Definisi Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
PBL adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan
siswa untuk memecahkan masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa
dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan
sekaligus memiliki kemampuan untuk berpikir kritis. PBL merupakan model
pembelajaran yang berorientasi pada kerangka kerja teoritik konstruktivisme.
Dalam model PBL, fokus pembelajaran ada pada masalah yang dipilih sehingga
pembelajar tidak saja mempelajari konsep-konsep yang berhubungan dengan masalah
tetapi juga metode ilmiah untuk memecahkan masalah tersebut.
Langkah-Langkah Model PBL
Pemecahan masalah dalam Model PBL harus sesuai dengan
langkah-langkah metode ilmiah. Langkah-langkah pemecahan masalah dalam
pembelajaran PBL paling sedikit ada delapan tahapan (Sudjana, 2005), yaitu:
- Mengidentifikasi masalah
- Mengumpulkan data
- Menganalisis data
- Memecahkan masalah berdasarkan pada data yang ada dan analisisnya
- Memilih cara untuk memecahkan masalah
- Merencanakan penerapan pemecahan masalah
- Melakukan uji coba terhadap rencana yang ditetapkan
- Melakukan tindakan untuk memecahkan masalah
Sintak/Langkah model PBL secara umum
Fase 1: Orientasi siswa terhadap masalah autentik
Fase 2: Mengorganisasi siswa dalam belajar
Fase 3: Membantu siswa secara individual atau kelompok dalam melaksanakan
penelitian
Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Fase 5: Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah.
Karakteristik Berpikir Kritis
Menurut Seifert dan Hoffnung (dalam Desmita,
2010:154), terdapat empat komponen berpikir kritis, yaitu sebagai berikut:
- Basic operations of reasoning. Untuk berpikir secara kritis, seseorang memiliki kemampuan untuk menjelaskan, menggeneralisasi, menarik kesimpulan deduktif dan merumuskan langkah-langkah logis lainnya secara mental.
- Domain-specific knowledge. Dalam menghadapi suatu problem, seseorang harus mengetahui tentang topik atau kontennya. Untuk memecahkan suatu konflik pribadi, seseorang harus memiliki pengetahuan tentang person dan dengan siapa yang memiliki konflik tersebut.
- Metakognitive knowledge. Pemikiran kritis yang efektif mengharuskan seseorang untuk memonitor ketika ia mencoba untuk benar-benar memahami suatu ide, menyadari kapan ia memerlukan informasi baru dan mereka-reka bagaimana ia dapat dengan mudah mengumpulkan dan mempelajari informasi tersebut.
- Values, beliefs and dispositions. Berpikir secara kritis berarti melakukan penilaian secara fair dan objektif. Ini berarti ada semacam keyakinan diri bahwa pemikiran benar-benar mengarah pada solusi. Ini juga berarti ada semacam disposisi yang persisten dan reflektif ketika berpikir.
Sedangkan menurut Beyer (dalam Surya, 2011:137),
terdapat delapan karakteristik dalam kemampuan berpikir kritis, yaitu:
- Watak (dispositions). Seseorang yang mempunyai keterampilan berpikir kritis mempunyai sikap skeptis (tidak mudah percaya), sangat terbuka, menghargai kejujuran, respek terhadap berbagai data dan pendapat, respek terhadap kejelasan dan ketelitian, mencari pandangan-pandangan lain yang berbeda, dan akan berubah sikap ketika terdapat sebuah pendapat yang dianggapnya baik.
- Kriteria (criteria). Dalam berpikir kritis harus mempunyai sebuah kriteria atau patokan. Untuk sampai ke arah sana maka harus menemukan sesuatu untuk diputuskan atau dipercayai. Meskipun sebuah argumen dapat disusun dari beberapa sumber pelajaran, namun akan mempunyai kriteria yang berbeda. Apabila kita akan menerapkan standarisasi maka haruslah berdasarkan kepada relevansi, keakuratan fakta-fakta, berlandaskan sumber yang kredibel, teliti, tidak bias, bebas dari logika yang keliru, logika yang konsisten, dan pertimbangan yang matang.
