Senin, 03 Desember 2018

Materi 13. Persentasi Inovasi Sintaks Model Pembelajaran PJBL dan Dampaknya terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Kemampuan Argumentasi

Definisi Model Project Based Learning
Pembelajarn berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang diorientasikan untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan belajar para siswa melalui serangkaian kegiatan merencanakan, melaksanakan penelitian, dan menghasilkan produk tertentu yang dibingkai dalam satu wadah berupa proyek pembelajaran (Abidin, 2013:169). Namun menurut Wena (2011:145) pembelajaran berbasis proyek adalah sebuat model pembelajaran yang inovatif, dan lebih menekankan pada belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks.
Model pembelajar berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang secara langsung melibatkan siswa dalam proses pembelajaran melalui kegiatan penelitian untuk mengerjakan dan menyelesaikan sebuah proyek pembelajaran, serta dalam pembelajaran berbasis proyek ini menekankan aktivitas siswa dalam memecahkan berbagai permasalahan yang bersifat open-ended dan mengaplikasi pengetahuan mereka dalam mengerjakan sebuah proyek untuk menghasilkan sebuah produk otentik.
Sintaks Model Project Based Learning
Menurut Daryanto, (2011:27-28), langkah-langkah Project Based Learning adalah sebagai berikut:
1. Penentuan pertanyaan mendasar (staert with the essential question)
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil topic yang sesuai dengan realitas dunianyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam.
2. Mendesain perencanaan proyek (design a plan for the project)
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta didik. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.
3. Menyusun jadwal (create a schedule)
Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain:
  • Membuat timeline untuk menyelesaikan proyek
  • Membuat deadline menyelesaikan proyek
  • Membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru
  • Membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek
  • Meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara.
4. Monitor peserta didik dan pengajuan proyek (monitor the students and the progress of the project)
Pengajar bertanggung jawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek.
5. Menguji hasil (assessthe outcorne)
Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran perikutnya.
6. Mengevaluasi pengalaman (evaluate the experience)
Pengajar dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok.
Karakteristik Berpikir Kritis 
Menurut Seifert dan Hoffnung (dalam Desmita, 2010:154), terdapat empat komponen berpikir kritis, yaitu sebagai berikut:
  • Basic operations of reasoning. Untuk berpikir secara kritis, seseorang memiliki kemampuan untuk menjelaskan, menggeneralisasi, menarik kesimpulan deduktif dan merumuskan langkah-langkah logis lainnya secara mental. 
  • Domain-specific knowledge. Dalam menghadapi suatu problem, seseorang harus mengetahui tentang topik atau kontennya. Untuk memecahkan suatu konflik pribadi, seseorang harus memiliki pengetahuan tentang person dan dengan siapa yang memiliki konflik tersebut. 
  • Metakognitive knowledge. Pemikiran kritis yang efektif mengharuskan seseorang untuk memonitor ketika ia mencoba untuk benar-benar memahami suatu ide, menyadari kapan ia memerlukan informasi baru dan mereka-reka bagaimana ia dapat dengan mudah mengumpulkan dan mempelajari informasi tersebut. 
  • Values, beliefs and dispositions. Berpikir secara kritis berarti melakukan penilaian secara fair dan objektif. Ini berarti ada semacam keyakinan diri bahwa pemikiran benar-benar mengarah pada solusi. Ini juga berarti ada semacam disposisi yang persisten dan reflektif ketika berpikir.
