A. Pengertian
Kurikulum
Secara umum pengertin kurikulum adalah seperangkat atau
sistem rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pembelajaran yang
dipedomani dalam aktivitas belajar mengajar. Secara
etimologis, kurikulum berasal dari bahasa inggris yaitu kata curriculum yang berarti rencana pelajaran
(Echolz:1984). Kata Curriculum sendiri
berasal dari kata "Currere yang berarti berlari cepat, tergesa gesa,
menjelajahi, menjalani, dan berusaha (Hassibuan:1979). Menurut Soedijarto,
kurikulum merupakan serangkaian pengalaman dan kegiatan belajar yang
direncanakan untuk diatasi oleh siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan oleh suatu lembaga pendidikan yang berwenang. Adapun di
Indonesia, dalam UU No.20 tahun 2003 pasal 1 ayat (19), kontitusi menyatakan
bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Dalam perkembangannya, sejarah indonesia mengenai kurikulum telah
berganti-ganti antara lain sebagai berikut :
- Tahun 1947- Leer Plan (Rencana Pelajaran)
- Tahun 1952 - Rencana Pelajaran Terurai
- Tahun 1964 - Renthjana Pendidikan
- Tahun 1968 - Kurikulum 1968
- Tahun 1975 - Kurikulum 1975
- Tahun 1984 - Kurikulum 1984
- Tahun 1994 - dan Kurikulum 1999 - Kurikulum 1994 dan Sublemen Kurikulum 1999
- Tahun 2004- Kurikulum Berbasis Kompetensi
- Tahun 2006- Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
- Tahun 2013- Kurikulum 2013.
B. Konsep Dasar Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum (Curriculum development)
sebagai tahap lanjutan dari pembinaan, yakni kegiatan yang mengacu untuk menghasilkan
suatu kurikulum baru, atau sebuah proses perencanaan dan penyusunan kurikulum
oleh pengembang kurikulum (curriculum developer) dan kegiatan yang
dilakukan agar kurikulum yang dihasilkan dapat menjadi bahan ajar dan acuan
yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Rumusan ini menunjukkan bahwa pengembangan kurikulum adalah perencanaan kesempatan-kesempatan belajar yang
dimaksudkan untuk membawa siswa ke arah perubahan-perubahan tertentu yang
diharapkan. Sedangkan yang dimaksud dengan kesempatan belajar (learning
opportunity) adalah hubungan yang telah direncanakan dan terkontrol antara
para siswa, guru, bahan, peralatan, dan lingkungan tempat siswa belajar yang
diinginkan diharapkan terjadi. Pengembangan
kurikulum juga merupakan suatu proses yang merencanakan, menghasilkan suatu
alat yang lebih baik dengan didasarkan pada hasil penelitian terhadap kurikulum
yang tidak berlaku. Sehingga dapat memberikan kondisi kegiatan belajar mengajar
yang lebih baik.
Dalam pengertian di atas, sesungguhnya pengembangan kurikulum adalah proses siklus, yang tidak pernah berakhir.
Proses tersebut terdiri dari empat unsur yakni (Oemar Hamalik, 2008):
- Tujuan: mempelajari dan menggambarkan semua sumber pengetahuan dan pertimbangan tentang tujuan-tujuan pengajaran, baik yang berkenaan dengan mata pelajaran (subject course) maupun kurikulum secara menyeluruh.
- Metode dan material: menggembangkan dan mencoba menggunakan metode-metode dan material sekolah untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut yang serasi menurut pertimbangan guru.
- Penilaian (assesment): menilai keberhasilan pekerjaan yang telah dikembangkan itu dalam hubungannya dengan tujuan, dan bila mengembangkan tujuan-tujuan baru.
- Balikan (feedback): umpan balik dari semua pengalaman yang telah diperoleh yang pada gilirannya menjadi titik tolak bagi studi selanjutnya.
C. Fungsi Kurikulum
Kurikulum sebagai alat dalam pendidikan memiliki berbagai macam fungsi
dalam pendidikan yang sangat berperan dalam kegunannya. Fungsi Kurikulum adalah sebagai
berikut :
- Fungsi Penyesuaian (the adjustive or adaptive function) : Kurikulum berfungsi sebagai penyesuain adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi dilingkungannya karna lingkungan bersifat dinamis artinya dapat berubah-ubah.
- Fungsi Integrasi (the integrating function) : Kurikulum berfungsi sebagai penyesuain mengandung makna bahwa kurikulum merupakan alat pendidikan yang mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang utut yang dapat dibutuhkan dan berintegrasi di masyarakat.
- Fungsi Diferensiasi (the diferentiating function) : Kurikulum berfungsi sebagai diferensiansi adalah sebagai alat yang memberikan pelayanan dari berbagai perbedaan disetiap siswa yang harus dihargai dan dilayani.
