasi Dasar (Elementary Clarification). Klarifikasi dasar terbagi menjadi tiga indikator yaitu (1) Mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan, (2) Menganalisis argumen, dan (3) Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan atau pertanyaan yang menantang. 
  2. Memberikan Alasan untuk Suatu Keputusan (The Basis for The Decision). Tahap ini terbagi menjadi dua indikator yaitu (1) Mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber dan (2) Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi. 
  3. Menyimpulkan (Inference). Tahap menyimpulkan terdiri dari tiga indikator (1) Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi, (2) Membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi, dan (3) Membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan. 
  4. Klarifikasi Lebih Lanjut (Advanced Clarification). Tahap ini terbagi menjadi dua indikator yaitu (1) Mengidentifikasikan istilah dan mempertimbangkan definisi dan (2) Mengacu pada asumsi yang tidak dinyatakan.
  5. Dugaan dan Keterpaduan (Supposition and Integration). Tahap ini terbagi menjadi dua indikator (1) Mempertimbangkan dan memikirkan secara logis premis, alasan, asumsi, posisi, dan usulan lain yang tidak disetujui oleh mereka atau yang membuat mereka merasa ragu-ragu tanpa membuat ketidaksepakatan atau keraguan itu mengganggu pikiran mereka, dan (2) Menggabungkan kemampuan-kemampuan lain dan disposisi-disposisi dalam membuat dan mempertahankan sebuah keputusan.
Sedangkan menurut Fisher (dalam Rahmawati, 2011:8), indikator kemampuan berpikir kritis antara lain adalah sebagai berikut:
  • Mengidentifikasi unsur-unsur dalam kasus beralasan, terutama alasan-alasan dan kesimpulan-kesimpulan.
  • Mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi-asumsi.
  • Memperjelas dan menginterpretasikan pernyataan-pernyataan dan ide-ide.
  • Mengadili penerimaan, terutama kredibilitas, dan klaim-klaim.
  • Mengevaluasi argumen-argumen yang beragam jenisnya.
  • Menganalisis, mengevaluasi, dan menghasilkan penjelasan-penjelasan.
  • Menganalisis, mengevaluasi, dan membuat keputusan-keputusan.
  • Menyimpulkan.
  • Menghasilkan argumen-argumen.
Berikut merupakan inovasi yang saya buat
Materi : Larutan Asam-Basa 
Model : 5E (Learning Cycle)
Dampak : Keterampilan Berpikir Kritis
Pertemuan : Ke-1
Model Konvensional (Model 5E)
Inovasi Sintaks Model 5E
Dampak Berpikir Kritis
Tahapan pembangkitan minat (engagement)
Tahapan pembangkitan minat (engagement
Membangkitkan minat dan keingintahuan siswa
Guru mengkondisikan siswa supaya siap untuk melaksanakan proses pembelajaran
-
Mengajukan pertanyaan tentang proses aktual dalam kehidupan sehari-hari (yang berhubungan dengan topik bahasan)
Apersepsi
Guru memberikan pertanyaan materi sebelumnya yang berkaitan dengan bentuk molekul (konfigurasi elektron, elektron valensi, struktur lewis dan lain sebagainya).
[Mengatur strategi dan taktik]
Berinteraksi dengan orang lain
[Memberikan penjelasan sederhana]
Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan pertanyaan yang menantang
Mengaitka topik yang dibahas dengan pengalaman siswa. Mendorong siswa untuk mengingat pengalaman sehari-harinya dan menunjukkan keterkaitannya dengan topik pembelajaran yang dibahas
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
-
Tahap Eksplorasi (exploration)
Tahap Eksplorasi (exploration)
Membentuk kelompok, memberi kesempatan untuk bekerja sama dalam kelompok kecil secara mandiri
Mengarahkan siswa membentuk kelompok dengan mengkondisikan setiap kemampuan dan karakter siswa sebaik mungkin (merata)
[Mengatur strategi dan taktik]
Berinteraksi dengan orang lain
Membagikan LKPD bentuk molekul kepada masing-masing Individu

Guru berperan sebagai fasilitator
Guru mengarahkan kepada pertanyaan yang menjadi permasalahan yang terdapat pada LKPD
[Memberikan penjelasan sederhana]
Mengidentifikasi pertanyaan untuk mempertimbangkan jawaban yang mungkin
Mendorong siswa untuk menjelaskan konsep dengan kalimat mereka sendiri
Guru mengarahkan siswa untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah nyata yang dipilih atau yang terdapat pada LKPD
[Memberikan penjelasan sederhana]
Mengidentifikasi pertanyaan
Meminta bukti dan klarifikasi penjelasan siswa, mendengar secara kritis penjelasan antar siswa
Mendorong siswa untuk mencari konsep dengan cara mengulas kembali berbagai literatur yang telah mereka bca sebelumnya
[Membagun keterampilan dasar]
Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi
Memberi definisi dan penjelasan dengan memakai penjelasan siswa terdahulu sebagai dasar berdiskusi
Meminta bukti dan klarifikasi penjelasan siswa, mendengar secara kritis penjelasan antar siswa (Guru menciptakan lingkungan kelas yang memungkinkan pertukaran ide yang terbuka)
[Mengatur strategi dan taktik]
Berinteraksi dengan orang lain
[Memberikan penjelasan sederhana]
Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan pertanyaan yang menantang

