1. Pembengkitan
Minat (Engagement)
Tahap pembengkitan minat merupakan tahap awal dari siklus belajar. Pada
tahap ini guru berusaha membangkitkan dan mengembangkan minat dan keingitahuan
siswa tentang topik yang akan diajarkan. Hal ini dilakuakan dengan mengajukan
pertanyaan tentang topik faktual dalam kehidupan sehari-hari (yang berhubungan
dengan topik bahasan). Dengan demikian siswa akan memberikan respon/jawaban,
kemudian jawaban siswa tersebut dapat dijadikan pijakan oleh guru untuk
mengetahui pengatahuan awal siswa tentang pokok bahasan. Kemudian guru perlu
melakukan identifikasi ada tidaknya kesalahan konsep pada siswa. Pada fase ini
juga siswa diajak untuk membuat prediksi-prediksi tentang fenomena yang akan
depelajari dan dibuktikan dalam tahap eksplorasi. Dalam hal ini guru harus
membangun keterkaitan antara pengalaman keseharian siswa dengan topik
pembelajaran yang akan dibahas.
2. Eksplorasi (Exploration)
Pada tahap eksplorasi dibentuk kelompok-kelompok kecil antara 2-4 siswa.
kemudian diberi kesempatan untuk bekerja sama dalam kelompok kecil tanpa pembelajaran
langsung dari guru untuk melakukan dan mencatat ide-ide melalui
kegiatan-kegiatan praktikum atau telaah literatur. Pada tahap ini guru
bertindak sebagai fasilitator dan motivator. Pada dasarnya tujuan tahap ini
adalah mengecek pengetahuan yang dimiliki siswa apakah sudah benar, masih
salah, atau mungkin sebagian salah, sebagian benar.
3. Penjelasan (Explanation)
Pada tahap ini guru dituntut mendorong siswa untuk menjelaskan suatu konsep
dengan kalimat/ pemikiran sendiri, meminta bukti dan klarifikasi atas
penjelasan siswa, dan saling mendengar secara kritis penjelasan antar siswa
atau guru serta mengatur jalannya diskusi. Dengan adanya diskusi tersebut, guru
memberi definisi dan penjelasan tentang konsep yang dibahas, dengan memakai
penjelasan siswa terdahulu sebagai dasar diskusi sehingga siswa dapat menemukan
istilah-istilah dan konsep yang dipelajari.
4. Penerapan Konsep (Elaborasi)
Penerapan merupakan kemampuan untuk menerakan suatu kaidah atau metode
untuk menyelesaikan masalah kehidupan yang nyata pada kasus atau problem yang
kongkrit dan baru (Sri Esti Wuryani, 2006:212). Konsep adalah satuan arti yang
mewakili sejumlah objek yang mempunyai cirri-ciri yang sama. Konsep dapat
dilambangkan dalam bentuk kata yang mewakili konsep itu. Pada tahap elaborasi
siswa menerapkan konsep dan keterampilan yag telah dipelajari dalam situasi
baru atau konteks yang berbeda. Dengan demikian, siswa akan dapat belajar
secara bermakna, karena telah dapat menerapkan/ mengaplikasikan konsep yang
baru dipelajarinya. Jika tahap ini dapat dirancang dengan baik oleh guru maka
motivasi belajar siswa akan meningkat. Meningkatnya motivasi belajar siswa
tentu dapat mendorong peningkatan hasil belajar siswa.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari siklus belajar. Pada tahap evaluasi,
guru dapat mengamati pengetahuan atau pemahamana siswa dalam menerapkan konsep
baru. Siswa dapat melakukan evaluasi diri dengan mengajukan pertanyaan terbuka
dan mencari jawaban yang menggunakan observasi, bukti, atau penjelasan yang
diperoleh sebelumnya. Hasil evaluasi ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi
proses penerapan siklus belajar, apakah berjalan cukup baik, baik, atau masih
kurang.
Karakteristik
Berpikir Kritis
Menurut Seifert dan Hoffnung (dalam Desmita,
2010:154), terdapat empat komponen berpikir kritis, yaitu sebagai berikut:
- Basic operations of reasoning. Untuk berpikir secara kritis, seseorang memiliki kemampuan untuk menjelaskan, menggeneralisasi, menarik kesimpulan deduktif dan merumuskan langkah-langkah logis lainnya secara mental.
- Domain-specific knowledge. Dalam menghadapi suatu problem, seseorang harus mengetahui tentang topik atau kontennya. Untuk memecahkan suatu konflik pribadi, seseorang harus memiliki pengetahuan tentang person dan dengan siapa yang memiliki konflik tersebut.