Sedangkan menurut Beyer (dalam Surya, 2011:137), terdapat delapan karakteristik dalam kemampuan berpikir kritis, yaitu:
  • Watak (dispositions). Seseorang yang mempunyai keterampilan berpikir kritis mempunyai sikap skeptis (tidak mudah percaya), sangat terbuka, menghargai kejujuran, respek terhadap berbagai data dan pendapat, respek terhadap kejelasan dan ketelitian, mencari pandangan-pandangan lain yang berbeda, dan akan berubah sikap ketika terdapat sebuah pendapat yang dianggapnya baik. 
  • Kriteria (criteria). Dalam berpikir kritis harus mempunyai sebuah kriteria atau patokan. Untuk sampai ke arah sana maka harus menemukan sesuatu untuk diputuskan atau dipercayai. Meskipun sebuah argumen dapat disusun dari beberapa sumber pelajaran, namun akan mempunyai kriteria yang berbeda. Apabila kita akan menerapkan standarisasi maka haruslah berdasarkan kepada relevansi, keakuratan fakta-fakta, berlandaskan sumber yang kredibel, teliti, tidak bias, bebas dari logika yang keliru, logika yang konsisten, dan pertimbangan yang matang. 
  • Argumen (argument). Argumen adalah pernyataan atau proposisi yang dilandasi oleh data-data. Namun, secara umum argumen dapat diartikan sebagai alasan yang dapat dipakai untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan. Keterampilan berpikir kritis akan meliputi kegiatan pengenalan, penilaian, dan menyusun argumen. 
  • Pertimbangan atau pemikiran (reasoning). Yaitu kemampuan untuk merangkum kesimpulan dari satu atau beberapa premis. Prosesnya akan meliputi kegiatan menguji hubungan antara beberapa pernyataan atau data.
  • Sudut pandang (point of view). Sudut pandang adalah cara memandang atau landasan yang digunakan untuk menafsirkan sesuatu dan yang akan menentukan konstruksi makna. Seseorang yang berpikir dengan kritis akan memandang atau menafsirkan sebuah fenomena dari berbagai sudut pandang yang berbeda. 
  • Prosedur penerapan kriteria (procedures for applying criteria). Prosedur penerapan berpikir kritis sangat kompleks dan prosedural. Prosedur tersebut akan meliputi merumuskan masalah, menentukan keputusan yang akan diambil, dan mengindentifikasikan asumsi atau perkiraan-perkiraan.
Indikator Berpikir Kritis 
Menurut Ennis (dalam Maftukhin, 2013:24), terdapat lima kelompok indikator kemampuan berpikir kritis, yaitu sebagai berikut:
  • Klarifikasi Dasar (Elementary Clarification). Klarifikasi dasar terbagi menjadi tiga indikator yaitu (1) Mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan, (2) Menganalisis argumen, dan (3) Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan atau pertanyaan yang menantang. 
  • Memberikan Alasan untuk Suatu Keputusan (The Basis for The Decision). Tahap ini terbagi menjadi dua indikator yaitu (1) Mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber dan (2) Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi. 
  • Menyimpulkan (Inference). Tahap menyimpulkan terdiri dari tiga indikator (1) Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi, (2) Membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi, dan (3) Membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan. 
  • Klarifikasi Lebih Lanjut (Advanced Clarification). Tahap ini terbagi menjadi dua indikator yaitu (1) Mengidentifikasikan istilah dan mempertimbangkan definisi dan (2) Mengacu pada asumsi yang tidak dinyatakan.
  • Dugaan dan Keterpaduan (Supposition and Integration). Tahap ini terbagi menjadi dua indikator (1) Mempertimbangkan dan memikirkan secara logis premis, alasan, asumsi, posisi, dan usulan lain yang tidak disetujui oleh mereka atau yang membuat mereka merasa ragu-ragu tanpa membuat ketidaksepakatan atau keraguan itu mengganggu pikiran mereka, dan (2) Menggabungkan kemampuan-kemampuan lain dan disposisi-disposisi dalam membuat dan mempertahankan sebuah keputusan.