- Fungsi Persiapan (the propaeduetic function) : Kurikulum berfungsi sebagai persiapan yang mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan mampu mempersiapkan siswa kejenjang selanjutnya dan juga dapat mempersiapkan diri dapat hidup dalam masyarakat, jika tidak melanjukan pendidikan.
- Fungsi Pemilihan (the selective function) : Kurikulum berfungsi sebagai pemilihan adalah memberikan kesempatan bagi siswa untuk menentukan pilihan program belajar yang sesuai dengan minat dan bakatnya.
- Fungsi Diagnostik (the diagnostic function) : Kurikulum sebagai diagnostik mengandung makna bahwa kurikulum adalah alat pendidikan yang mampu mengarahkan dan memahami potensi siswa serta kelemahan dalam dirinya. Jika telah memahami potensi dan mengetahui kelemahannya, maka diharapkan siswa dapat mengembangkan potensi dan memperbaiki kelemahannya.
D. Implementasi Kurikulum Pada Abad 21
Pada
kurikulum 2013 diharapkan dapat diimplementasikan pembelajaran abad 21. Hal ini untuk menyikapi tuntutan zaman yang
semakin kompetitif. Adapun pembelajaran
abad 21 mencerminkan empat hal.
Pada
karakter ini, peserta didik dituntut untuk memahami, mengelola, dan menciptakan
komunikasi yang efektif dalam berbagai bentuk dan isi secara lisan, tulisan,
dan multimedia. Peserta didik diberikan kesempatan menggunakan kemampuannya
untuk mengutarakan ide-idenya, baik itu pada saat berdiskusi dengan
teman-temannya maupun ketika menyelesaikan masalah dari pendidiknya.
Komunikasi
tidak lepas dari adanya interaksi antara dua pihak. Komunikasi memerlukan seni,
harus tahu dengan siapa berkomunikasi, kapan waktu yang tepat untuk
berkomunikasi, dan bagaimana cara berkomunikasi yang baik. Komunikasi bisa
dilakukan baik secara lisan, tulisan, atau melalui simbol yang dipahami oleh pihak-pihak yang
berkomunikasi. Komunikasi dilakukan pada lingkungan yang beragam, mulai di
rumah, sekolah, dan masyarakat. Kegiatan pembelajaran merupakan sarana yang
sangat strategis untuk melatih dan meningkatkan kemampuan komunikasi siswa, baik komunikasi antara siswa dengan guru, maupun
komunikasi antarsesama siswa. Ketika siswa merespon penjelasan guru, bertanya,
menjawab pertanyaan, atau menyampaikan pendapat, hal tersebut adalah merupakan
sebuah komunikasi.
2.
Collaboration
Pada
karakter ini, peserta didik menunjukkan kemampuannya dalam kerjasama
berkelompok dan kepemimpinan, beradaptasi dalam berbagai peran dan
tanggungjawab, bekerja secara produktif dengan yang lain, menempatkan empati
pada tempatnya, menghormati perspektif berbeda. Peserta didik juga menjalankan tanggungjawab pribadi dan fleksibitas secara pribadi,
pada tempat kerja, dan hubungan masyarakat, menetapkan dan mencapai standar dan
tujuan yang tinggi untuk diri sendiri dan orang lain, memaklumi kerancuan.
Pembelajaran
secara berkelompok, kooperatif melatih siswa untuk berkolaborasi dan
bekerjasama. Hal ini juga untuk menanamkan kemampuan bersosialisasi dan mengendalikan
ego serta emosi. Dengan demikian, melalui kolaborasi akan tercipta kebersamaan, rasa
memiliki, tanggung jawab, dan kepedulian antaranggota.
3.
Critical Thinking and Problem Solving
Pada
karakter ini, peserta didik berusaha untuk memberikan penalaran yang masuk akal
dalam memahami dan membuat pilihan yang rumit, memahami interkoneksi antara
sistem. Peserta didik juga menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk
berusaha menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya dengan mandiri, peserta
didik juga memiliki kemampuan untuk menyusun dan mengungkapkan, menganalisa,
dan menyelesaikan masalah. Kegiatan pembelajaran dirancang untuk mewujudkan hal
tersebut melalui penerapan pendekatan saintifik (5M), pembelajaran berbasis
masalah, penyelesaian masalah, dan pembelajaran berbasis projek.
4.
Creativity and Innovation
Pada
karakter ini, peserta didik memiliki kemampuan untuk mengembangkan,
melaksanakan, dan menyampaikan gagasan-gagasan baru kepada yang lain, bersikap terbuka dan responsif terhadap
perspektif baru dan berbeda. Guru perlu membuka ruang kepada siswa untuk
mengembangkan kreativitasnya. Kembangkan budaya apresiasi terhadap sekecil
apapun peran atau prestasi siswa. Hal ini bertujuan untuk memotivasi siswa
untuk terus meningkatkan prestasinya.