- Argumen (argument). Argumen adalah pernyataan atau proposisi yang dilandasi oleh data-data. Namun, secara umum argumen dapat diartikan sebagai alasan yang dapat dipakai untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan. Keterampilan berpikir kritis akan meliputi kegiatan pengenalan, penilaian, dan menyusun argumen.
- Pertimbangan atau pemikiran (reasoning). Yaitu kemampuan untuk merangkum kesimpulan dari satu atau beberapa premis. Prosesnya akan meliputi kegiatan menguji hubungan antara beberapa pernyataan atau data.
- Sudut pandang (point of view). Sudut pandang adalah cara memandang atau landasan yang digunakan untuk menafsirkan sesuatu dan yang akan menentukan konstruksi makna. Seseorang yang berpikir dengan kritis akan memandang atau menafsirkan sebuah fenomena dari berbagai sudut pandang yang berbeda.
- Prosedur penerapan kriteria (procedures for applying criteria). Prosedur penerapan berpikir kritis sangat kompleks dan prosedural. Prosedur tersebut akan meliputi merumuskan masalah, menentukan keputusan yang akan diambil, dan mengindentifikasikan asumsi atau perkiraan-perkiraan.
Menurut Ennis (dalam Maftukhin, 2013:24), terdapat
lima kelompok indikator kemampuan berpikir kritis, yaitu sebagai berikut:
- Klarifikasi Dasar (Elementary Clarification). Klarifikasi dasar terbagi menjadi tiga indikator yaitu (1) Mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan, (2) Menganalisis argumen, dan (3) Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan atau pertanyaan yang menantang.
- Memberikan Alasan untuk Suatu Keputusan (The Basis for The Decision). Tahap ini terbagi menjadi dua indikator yaitu (1) Mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber dan (2) Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi.
- Menyimpulkan (Inference). Tahap menyimpulkan terdiri dari tiga indikator (1) Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi, (2) Membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi, dan (3) Membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan.
- Klarifikasi Lebih Lanjut (Advanced Clarification). Tahap ini terbagi menjadi dua indikator yaitu (1) Mengidentifikasikan istilah dan mempertimbangkan definisi dan (2) Mengacu pada asumsi yang tidak dinyatakan.
- Dugaan dan Keterpaduan (Supposition and Integration). Tahap ini terbagi menjadi dua indikator (1) Mempertimbangkan dan memikirkan secara logis premis, alasan, asumsi, posisi, dan usulan lain yang tidak disetujui oleh mereka atau yang membuat mereka merasa ragu-ragu tanpa membuat ketidaksepakatan atau keraguan itu mengganggu pikiran mereka, dan (2) Menggabungkan kemampuan-kemampuan lain dan disposisi-disposisi dalam membuat dan mempertahankan sebuah keputusan.
Sedangkan menurut Fisher (dalam Rahmawati, 2011:8),
indikator kemampuan berpikir kritis antara lain adalah sebagai berikut:
- Mengidentifikasi unsur-unsur dalam kasus beralasan, terutama alasan-alasan dan kesimpulan-kesimpulan.
- Mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi-asumsi.
- Memperjelas dan menginterpretasikan pernyataan-pernyataan dan ide-ide.
- Mengadili penerimaan, terutama kredibilitas, dan klaim-klaim.
- Mengevaluasi argumen-argumen yang beragam jenisnya.
- Menganalisis, mengevaluasi, dan menghasilkan penjelasan-penjelasan.
- Menganalisis, mengevaluasi, dan membuat keputusan-keputusan.
- Menyimpulkan.
- Menghasilkan argumen-argumen.