Sedangkan menurut Fisher (dalam Rahmawati, 2011:8), indikator kemampuan berpikir kritis antara lain adalah sebagai berikut:
  • Mengidentifikasi unsur-unsur dalam kasus beralasan, terutama alasan-alasan dan kesimpulan-kesimpulan.
  • Mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi-asumsi.
  • Memperjelas dan menginterpretasikan pernyataan-pernyataan dan ide-ide.
  • Mengadili penerimaan, terutama kredibilitas, dan klaim-klaim.
  • Mengevaluasi argumen-argumen yang beragam jenisnya.
  • Menganalisis, mengevaluasi, dan menghasilkan penjelasan-penjelasan.
  • Menganalisis, mengevaluasi, dan membuat keputusan-keputusan.
  • Menyimpulkan.
  • Menghasilkan argumen-argumen.
Definisi Kemampuan Argumentasi
Kata argumentasi berasal dari kata “argumen” yang bearti alasan. Argumentasi merupakan usaha yang dilakukan seseorang dalam menyampaikan suatu pendapat yang disertai fakta yang menguatkan pendapat tersebut. Menurut Siegel (1995) argumentasi memainkan peran penting dalam membangun penjelasan, model dan teori-teori. Kemampuan argumentasi memainkan peran utama dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis serta pemahaman terhadap permasalahan dan suatu gagasan.
Menurut Deane dan Song (2014), kemampuan argumentasi merupakan salah satu kemampuan berpikir yang paling kompleks dalam proses pembelajaran. Salah satu tujuan pembelajaran dengan mengembangkan kemampuan argumentasi adalah untuk mengenalkan literasi sains yang menyiapkan siswa untuk bertanggung jawab sebagai bagian dari masyarakat dan warga negara di masa depan.
Aspek pada Kemampuan Argumentasi
Kemampuan argumentasi menurut McNeill & Krajcik (2006) memuat aspek berupa claim, evidence dan reasoning. 
  1. Claim merupakan pernyataan yang menjawab permasalahan. 
  2. Evidence menurut Wilson, Taylor, Kowalski & Carlson, (2010) merupakan data ilmiah yang mendukung suatu pernyataan. 
  3. Reasoning merupakan pembenaran terkait pernyataan dan bukti. 
Suatu argumen yang berkualitas harus mampu menghadirkan komponen tersebut dengan jelas dan logis. Komponen argumentasi dapat dikembangkan melalui proses pembelajaran yang tepat. Selama proses pembelajaran, guru cenderung mendominasi kelas dengan mengajukan banyak pertanyaan, menjawab pertanyaan, mengarahkan dan memberikan penjelasan materi, sehingga peserta didik kurang terlatih dalam berargumen. Pertanyaan yang diajukan guru hanya berupa pertanyaan yang membutuhkan jawaban singkat atau pertanyaan yang bersifat mengulang, sehingga kurang mengakomodasi kemampuan berpikir peserta didik.
Berikut Merupakan Inovasi Yang Saya Buat
Materi : Bentuk Molekul 
Model : Project Based Learning (PJBL) 
Dampak : Kemampuan Berpikir Kritis dan Argumentasi 
Pertemuan : Ke-1
Model Konvensional (Model PJBL)
Inovasi Sintaks Model PJBL
Dampak Berpikir Kritis dan Argumentasi
Menentukan Pertanyaan Mendasar
Orientasi masalah
Guru mengkondisikan siswa agar siap melaksanakan proses pembelajaran
Guru menginfomasikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai
[Mengatur strategi dan taktik]
Berinteraksi dengan orang lain
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
Mengarahkan siswa membentuk kelompok dengan mengkondisikan setiap kemampuan dan karakter siswa sebaik mungkin (merata)
Guru memberikan stimulasi berupa penayangan video
Membagikan LKPD bentuk molekul kepada masing-masing Individu
[Memberikan penjelasan sederhana]
Mengidentifikasi pertanyaan untuk mempertimbangkan jawaban yang mungkin
Guru memberikan soal atau masalah yang berhubungan dengan pembelajaran
Guru mengarahkan kepada pertanyaan yang menjadi permasalahan yang terdapat pada LKPD
[Memberikan penjelasan sederhana]
Mengidentifikasi pertanyaan
Mendesain Perencanaan Proyek
Meramalkan (Predict)
Guru meminta siswa duduk dalam kelompok yang telah dibagi sebelumnya
Guru meminta siswa duduk dalam kelompok yang telah dibagi sebelumnya