- Metakognitive knowledge. Pemikiran kritis yang efektif mengharuskan seseorang untuk memonitor ketika ia mencoba untuk benar-benar memahami suatu ide, menyadari kapan ia memerlukan informasi baru dan mereka-reka bagaimana ia dapat dengan mudah mengumpulkan dan mempelajari informasi tersebut.
- Values, beliefs and dispositions. Berpikir secara kritis berarti melakukan penilaian secara fair dan objektif. Ini berarti ada semacam keyakinan diri bahwa pemikiran benar-benar mengarah pada solusi. Ini juga berarti ada semacam disposisi yang persisten dan reflektif ketika berpikir.
Sedangkan menurut Beyer (dalam Surya, 2011:137),
terdapat delapan karakteristik dalam kemampuan berpikir kritis, yaitu:
- Watak (dispositions). Seseorang yang mempunyai keterampilan berpikir kritis mempunyai sikap skeptis (tidak mudah percaya), sangat terbuka, menghargai kejujuran, respek terhadap berbagai data dan pendapat, respek terhadap kejelasan dan ketelitian, mencari pandangan-pandangan lain yang berbeda, dan akan berubah sikap ketika terdapat sebuah pendapat yang dianggapnya baik.
- Kriteria (criteria). Dalam berpikir kritis harus mempunyai sebuah kriteria atau patokan. Untuk sampai ke arah sana maka harus menemukan sesuatu untuk diputuskan atau dipercayai. Meskipun sebuah argumen dapat disusun dari beberapa sumber pelajaran, namun akan mempunyai kriteria yang berbeda. Apabila kita akan menerapkan standarisasi maka haruslah berdasarkan kepada relevansi, keakuratan fakta-fakta, berlandaskan sumber yang kredibel, teliti, tidak bias, bebas dari logika yang keliru, logika yang konsisten, dan pertimbangan yang matang.
- Argumen (argument). Argumen adalah pernyataan atau proposisi yang dilandasi oleh data-data. Namun, secara umum argumen dapat diartikan sebagai alasan yang dapat dipakai untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan. Keterampilan berpikir kritis akan meliputi kegiatan pengenalan, penilaian, dan menyusun argumen.
- Pertimbangan atau pemikiran (reasoning). Yaitu kemampuan untuk merangkum kesimpulan dari satu atau beberapa premis. Prosesnya akan meliputi kegiatan menguji hubungan antara beberapa pernyataan atau data.
- Sudut pandang (point of view). Sudut pandang adalah cara memandang atau landasan yang digunakan untuk menafsirkan sesuatu dan yang akan menentukan konstruksi makna. Seseorang yang berpikir dengan kritis akan memandang atau menafsirkan sebuah fenomena dari berbagai sudut pandang yang berbeda.
- Prosedur penerapan kriteria (procedures for applying criteria). Prosedur penerapan berpikir kritis sangat kompleks dan prosedural. Prosedur tersebut akan meliputi merumuskan masalah, menentukan keputusan yang akan diambil, dan mengindentifikasikan asumsi atau perkiraan-perkiraan.
Menurut Ennis (dalam Maftukhin, 2013:24), terdapat
lima kelompok indikator kemampuan berpikir kritis, yaitu sebagai berikut:
- Klarifikasi Dasar (Elementary Clarification). Klarifikasi dasar terbagi menjadi tiga indikator yaitu (1) Mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan, (2) Menganalisis argumen, dan (3) Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan atau pertanyaan yang menantang.
- Memberikan Alasan untuk Suatu Keputusan (The Basis for The Decision). Tahap ini terbagi menjadi dua indikator yaitu (1) Mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber dan (2) Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi.
- Menyimpulkan (Inference). Tahap menyimpulkan terdiri dari tiga indikator (1) Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi, (2) Membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi, dan (3) Membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan.
- Klarifikasi Lebih Lanjut (Advanced Clarification). Tahap ini terbagi menjadi dua indikator yaitu (1) Mengidentifikasikan istilah dan mempertimbangkan definisi dan (2) Mengacu pada asumsi yang tidak dinyatakan.
- Dugaan dan Keterpaduan (Supposition and Integration). Tahap ini terbagi menjadi dua indikator (1) Mempertimbangkan dan memikirkan secara logis premis, alasan, asumsi, posisi, dan usulan lain yang tidak disetujui oleh mereka atau yang membuat mereka merasa ragu-ragu tanpa membuat ketidaksepakatan atau keraguan itu mengganggu pikiran mereka, dan (2) Menggabungkan kemampuan-kemampuan lain dan disposisi-disposisi dalam membuat dan mempertahankan sebuah keputusan.