Membantu menyelesaikan masalah secara mandiri atau kelompok

Mengarahkan siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam kelompok masing-masing
[Mengatur strategi dan taktik]
Berinteraksi dengan orang lain

Guru membantu siswa menghubung-kan data yang diperoleh dengan penyelesain permasalahan yang ada
[Mengatur keterampilan dasar]
-   Dilaporkan oleh pengamat sendiri
-   Mencatat hal-hal yang diinginkan
Tahap Penjelasan (explanation)
Tahap Penjelasan (explanation)

Guru mempersilahkan siswa menyajikan hasil pengamatan
[Mengatur strategi dan taktik]
Presentasi solusi, lisan atau tulisan
Mendorong siswa untuk menjelaskan konsep dengan kalimat mereka sendiri
Mendorong siswa untuk menjelaskan konsep dengan kalimat mereka sendiri
[Mengatur strategi dan taktik]
Presentasi solusi, lisan atau tulisan
Bertanya (questioning)
Meminta bukti dan klarifikasi penjelasan siswa
Meminta bukti dan klarifikasi penjelasan siswa (Mendorong siswa mengajukan pertanyaan terkait materi yang belum dimengerti siswa dari kelompok lain)
[Klarifikasi Dasar (Elementary Clarification)]
Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan atau pertanyaan yang menantang
Mendengar secara kritis penjelasan antar siswa atau guru
Mendengar secara kritis penjelasan antar siswa atau guru (Mendorong siswa lain untuk menanggapi pertanyaan yang diberikan oleh temannya)
[Klarifikasi Dasar (Elementary Clarification)]
Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan atau pertanyaan yang menantang
Memandu diskusi
Memandu diskusi
[Mengatur strategi dan taktik]
Berinteraksi dengan orang lain
Tahap Pengayaan (elaboration)
Tahap Pengayaan (elaboration)
Mengingatkan siswa pada penjelasan alternatif dan mempertimbangkan data/bukti saat mereka mengeksplorasi situasi baru
Mengingatkan siswa pada penjelasan alternatif dan mempertimbangkan data/bukti saat mereka mengeksplorasi situasi baru
[Mengatur keterampilan dasar]
Mencatat hal-hal yang diinginkan
Mendorong dan memfasilitasi siswa mengaplikasi konsep/ keterampilan dalam setting yang baru/lain
Mendorong dan memfasilitasi siswa mengaplikasi konsep/ keterampilan dalam setting  yang baru/lain
[Mengatur Inferensi]
Menyeimbangkan, menimbang, dan memutuskan
Tahapan Evaluasi (evaluation)
Tahapan Evaluasi (evaluation)
Mengamati pengetahuan atau pemahaman siswa dalam hal penerapan konsep baru
Guru membantu siswa menyimpulkan hasil pemecahan masalah  dengan benar dan didukung literatur
[Mengatur strategi dan taktik]
Presentasi solusi, lisan atau tulisan
[Mengatur Inferensi]
Membuat kesimpulan
[Mengatur keterampilan dasar]
Terlibat dalam menyimpulkan
Mendorong siswa melakukan evaluasi diri
Guru mengarahkan siswa untuk memperhatikan penguatan darinya terhadap kesimpulan materi yang telah dipelajari
[Mengatur keterampilan dasar]
-    Mencatat hal-hal yang diinginkan
-    Penguatan dan kemungkinan penguatan
Mendorong siswa memahami kekurangan/ kelebihannya dalam kegiatan pembelajaran
Memberikan tes akhir atauposttest dari materi yang telah Bentuk Molekul
Menurut Fisher “Menga-nalisis, mengevaluasi, dan membuat keputusan-keputusan
Berdasarkan uraian di atas, maka timbul permasalahan sebagai berikut:
Apakah tabel tersebut sudah dapat dikatakan inovasi yang dapat menimbulkan sikap kritis hanya sekedar memindah sintak yang sudah ada?
Apakah inovasi model  5E ini cocok diterapkan untuk materi bentuk molekul?
Inovasi seperti apa lagi yang dapat di tambahkan kedalam materi bentuk molekul agar menjadi lebih epektif dalam proses keterlaksanaannya sehingga melahirkan siswa yg kritis?