Pemodelan (Modelling)

Guru mengarahkan siswa menggunakan alat dan bahan yang sesuai dengan e-LKPD
[Mengatur keterampilan dasar]
Menggunakan prosedur yang ada
Guru mengarahkan siswa untuk membuat sebuah proyek yang dapat menyelesaikan permasalahan yang telah dikemukakan
Guru mengarahkan siswa untuk merancang percobaan dan bekerjasama dalam melakukan percobaan
[Mengatur Inferensi]
Menyeimbangkan, menimbang, dan memutuskan
Guru membimbing siswa dalam membuat langkah kerja sebuah proyek yang akan dilaksanakan
Mengarahkan siswa untuk merancang pemodelan atau reflika bentuk molekul seperti pada LKPD yang telah ditampilkan sebelumnya, sesuai dengan permasalahan yang diberikan menggunakan Molimod/ plestisin dan sebagainya yang dapat dimanfaatkan
Menurut Fisher
“keterampilan menganalisis, mengevaluasi, dan menghasilkan
Menyusun Jadwal
Menyusun Jadwal
Guru meminta siswa untuk membuat timeline untuk menyelesaikan sebuah proyek
Guru meminta siswa untuk membuat timeline untuk menyelesai-kan sebuah proyek
Claim
Siswa melakukan diskusi untuk membuat timeline dalam menyelesaikan sebuah proyek
Guru meminta siswa membuat deadline menyelesaikan sebuah proyek
Guru meminta siswa membuat deadline menyelesaikan sebuah proyek
Claim
Siswa melakukan diskusi untuk membuat deadline dalam menyelesaikan sebuah proyek
Guru meminta siswa untuk membuat penjelasan tentang pemilihan suatu cara penyelesaian sebuah proyek
Guru meminta siswa untuk membuat penjelasan tentang pemilihan suatu cara penyelesaian sebuah proyek. Cara disini maksudnya pemilihan alat yang digunakan seperti penghubung antar atom menggunakan tusuk gigi/lidi kelapa untuk menyatukan plestisin
Claim
Siswa melakukan diskusi untuk menentukan proyek apa yang akan dikerjakan untuk menjawab permasalahan
Memonitor Peserta didik dan kemajuan proyek
Memonitor Peserta didik dan kemajuan proyek
Guru melakukan monitoring dan pengarahan berupa pertanyaan-pertanyaan kepada siswa dalam pelaksanaan sebuah proyek dan pengumpulan data
Guru melakukan monitoring dan pengarahan berupa pertanyaan-pertanyaan kepada siswa dalam pelaksanaan sebuah proyek dan pengumpulan data
Claim
Siswa pada masing-masing kelompok berdiskusi dalam melakukan pengumpulan data
Guru melakukan monitoring dan pengarahan berupa pertanyaan peertanyaan kepada siswa dalam menganalisis data
Guru melakukan monitoring dan pengarahan berupa pertanyaan peertanyaan kepada siswa dalam menganalisis data (Informasi dari beberapa sumber untuk menyelesaikan permasalahan pada LKPD yang dikaitkan dengan pemodelan/produk)
Claim
Siswa pada masing-masing kelompok berdiskusi dalam melakukan pengumpulan data
Reasoning
Siswa pada masing-masing kelompok berdiskusi dalam menemukan literature yang mendukung jawaban siswa di pengumpulan data
Guru melakukan monitoring dan pengarahan berupa pertanyaan-pertanyaan kepada siswa dalam menyimpulkan pengetahuan yang diperoleh dari sebuah proyek yang dilakukan
Guru melakukan monitoring dan pengarahan berupa pertanyaan-pertanyaan kepada siswa dalam menyimpulkan pengetahuan yang diperoleh dari sebuah proyek yang dilakukan (dilakukan Perkelompok)
Claim
Siswa pada masing-masing kelompok berdiskusi dalam melakukan pengumpulan data
Reasoning
Siswa pada masing-masing kelompok berdiskusi dalam menemukan literature yang mendukung jawaban siswa di pengumpulan data
Evidence
Siswa mengaitkan dan menyimpulkan pernyataannya yang didukung oleh teori yang ada sehingga jelas hubungannya dan melihat apakah jawaban bermakna
Menguji Hasil
Menguji Hasil
Guru meminta siswa untuk mempersentasekan proyek yang telah dipersiapkan
Guru meminta siswa untuk mempersentasekan proyek yang telah dipersiapkan
Claim
Siswa bersama rekan kelompok mempersentasikan proyek hasil diskusi yang menjawab permasalahan tadi
Bertanya (questioning)