Materi :
Bentuk Molekul
Model : Problem
Based Learning (PBL)
Pertemuan :
1
Model Konvensional (Model
PBL)
|
Inovasi Sintaks Model PBL
|
Dampak Berpikir Kritis
|
Orientasi masalah
|
Orientasi masalah
|
|
Guru
menginfomasikan tujuan pembelajaran
|
Guru
menginfomasikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai
|
|
|
Mengarahkan siswa membentuk kelompok dengan mengkondisikan setiap
kemampuan dan karakter siswa sebaik mungkin (merata)
|
[Mengatur strategi dan taktik]
Berinteraksi dengan orang lain
|
|
Membagikan e-LKPD bentuk molekul kepada masing-masing Individu
|
|
Guru
mengarahkan kepada pertanyaan atau masalah
|
Guru
mengarahkan kepada pertanyaan yang menjadi permasalahan yang terdapat pada
e-LKPD (ctt. e-LKPD di desain/dibuat berdasarkan keterampilan pemecahan
masalah dan berpikir kritis)
|
[Memberikan penjelasan sederhana]
Mengidentifikasi pertanyaan untuk mempertimbangkan
jawaban yang mungkin
|
Guru
mengarahkan siswa untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah nyata yang
dipilih atau ditentukan oleh guru
|
Guru
mengarahkan siswa untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah nyata yang
dipilih atau yang terdapat pada e-LKPD
|
[Memberikan penjelasan sederhana]
Mengidentifikasi pertanyaan
|
Mengorganisasikan siswa untuk belajar
|
Mengorganisasikan siswa untuk belajar
|
|
Guru
menciptakan lingkungan kelas yang memungkinkan pertukaran ide yang
terbuka
|
Guru
menciptakan lingkungan kelas yang memungkinkan pertukaran ide yang terbuka
|
[Mengatur strategi dan taktik]
Berinteraksi dengan orang lain
[Memberikan penjelasan sederhana]
Bertanya dan
menjawab pertanyaan klarifikasi dan pertanyaan yang menantang
|
Guru
mengarahkan siswa untuk merespon masalah yang diberikan oleh guru dengan
mengekspresikan ide – ide yang terbuka
|
Guru mendorong
siswa untuk membaca literatur atu teori pendukung (buku cetak, Internet dan
lain sebagainya)
|
[Membagun keterampilan dasar]
Mengobservasi
dan mempertimbangkan hasil observasi
|
Guru mendorong
siswa untuk membaca literatur atau teori pendukung
|
Guru
mengarahkan siswa untuk merespon masalah yang diberikan oleh guru dengan
mengekspresikan ide – ide yang terbuka
|
[Memberikan penjelasan sederhana]
Mengidentifikasi
kriteria untuk mempertimbangkan jawaban yang mungkin
|
Guru membantu
siswa merumuskan hipotesis
|
Guru bersama siswa menyeleksi ide-ide yang dianggap dapat mendukung
pemecahan masalah dalam pembelajaran bentuk molekul
|
[Mengatur strategi dan taktik]
- Menyeleksi kriteria untuk membuat solusi
- Merumuskan alternatif yang memungkinkan
- Memutuskan hal-hal yang akan dilakukan secara alternatif
|
Membantu menyelidiki secara mandiri atau kelompok
|
Membantu menyelidiki secara mandiri atau kelompok
|
|
Guru mengarahkan siswa untuk merancang percobaan
|
Guru
mengarahkan siswa untuk menyelesaikan permasalahan yang terdapat pada e-LKPD
|
[Mengatur Inferensi]
Menyeimbangkan, menimbang, dan memutuskan
|
Guru mendorong
siswa bekerjasama dalam melakukan percobaan
|
Mengarahkan siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam kelompok
masing-masing
|
[Mengatur strategi dan taktik]
Berinteraksi dengan orang lain
|
Guru mengarahkan
siswa menggunakan alat dan bahan yang sesuai dengan LKS
|
|
|
Guru
mengarahkan siswa mengamati percobaan dengan teliti
|
Guru
mengarahkan siswa mengamati berbagai bentuk molekul pada e-LKPD
|
[Mengatur keterampilan dasar]
Kebiasaan berhati-hati
|
Guru mengarahkan
siswa mencatat hasil pengamatan
|
Guru
mengarahkan siswa mencatat hasil pengamatan dan dihubungkan dengan permasalahan
pada e-LKPD
|
[Mengatur keterampilan dasar]