14 komentar:

  1. menurut saya inovasi sintaks yang Anda buat sudah bagus dan bisa digunakan saat proses pembelajaran nantinya namun dari inovasi Anda, Anda harus bisa mengalokasikan waktu se efisien mungkin supaya inovasi sintaks yang Anda terapkan nanti berjalan dengan baik

    BalasHapus
  2. menurut saya inovasi yang anda buat sudah bagus karena sudah ingin mengembangkan dampak pada aspek berpikir kritis, kemudian inovasi yang mungkin dapat anda tambah lagi yaitu seperti pratikum pembuatan bentuk molekul.

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. menurut pendapat saya inovasi sintak yang dibuat sudah baik dan inovasi model 5E juga secara teori seperti yang tertulis diatas sudah cocok diterapkan untuk materi bentuk molekul serta meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, namun untuk secara praktiknya haruslah dilakukan uji coba untuk mengetahui tingkat keefisienan dari penerapan model ini pada materi bentuk molekul. sedikit saran pada sintak belum terlihat adanya kegiatan dalam meningkatkan kemampuan literasi siswa khususnya pada literasi big data yang kita ketahui berhubungan dengan penerapan suatu materi pada bidang lainnya dalam kehidupan sehingga pembelajaran akan lebih bermakna bagi siswa

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya setuju dengan pendapat fira bahwa inovasi sintak yang dibuat sudah baik dan inovasi model 5E juga secara teori seperti yang tertulis diatas sudah cocok diterapkan untuk materi bentuk molekul serta meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa

      Hapus
  5. saya akan mencoba menjawab pertanyaan sugeng, Apakah tabel tersebut sudah dapat dikatakan inovasi yang dapat menimbulkan sikap kritis hanya sekedar memindah sintak yang sudah ada?

    menurut saya apa yang sugeng modifikasi sudah cukup baik,namun alangkah lebih baik lagi jika pada tiap fase siswa diberi penguatan, diberikan kesempatan berliterasi yang seluasluasnya sehngga dalam berasumsi siswa memiliki fakta pendukung yang kuat dan relevan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya setuju dengan pendapat kk rini, jika perlu untuk litarasinya guru membuat suatu website atau classroom tempat berdiskusi antar mereka dan berbagi pengetahuan

      Hapus
    2. Saya seruju dnegan pendapat teman2 di atas bisa literasi dengan media clasroom atau bisa jg dengan flip classroom yang sedang berkembang sekarang.

      Hapus
  6. sependapat dengan teman-teman diatas, inovasi sintak yang dibuat sudah cukup baik. namun perlu ditambahkan literasi-literasiny. agar apa yang kita buat berdampak signifikan. kita tidak hanya memindahkan sintaks ataupun melengkapinya. namun juga memberikan keterbaruan, dan kelengkapan sehingga pemahaman peserta didik atas materi itu dapat dicapai dengan baik.

    BalasHapus
  7. Saya setuju dengan teman teman. Bahwa untuk lebih di tingkatkan lgi kemampuan berliterasi pada materi bentuk molekul ini. Dam untuk literasi teknologi bisa saja bg sugeng membawa mollymod atau alat peraga agar siswa lebih jelas dan bisa juga dengan menggunakan alat sederhana seperti plastisin dan tusuk gigi. Sehingga nnti nya akan nampak literasi teknologinya. Dengan begitu kemampuan siswa dalam berpikir kritis akan kelihatan

    BalasHapus
  8. menurut saya modifikasi dari bang sugeng sudah cukup baik,namun alangkah lebih baik lagi jika pada tiap fase siswa diberi penguatan, diberikan kesempatan berliterasi yang seluasluasnya sehngga dalam berasumsi siswa memiliki fakta pendukung yang kuat dan relevan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. sependapat dengan rini bahwa modifikasi dari sugeng sudah cukup baik,namun alangkah lebih baik lagi jika pada tiap fase siswa diberi penguatan, diberikan kesempatan berliterasi yang seluasluasnya sehngga dalam berasumsi siswa memiliki fakta pendukung yang kuat

      Hapus
  9. Menurut saya sintaksnya sudah dapat menimbulkan berfikir kritis dan sudah dikatakan memunculkan inovasi. Namun sebaiknya kemampuan literasi ditekankan disetiap aspeknya.

    BalasHapus
  10. Menurut saya inovasi yg saudara buat sudah baik, namun kita tetap harus mengikuti perkembangan zaman yaitu dengan mengikuti atau berkiblat pada kurikulum 2013 misalnya, siswa harus banyak berliterasi, nah ini perlu anda tambahkan lagi dalam tahapannya

    BalasHapus

Materi 7. Penyusunan Rubrik Penilaian Kreativitas (Berpikir Kreatif) dalam Kimia

Definisi Kreativitas Kreativitas adalah suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang baru, apakah suatu gagasan atau suatu objek dalam su...