Mendorong siswa dari kelompok lain mengajukan pertanyaan terkait materi proyek yang dibuat temannya
[Klarifikasi Dasar (Elementary Clarification)]
Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan atau pertanyaan yang menantang

Mendorong siswa yang mepresentasiakan untuk menanggapi pertanyaan yang diberikan oleh temannya
[Klarifikasi Dasar (Elementary Clarification)]
Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan atau pertanyaan yang menantang
Claim merupakan
pernyataan yang menjawab permasalahan
Evidence merupakan data ilmiah yang mendukung suatu pernyataan. 
Reasoning merupakan pembenaran terkait pernyataan dan bukti
Guru meminta siswa untuk membuktikan sebuah proyek yang telah dibuat berdasarkan teori yang ada
Guru meminta siswa untuk membuktikan sebuah proyek yang telah dibuat berdasarkan teori yang ada
Claim
Siswa bersama rekan kelompok mempersentasikan proyek hasil diskusi yang menjawab permasalahan tadi
Reasoning
Siswa mempersentasikan teori yang mendukung pernyataan persentasi mereka
Evidence
Siswa mengkaitkan antara pernyataan mereka dan didukung oleh teori dari literature sehingga jelas hubungannya dan melihat apakah jawaban bermakna
Guru menilai siswa sejak perencanaan, penjadwalan, hingga menyimpulkan pengetahuan yang diperoleh
Guru menilai siswa sejak perencanaan, penjadwalan, hingga menyimpulkan pengetahuan yang diperoleh
-
Guru memberikan kesimpulan akhir untuk menyamakan pengetahuan yang dimiliki siswa
Guru membantu siswa membuat kesimpulan akhir untuk menyamakan pengetahuan yang dimiliki siswa
[Mengatur strategi dan taktik]
Presentasi solusi, lisan atau tulisan
[Mengatur Inferensi]
Membuat kesimpulan
[Mengatur keterampilan dasar]
Terlibat dalam menyimpulkan
Mengevaluasi Pengalaman
Mengevaluasi Pengalaman
Guru memberikan siswa refleksi hasil belajar dengan memberikan soal posttest
Guru memberikan siswa refleksi hasil belajar dengan memberikan soal posttest
Claim
Siswa menjawab soal post test
Reasoning
Siswa merujuk pada teori di literatur
Evidence
Siswa menganalisis dan mengaitkan antara jawabannya dengan teori
Guru memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan dirumah berupa proyek pada pertemuan selanjutnya

Guru meminta siswa untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan sebuah proyek
Guru meminta siswa untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan sebuah proyek
Claim
Siswa mengungkapkan perasaan mereka selama menyelesaikan proyek
yok silahkan di comment, berikan pendapat temen-temen.
Apakah tabel tersebut sudah dapat dikatakan inovasi yang dpat menimbulkan sikap kritis dan kemampuan argumentasi atau hanya sekedar memindah sintak yang sudah ada?
Apakah model PjBL ini cocok diterapkan untuk materi bentuk molekul?
Inovasi seperti apa lagi yang dapat di tambahkan kedalam materi bentuk molekul agar menjadi lebih epektif dalam proses keterlaksanaannya sehingga melahirkan siswa yg kritis?