Sedangkan menurut Fisher (dalam Rahmawati, 2011:8),
indikator kemampuan berpikir kritis antara lain adalah sebagai berikut:
- Mengidentifikasi unsur-unsur dalam kasus beralasan, terutama alasan-alasan dan kesimpulan-kesimpulan.
- Mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi-asumsi.
- Memperjelas dan menginterpretasikan pernyataan-pernyataan dan ide-ide.
- Mengadili penerimaan, terutama kredibilitas, dan klaim-klaim.
- Mengevaluasi argumen-argumen yang beragam jenisnya.
- Menganalisis, mengevaluasi, dan menghasilkan penjelasan-penjelasan.
- Menganalisis, mengevaluasi, dan membuat keputusan-keputusan.
- Menyimpulkan.
- Menghasilkan argumen-argumen.
Materi : Larutan
Asam-Basa
Model : 5E
(Learning Cycle)
Dampak :
Keterampilan Berpikir Kritis
Pertemuan : Ke-1
Model Konvensional (Model 5E)
|
Inovasi Sintaks Model 5E
|
Dampak Berpikir Kritis
|
Tahapan
pembangkitan minat (engagement)
|
Tahapan pembangkitan minat (engagement)
|
|
Membangkitkan minat dan keingintahuan siswa
|
Guru mengkondisikan siswa supaya siap untuk
melaksanakan proses pembelajaran
|
-
|
Mengajukan pertanyaan tentang proses aktual dalam
kehidupan sehari-hari (yang berhubungan dengan topik bahasan)
|
Apersepsi
Guru memberikan pertanyaan materi sebelumnya yang
berkaitan dengan bentuk molekul (konfigurasi elektron, elektron valensi,
struktur lewis dan lain sebagainya).
|
[Mengatur
strategi dan taktik]
Berinteraksi dengan orang lain
[Memberikan
penjelasan sederhana]
Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan pertanyaan yang
menantang
|
Mengaitka topik yang dibahas dengan pengalaman
siswa. Mendorong siswa untuk mengingat pengalaman sehari-harinya dan
menunjukkan keterkaitannya dengan topik pembelajaran yang dibahas
|
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai
|
-
|
Tahap
Eksplorasi (exploration)
|
Tahap Eksplorasi (exploration)
|
|
Membentuk kelompok, memberi kesempatan untuk bekerja
sama dalam kelompok kecil secara mandiri
|
Mengarahkan siswa membentuk kelompok dengan mengkondisikan setiap
kemampuan dan karakter siswa sebaik mungkin (merata)
|
[Mengatur
strategi dan taktik]
Berinteraksi dengan orang lain
|
Membagikan LKPD bentuk molekul kepada
masing-masing Individu
|
||
Guru berperan sebagai fasilitator
|
Guru mengarahkan kepada pertanyaan yang menjadi permasalahan yang
terdapat pada LKPD
|
[Memberikan
penjelasan sederhana]
Mengidentifikasi pertanyaan untuk mempertimbangkan jawaban yang mungkin
|
Mendorong siswa untuk menjelaskan konsep dengan
kalimat mereka sendiri
|
Guru mengarahkan siswa untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah
nyata yang dipilih atau yang terdapat pada LKPD
|
[Memberikan
penjelasan sederhana]
Mengidentifikasi pertanyaan
|
Meminta bukti dan klarifikasi penjelasan siswa,
mendengar secara kritis penjelasan antar siswa
|
Mendorong siswa untuk mencari konsep dengan cara
mengulas kembali berbagai literatur yang telah mereka bca sebelumnya
|
[Membagun
keterampilan dasar]
Mengobservasi dan mempertimbangkan
hasil observasi
|
Memberi definisi dan penjelasan dengan memakai
penjelasan siswa terdahulu sebagai dasar berdiskusi
|
Meminta bukti dan klarifikasi penjelasan siswa,
mendengar secara kritis penjelasan antar siswa (Guru
menciptakan lingkungan kelas yang memungkinkan pertukaran ide yang terbuka)
|
[Mengatur
strategi dan taktik]
Berinteraksi dengan orang lain
[Memberikan
penjelasan sederhana]
Bertanya dan menjawab pertanyaan
klarifikasi dan pertanyaan yang menantang