E. Ciri Guru Abad 21
Menurut Ragwan Alaydrus, S.Psisetidaknya ada 7
Karakteristik Guru Abad 21
- Life-long learner, pembelajar seumur hidup. Guru perlu meng-upgrade terus pengetahuannya dengan banyak membaca serta berdiskusi dengan pengajar lain atau bertanya pada para ahli. Tak pernah ada kata puas dengan pengetahuan yang ada, karena zaman terus berubah dan guru wajib up to date agar dapat mendampingi siswa berdasarkan kebutuhan mereka.
- Kreatif dan inovatif, siswa yang kreatif lahir dari guru yang kreatif dan inovatif. Guru diharap mampu memanfaatkan variasi sumber belajar untuk menyusun kegiatan di dalam kelas.
- Mengoptimalkan teknologi, ialah satu ciri dari model pembelajaran abad 21 adalah blended learning, gabungan antara metode tatap muka tradisional dan penggunaan digital dan online media. Pada pembelajaran abad 21, teknologi bukan sesuatu yang sifatnya additional, bahkan wajib.
- Reflektif, guru yang reflektif adalah guru yang mampu menggunakan penilaian hasil belajar untuk meningkatkan kualitas mengajarnya. Guru yang reflektif mengetahui kapan strategi mengajarnya kurang optimal untuk membantu siswa mencapai keberhasilan belajar. Guru yang reflektif mampu mengoreksi pendekatannya agar cocok dengan kebutuhan siswa, bukan malah terus menyalahkan kemampuan siswa dalam menyerap pembelajaran
- Kolaboratif, ini adalah salah satu keunikan pembelajaran abad 21. Guru dapat berkolaborasi dengan siswa dalam pembelajaran. Selalu ada mutual respect dan kehangatan sehingga pembelajaran akan lebih menyenangkan. Selain itu guru juga membangun kolaborasi dengan orang tua melalui komunikasi aktif dalam memantau perkembangan anak.
- Menerapkan student centered, ini adalah salah satu kunci dalam pembelajaran kelas kekinian. Dalam hal ini, siswa memiliki peran aktif dalam pembelajaran sehingga guru hanya bertindak sebagai fasilitator.
- Menerapkan pendekatan diferensiasi, dalam menerapkan pendekatan ini, guru akan mendesain kelas berdasarkan gaya belajar siswa. pengelompokkan siswa di dalam kelas juga berdasarkan minat serta kemampuannya. Dalam melakukan penilaian guru menerapkan formative assessment dengan menilai siswa secara berkala berdasarkan performanya (tak hanya tes tulis). Tak hanya itu, guru bersama siswa berusaha untuk mengatur kelas agar menjadi lingkungan yang aman dan suportif untuk pembelajaran.
F. Kompetensi Siswa Pada Abad 21
Berikut
kemampuan abad 21 yang harus dimiliki peserta didik, yaitu:
- Way of thinking, cara berfikir yaitu beberapa kemampuan berfikir yang harus dikuasai peserta didik untuk menghadapi dunia abad 21. Kemampuan berfikir tersebut diantaranya: kreatif, berfikir kritis, pemecahan masalah, pengambilan keputusan dan pembelajar.
- Ways of working, kemampuan bagaimana mereka harus bekerja. Dengan dunia yang global dan dunia digital. beberapa kemampuan yang harus dikuasai peserta didik adalah communication and collaboration. Generasi abad 21 harus mampu berkomunikasi dengan baik, dengan menggunakan berbagai metode dan strategi komunikasi. Juga harus mampu berkolaborasi dan bekerja sama dengan individu maupun komunitas dan jaringan. Jaringan komunikasi dan kerjasama ini memamfaatkan berbagai cara, metode dan strategi berbasis ICT. Bagaimana seseorang harus mampu bekerja secara bersama dengan kemampuan yang berbeda-beda.
- Tools for working, seseorang harus memiliki dan menguasai alat untuk bekerja. Penguasaan terhadap Information and communications technology (ICT) and information literacy merupakan sebuah keharusan. Tanpa ICT dan sumber informasi yang berbasis segala sumber akan sulit seseorang mengembangkan pekerjaannya.
- Skills for living in the world, kemampuan untuk menjalani kehidupan di abad 21, yaitu: Citizenship, life and career, and personal and social responsibility. Bagaimana peserta didik harus hidup sebagai warga negara, kehidupan dan karir, dan tanggung jawab pribadi dan sosial.
Permasalahan yang timbul :
Apakah kurikulum
akan terus dikembangkan disaat kurikulum yang sudah diterapkan pemerintah belum
merata diterapkan di seluruh sekolah yang ada? Bagaimana upaya yang dapat
dilakukan untuk memeratakan kurikulum yang terus diperbaharui?
Bagaimana upaya
yang dapat dilakukan untuk membuat guru siap menjalankan tuntutan kurikulum
yang terus dilakukan pembaharuan?
Bagaimana
seorang pendidik mendesain pembelajaran yang akan menghantarkan peserta didik
memenuhi kebutuhan abad 21?