19 komentar:

  1. Menurut saya dalam inovasi yg bang sugeng buat sudah bagus. Namun disini mnurut saya dampak yg akan di munculkan siswa terlalu banyak.sehingga kurang efektif. Mungkin ckup kemampuan dalam berargumentasi atau kemampuan berpikir kritis saja. Karena kan kita jg harus mnilai karakteristik dari materi yg bg sugeng ambil. Yaitu bentuk molekul. Jadi menurut saya ini fokusnya terlalu banyak. Saran saya lihat dlu karakteristrik materi nya kmudian baru bg sugeng tentukan mau kemana hasil belajar ini di fokuskan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya setuju dengan dian, dampak yang ditimbulkan terlalu banyak. Yang padahal di dalam argumentasi sendiri juga secara tersirat sudah ada dampak berfikir kritis dimana siswa menimbulkan claim, reasoning dan evidence. Pada aspek claim sendiri sudah memberikan penjelasan sederhana dan sudah mengidentifikasi masalah. Pada aspek Reasoning sudah membangun keterampilan dasar yakni mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi, pada evidence sendiri siswa sudah mengkaitkan hubungan antara Claim dan Reasoning ini sudah menimbulkan aspek membuat inferhensi yakni membuat kesimpulan. Jadi sebaiknya dipilih salah satu saja karena keduanya sama-sama menimbulkan berfikir kritis.

      Hapus
    2. Saya setuju dengan dian dan kak fanny bahwa dampak yg akan di munculkan siswa terlalu banyak.sehingga kurang efektif.karna jika dilihat dari segi indikator nya aja ada memiliki persamaan, di dalam argumentasi sendiri juga secara tersirat sudah ada dampak berfikir kritis dimana siswa menimbulkan claim, reasoning dan evidence.
      apa alasan abang menggabungkan dua pengaruh yaitu Berpikir Kritis dan Argumentasi ?

      Hapus
    3. saya sependapat dengan teman-teman bahwa dampak yang ditimbulkan terlalu banyak. Yang padahal di dalam argumentasi sendiri juga secara tersirat sudah ada dampak berfikir kritis dimana siswa menimbulkan claim, reasoning dan evidence.

      Hapus
  2. Oke, terimaksih atas saran yg diberikan, alangkah baiknya jika proyek yang dibuat oleh siswa dapat berimplikasi terhadap lingkungan/aktivitas sehari-hari berdasarkan materi bentuk molekul, jadi proyek dan karya yang dihasilkan tidak hanya menjadi pajangan semata, namun memiliki multifungsional?
    Karya seperti ap menuru saudari yg bisa dibuat atw d sesuaikan dengan materi bentuk molekul.

    BalasHapus
  3. menurut Beyer karakteristik dalam kemampuan berpikir kritissalah satunya yaitu:
    Argumen (argument). Argumen adalah pernyataan atau proposisi yang dilandasi oleh data-data. Namun, secara umum argumen dapat diartikan sebagai alasan yang dapat dipakai untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan. Keterampilan berpikir kritis akan meliputi kegiatan pengenalan, penilaian, dan menyusun argumen.
    Itu alasannya kenapa saya menambahkan jg kmampuan berargumentasi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau begitu cukup argumentasi saja sesuai dengan penjelasan kk fanny di atas tdi.

      Hapus
    2. tetapi berkenaan dengan tanggapan saudari Rifanny, bagaimana jika kita menganggkatnya sebagai variabel moderator dri keterampilan berpikir kritis itu kemampuan argumentasi.

      Hapus
  4. menurut saya inovasi sintaks yang Anda buat telah bagus namun dengan materi bentuk molekul belum sepenuhnya cocok karna membutuhkan intensitas waktu yang cukup lama dalam pemilihan bentuk molekul yang baru.