|
Membantu menyelesaikan masalah secara
mandiri atau kelompok
|
||
Mengarahkan siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam kelompok
masing-masing
|
[Mengatur
strategi dan taktik]
Berinteraksi dengan orang lain
|
|
Guru membantu siswa menghubung-kan data yang diperoleh dengan penyelesain
permasalahan yang ada
|
[Mengatur
keterampilan dasar]
- Dilaporkan oleh pengamat sendiri
- Mencatat hal-hal yang diinginkan
|
|
Tahap
Penjelasan (explanation)
|
Tahap Penjelasan (explanation)
|
|
Guru mempersilahkan siswa menyajikan
hasil pengamatan
|
[Mengatur strategi dan taktik]
Presentasi solusi, lisan atau tulisan
|
|
Mendorong
siswa untuk menjelaskan konsep dengan kalimat mereka sendiri
|
Mendorong
siswa untuk menjelaskan konsep dengan kalimat mereka sendiri
|
[Mengatur strategi dan taktik]
Presentasi solusi, lisan atau tulisan
|
Bertanya (questioning)
|
||
Meminta
bukti dan klarifikasi penjelasan siswa
|
Meminta
bukti dan klarifikasi penjelasan siswa (Mendorong
siswa mengajukan pertanyaan terkait materi yang belum dimengerti siswa dari
kelompok lain)
|
[Klarifikasi
Dasar (Elementary Clarification)]
Bertanya dan menjawab pertanyaan
klarifikasi dan atau pertanyaan yang menantang
|
Mendengar
secara kritis penjelasan antar siswa atau guru
|
Mendengar
secara kritis penjelasan antar siswa atau guru (Mendorong
siswa lain untuk menanggapi pertanyaan yang diberikan oleh temannya)
|
[Klarifikasi
Dasar (Elementary Clarification)]
Bertanya dan menjawab pertanyaan
klarifikasi dan atau pertanyaan yang menantang
|
Memandu diskusi
|
Memandu diskusi
|
[Mengatur
strategi dan taktik]
Berinteraksi dengan orang lain
|
Tahap Pengayaan (elaboration)
|
Tahap Pengayaan (elaboration)
|
|
Mengingatkan
siswa pada penjelasan alternatif dan mempertimbangkan data/bukti saat mereka
mengeksplorasi situasi baru
|
Mengingatkan
siswa pada penjelasan alternatif dan mempertimbangkan data/bukti saat mereka
mengeksplorasi situasi baru
|
[Mengatur
keterampilan dasar]
Mencatat hal-hal yang diinginkan
|
Mendorong
dan memfasilitasi siswa mengaplikasi konsep/ keterampilan dalam setting yang
baru/lain
|
Mendorong
dan memfasilitasi siswa mengaplikasi konsep/ keterampilan dalam setting yang
baru/lain
|
[Mengatur
Inferensi]
Menyeimbangkan, menimbang, dan memutuskan
|
Tahapan Evaluasi (evaluation)
|
Tahapan Evaluasi (evaluation)
|
|
Mengamati
pengetahuan atau pemahaman siswa dalam hal penerapan konsep baru
|
Guru membantu siswa menyimpulkan hasil
pemecahan masalah dengan benar dan didukung literatur
|
[Mengatur
strategi dan taktik]
Presentasi solusi, lisan atau tulisan
[Mengatur
Inferensi]
Membuat kesimpulan
[Mengatur
keterampilan dasar]
Terlibat dalam menyimpulkan
|
Mendorong
siswa melakukan evaluasi diri
|
Guru mengarahkan siswa untuk memperhatikan penguatan darinya terhadap
kesimpulan materi yang telah dipelajari
|
[Mengatur
keterampilan dasar]
- Mencatat hal-hal yang diinginkan
- Penguatan dan kemungkinan penguatan
|
Mendorong
siswa memahami kekurangan/ kelebihannya dalam kegiatan pembelajaran
|
Memberikan tes akhir atauposttest dari materi yang telah
Bentuk Molekul
|
Menurut Fisher “Menga-nalisis, mengevaluasi, dan membuat
keputusan-keputusan
|
Berdasarkan
uraian di atas, maka timbul permasalahan sebagai berikut:
Apakah tabel tersebut sudah dapat dikatakan inovasi yang dapat menimbulkan
sikap kritis hanya sekedar memindah sintak yang sudah ada?
Apakah inovasi model 5E ini cocok
diterapkan untuk materi bentuk molekul?