- Dilaporkan oleh pengamat sendiri
- Mencatat hal-hal yang diinginkan
|
Mengembangkan dan menyajikan hasil kerja
|
Membantu menyelidiki secara mandiri atau kelompok
|
|
Guru
mengarahkan siswa mengidentifi-kasi data yang diperoleh
|
Guru
mengarahkan siswa mengidentifi-kasi data yang diperoleh dari literatur berupa
teori
|
[Mengatur strategi dan taktik]
Berinteraksi dengan orang lain
|
Guru membantu
siswa menghubung-kan data yang diperoleh dengan teori yang ada
|
Guru membantu siswa menghubung-kan data yang diperoleh dengan penyelesain
permasalahan yang ada
|
[Mengatur
keterampilan dasar]
- Dilaporkan oleh pengamat sendiri
- Mencatat hal-hal yang diinginkan
|
Guru membantu
siswa mengerjakan LKS
|
Guru
membimbing siswa mengerjakan e-LKPD
|
[Mengatur strategi dan taktik]
Berinteraksi dengan orang lain
[Mengatur keterampilan dasar]
Mencatat hal-hal yang diinginkan
|
|
Pemodelan (Modelling)
|
|
|
Guru
mengarahkan siswa menggunakan alat dan bahan yang sesuai dengan e-LKPD
|
[Mengatur keterampilan dasar]
Menggunakan prosedur yang ada
|
|
Guru mengarahkan siswa untuk merancang percobaan dan bekerjasama dalam
melakukan percobaan
|
[Mengatur Inferensi]
Menyeimbangkan,
menimbang, dan memutuskan
|
|
Mengarahkan siswa untuk membuat pemodelan atau reflika bentuk
molekul seperti video pada e-LKPD yang telah ditampilkan sebelumnya, sesuai
dengan permasalahan yang diberikan menggunakan Molimod/ plestisin dan
sebagainya yang dapat dimanfaatkan
|
Menurut Fisher
“keterampilan
mengana-lisis, mengevaluasi, dan menghasilkan
|
Menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah
|
Menganalisis hasil pemecahan masalah
|
|
Guru
mempersilahkan siswa menyajikan hasil pengamatan
|
Guru
mempersilahkan siswa menyajikan hasil pengamatan
|
[Mengatur strategi dan taktik]
Presentasi solusi, lisan atau tulisan
|
Bertanya (questioning)
|
|
|
|
Mendorong
siswa mengajukan pertanyaan terkait materi yang belum dimengerti siswa
|
[Klarifikasi Dasar (Elementary Clarification)]
Bertanya dan
menjawab pertanyaan klarifikasi dan atau pertanyaan yang menantang
|
|
Mendorong
siswa lain untuk menanggapi pertanyaan yang diberikan oleh temannya
|
[Klarifikasi
Dasar (Elementary Clarification)]
Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan
atau pertanyaan yang menantang
|
Mengevaluasi hasil pemecahan masalah
|
|
|
Guru membantu
siswa menyimpulkan hasil pemecahan masalah dengan benar dan didukung
literatur
|
Guru membantu
siswa menyimpulkan hasil pemecahan masalah dengan benar dan didukung
literatur
|
[Mengatur strategi dan taktik]
Presentasi solusi, lisan atau tulisan
[Mengatur Inferensi]
Membuat kesimpulan
[Mengatur keterampilan dasar]
Terlibat dalam menyimpulkan
|
Guru memberikan
kesimpulan atas pemecahan masalah yang didapat
|
Guru
mengarahkan siswa untuk memperhatikan penguatan darinya terhadap kesimpulan
materi yang telah dipelajari
|
[Mengatur keterampilan dasar]
- Mencatat hal-hal yang diinginkan
- Penguatan dan kemungkinan penguatan
|
Guru mengarahkan siswa untuk memperhatikan penguatan
darinya terhadap kesimpulan materi yang telah dipelajari
|
Memberikan tes akhir atau posttest dari materi yang telah
Bentuk Molekul
|
Menurut Fisher
“Menga-nalisis, mengevaluasi, dan membuat keputusan-keputusan
|
yok silahkan di comment,
berikan pendapat temen-temen.
Apakah tabel tersebut sudah dapat dikatakan
inovasi yang dpat menimbulkan sikap kritis atau hanya sekedar memindah sintak
yang sudah ada?
Inovasi seperti apa lagi yang dapat di
tambahkan kedalam materi bentuk molekul agar menjadi lebih epektif dalam proses
keterlaksanaannya sehingga melahirkan siswa yg kritis?