    BalasHapus
  5. menurut saya sudah baik dalam mebuat inovasinya tapi dalam bergargumentasi daya rasa kurang karena ini lebih ke sikap berpikir kritis.. ada beberapa part untuk berargumentasi tapi kurnag ada penekanan karena siswa sebaiknya juga dipacu dalam menyampaikan kebenaran dari pendaptanya masing-masing dan disesuaikan dengan fakta.

    BalasHapus
    Balasan
    1. sependapat dengan wiwid bahwa dalam mebuat inovasinya sugeng sudah cukup baik tapi dalam bergargumentasi masih belum memuaskan karena sintaks ini lebih ke sikap berpikir kritis ada beberapa bagian untuk berargumentasi tapi kurnag penekanan karena siswa sebaiknya juga dipacu dalam menyampaikan kebenaran dari pendaptanya masing-masing dan disesuaikan dengan fakta.

      Hapus
    2. saya juga sependapat dengan kak rahma dan kak nelly bahwa dalam mebuat inovasinya sugeng sudah cukup baik tapi dalam bergargumentasi masih belum memuaskan karena sintaks yang diinivasikan ini lebih ke sikap berpikir kritis.
      saran saya jika sugeng ingin memunculkan/mengukur sikap argumentasi dapat menggunakan pada tahap evaluasi pengalaman dengan menggunakan soal argumentasi.

      Hapus
  6. menurut saya, kata karya disini bukan berarti membuat, namun lebih tepatnya menemukan bentuk molekul dalam kehidupan sehaari. misal tujuan pembelajaran mengetahui senyawa-senyawa yang mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari

    BalasHapus
  7. menurut pendapat saya sintaks nya seperti terbagi menjadi 2, selang seling antara berfikir kritis dan kemampuan argumentasi. jika memang dibuat seperti ini, apakah memang benar akan efektif ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. mohon maaf jika pemaknaannya menjadi seperti ini, sebenarnya tidak semua selang seling karna kita menyesuaikan dengan indikator dan tahapan pada bagian "Mendorong siswa yang mepresentasiakan untuk menanggapi pertanyaan yang diberikan oleh temannya" ada perpaduan yang dilakukan siswa ini memang bener-bener bisa diamati secara bersamaan.

      Hapus
    2. menanggapi pernyataan bang sugeng ini menurut saya perpaduan yang dilakukan pada mengkatkan kemampuan siswa memang dapat bisa diamati secara bersamaan. namun pada prinsipnya jika siswa telah berargumentasi maka tentu siswa tersebut telah melakukan berpikir kritis.

      Hapus
  8. em jadi maksud saudari disini seperti bentuk molekol air?

    BalasHapus
  9. Menurut saya dari segi hasil proyek saya setuju dnegan pendapat rini bahwa ssbaiknya ada barang real yang bisa digunakan dalam kehidupan sehari2, jadi siswa bukan hanya mengumpulkan tigas hanya sbg pajangan dan menambah nilai, dan juga tentang implikasi dari pjbl yg saudara pilih berpikir kritis dan argumentasi, saya setuju dengan pendapat dian dan rifanny dan dhani bawha memang akan lebih efisien dan efektif jika memang hanya 1 fokus saja

    BalasHapus
  10. maksud saya karya yang disini misalnya karya yang berasal dari sampah sedotan atau apapun yang bisa dijadikan alat peraga bentnuk molekul dan atau lain sebagianya jadi tidak hanya pajangan dari "barang baru" tetapi bisa dari bahan recycle, begitu maksud saya sugeng.

    BalasHapus

Materi 7. Penyusunan Rubrik Penilaian Kreativitas (Berpikir Kreatif) dalam Kimia

Definisi Kreativitas Kreativitas adalah suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang baru, apakah suatu gagasan atau suatu objek dalam su...