Inovasi seperti apa lagi yang dapat di tambahkan kedalam materi bentuk
molekul agar menjadi lebih epektif dalam proses keterlaksanaannya sehingga
melahirkan siswa yg kritis?
menurut saya inovasi sintaks yang Anda buat sudah bagus dan bisa digunakan saat proses pembelajaran nantinya namun dari inovasi Anda, Anda harus bisa mengalokasikan waktu se efisien mungkin supaya inovasi sintaks yang Anda terapkan nanti berjalan dengan baik
BalasHapusmenurut saya inovasi yang anda buat sudah bagus karena sudah ingin mengembangkan dampak pada aspek berpikir kritis, kemudian inovasi yang mungkin dapat anda tambah lagi yaitu seperti pratikum pembuatan bentuk molekul.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusmenurut pendapat saya inovasi sintak yang dibuat sudah baik dan inovasi model 5E juga secara teori seperti yang tertulis diatas sudah cocok diterapkan untuk materi bentuk molekul serta meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, namun untuk secara praktiknya haruslah dilakukan uji coba untuk mengetahui tingkat keefisienan dari penerapan model ini pada materi bentuk molekul. sedikit saran pada sintak belum terlihat adanya kegiatan dalam meningkatkan kemampuan literasi siswa khususnya pada literasi big data yang kita ketahui berhubungan dengan penerapan suatu materi pada bidang lainnya dalam kehidupan sehingga pembelajaran akan lebih bermakna bagi siswa
BalasHapussaya setuju dengan pendapat fira bahwa inovasi sintak yang dibuat sudah baik dan inovasi model 5E juga secara teori seperti yang tertulis diatas sudah cocok diterapkan untuk materi bentuk molekul serta meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa
Hapussaya akan mencoba menjawab pertanyaan sugeng, Apakah tabel tersebut sudah dapat dikatakan inovasi yang dapat menimbulkan sikap kritis hanya sekedar memindah sintak yang sudah ada?
BalasHapusmenurut saya apa yang sugeng modifikasi sudah cukup baik,namun alangkah lebih baik lagi jika pada tiap fase siswa diberi penguatan, diberikan kesempatan berliterasi yang seluasluasnya sehngga dalam berasumsi siswa memiliki fakta pendukung yang kuat dan relevan.
saya setuju dengan pendapat kk rini, jika perlu untuk litarasinya guru membuat suatu website atau classroom tempat berdiskusi antar mereka dan berbagi pengetahuan
HapusSaya seruju dnegan pendapat teman2 di atas bisa literasi dengan media clasroom atau bisa jg dengan flip classroom yang sedang berkembang sekarang.
Hapussependapat dengan teman-teman diatas, inovasi sintak yang dibuat sudah cukup baik. namun perlu ditambahkan literasi-literasiny. agar apa yang kita buat berdampak signifikan. kita tidak hanya memindahkan sintaks ataupun melengkapinya. namun juga memberikan keterbaruan, dan kelengkapan sehingga pemahaman peserta didik atas materi itu dapat dicapai dengan baik.
BalasHapusSaya setuju dengan teman teman. Bahwa untuk lebih di tingkatkan lgi kemampuan berliterasi pada materi bentuk molekul ini. Dam untuk literasi teknologi bisa saja bg sugeng membawa mollymod atau alat peraga agar siswa lebih jelas dan bisa juga dengan menggunakan alat sederhana seperti plastisin dan tusuk gigi. Sehingga nnti nya akan nampak literasi teknologinya. Dengan begitu kemampuan siswa dalam berpikir kritis akan kelihatan
BalasHapusmenurut saya modifikasi dari bang sugeng sudah cukup baik,namun alangkah lebih baik lagi jika pada tiap fase siswa diberi penguatan, diberikan kesempatan berliterasi yang seluasluasnya sehngga dalam berasumsi siswa memiliki fakta pendukung yang kuat dan relevan.
BalasHapussependapat dengan rini bahwa modifikasi dari sugeng sudah cukup baik,namun alangkah lebih baik lagi jika pada tiap fase siswa diberi penguatan, diberikan kesempatan berliterasi yang seluasluasnya sehngga dalam berasumsi siswa memiliki fakta pendukung yang kuat
HapusMenurut saya sintaksnya sudah dapat menimbulkan berfikir kritis dan sudah dikatakan memunculkan inovasi. Namun sebaiknya kemampuan literasi ditekankan disetiap aspeknya.
BalasHapusMenurut saya inovasi yg saudara buat sudah baik, namun kita tetap harus mengikuti perkembangan zaman yaitu dengan mengikuti atau berkiblat pada kurikulum 2013 misalnya, siswa harus banyak berliterasi, nah ini perlu anda tambahkan lagi dalam tahapannya
BalasHapus