Selasa, 27 November 2018

Materi 12. Persentasi Inovasi Sintaks Model Pembelajaran PBL dan Dampaknya terhadap Kemampuan Berpikir Kritis

Definisi Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
PBL adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki kemampuan untuk berpikir kritis. PBL merupakan model pembelajaran yang berorientasi pada kerangka kerja teoritik konstruktivisme. Dalam model PBL, fokus pembelajaran ada pada masalah yang dipilih sehingga pembelajar tidak saja mempelajari konsep-konsep yang berhubungan dengan masalah tetapi juga metode ilmiah untuk memecahkan masalah tersebut.
Langkah-Langkah Model PBL
Pemecahan masalah dalam Model PBL harus sesuai dengan langkah-langkah metode ilmiah. Langkah-langkah pemecahan masalah dalam pembelajaran PBL paling sedikit ada delapan tahapan (Sudjana, 2005), yaitu:
  1. Mengidentifikasi masalah
  2. Mengumpulkan data
  3. Menganalisis data
  4. Memecahkan masalah berdasarkan pada data yang ada dan analisisnya
  5. Memilih cara untuk memecahkan masalah
  6. Merencanakan penerapan pemecahan masalah
  7. Melakukan uji coba terhadap rencana yang ditetapkan
  8. Melakukan tindakan untuk memecahkan masalah
Sintak/Langkah model PBL secara umum
Fase 1: Orientasi siswa terhadap masalah autentik
Fase 2: Mengorganisasi siswa dalam belajar
Fase 3: Membantu siswa secara individual atau kelompok dalam melaksanakan penelitian
Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Fase 5: Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah.
Karakteristik Berpikir Kritis 
Menurut Seifert dan Hoffnung (dalam Desmita, 2010:154), terdapat empat komponen berpikir kritis, yaitu sebagai berikut:
  1. Basic operations of reasoning. Untuk berpikir secara kritis, seseorang memiliki kemampuan untuk menjelaskan, menggeneralisasi, menarik kesimpulan deduktif dan merumuskan langkah-langkah logis lainnya secara mental. 
  2. Domain-specific knowledge. Dalam menghadapi suatu problem, seseorang harus mengetahui tentang topik atau kontennya. Untuk memecahkan suatu konflik pribadi, seseorang harus memiliki pengetahuan tentang person dan dengan siapa yang memiliki konflik tersebut. 
  3. Metakognitive knowledge. Pemikiran kritis yang efektif mengharuskan seseorang untuk memonitor ketika ia mencoba untuk benar-benar memahami suatu ide, menyadari kapan ia memerlukan informasi baru dan mereka-reka bagaimana ia dapat dengan mudah mengumpulkan dan mempelajari informasi tersebut. 
  4. Values, beliefs and dispositions. Berpikir secara kritis berarti melakukan penilaian secara fair dan objektif. Ini berarti ada semacam keyakinan diri bahwa pemikiran benar-benar mengarah pada solusi. Ini juga berarti ada semacam disposisi yang persisten dan reflektif ketika berpikir.
Sedangkan menurut Beyer (dalam Surya, 2011:137), terdapat delapan karakteristik dalam kemampuan berpikir kritis, yaitu:
  1. Watak (dispositions). Seseorang yang mempunyai keterampilan berpikir kritis mempunyai sikap skeptis (tidak mudah percaya), sangat terbuka, menghargai kejujuran, respek terhadap berbagai data dan pendapat, respek terhadap kejelasan dan ketelitian, mencari pandangan-pandangan lain yang berbeda, dan akan berubah sikap ketika terdapat sebuah pendapat yang dianggapnya baik. 
  2. Kriteria (criteria). Dalam berpikir kritis harus mempunyai sebuah kriteria atau patokan. Untuk sampai ke arah sana maka harus menemukan sesuatu untuk diputuskan atau dipercayai. Meskipun sebuah argumen dapat disusun dari beberapa sumber pelajaran, namun akan mempunyai kriteria yang berbeda. Apabila kita akan menerapkan standarisasi maka haruslah berdasarkan kepada relevansi, keakuratan fakta-fakta, berlandaskan sumber yang kredibel, teliti, tidak bias, bebas dari logika yang keliru, logika yang konsisten, dan pertimbangan yang matang. 
  3. Argumen (argument). Argumen adalah pernyataan atau proposisi yang dilandasi oleh data-data. Namun, secara umum argumen dapat diartikan sebagai alasan yang dapat dipakai untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan. Keterampilan berpikir kritis akan meliputi kegiatan pengenalan, penilaian, dan menyusun argumen. 
  4. Pertimbangan atau pemikiran (reasoning). Yaitu kemampuan untuk merangkum kesimpulan dari satu atau beberapa premis. Prosesnya akan meliputi kegiatan menguji hubungan antara beberapa pernyataan atau data.
  5. Sudut pandang (point of view). Sudut pandang adalah cara memandang atau landasan yang digunakan untuk menafsirkan sesuatu dan yang akan menentukan konstruksi makna. Seseorang yang berpikir dengan kritis akan memandang atau menafsirkan sebuah fenomena dari berbagai sudut pandang yang berbeda. 
  6. Prosedur penerapan kriteria (procedures for applying criteria). Prosedur penerapan berpikir kritis sangat kompleks dan prosedural. Prosedur tersebut akan meliputi merumuskan masalah, menentukan keputusan yang akan diambil, dan mengindentifikasikan asumsi atau perkiraan-perkiraan.
Indikator Berpikir Kritis 
Menurut Ennis (dalam Maftukhin, 2013:24), terdapat lima kelompok indikator kemampuan berpikir kritis, yaitu sebagai berikut:
  1. Klarifikasi Dasar (Elementary Clarification). Klarifikasi dasar terbagi menjadi tiga indikator yaitu (1) Mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan, (2) Menganalisis argumen, dan (3) Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan atau pertanyaan yang menantang. 
  2. Memberikan Alasan untuk Suatu Keputusan (The Basis for The Decision). Tahap ini terbagi menjadi dua indikator yaitu (1) Mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber dan (2) Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi. 
  3. Menyimpulkan (Inference). Tahap menyimpulkan terdiri dari tiga indikator (1) Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi, (2) Membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi, dan (3) Membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan. 
  4. Klarifikasi Lebih Lanjut (Advanced Clarification). Tahap ini terbagi menjadi dua indikator yaitu (1) Mengidentifikasikan istilah dan mempertimbangkan definisi dan (2) Mengacu pada asumsi yang tidak dinyatakan.
  5. Dugaan dan Keterpaduan (Supposition and Integration). Tahap ini terbagi menjadi dua indikator (1) Mempertimbangkan dan memikirkan secara logis premis, alasan, asumsi, posisi, dan usulan lain yang tidak disetujui oleh mereka atau yang membuat mereka merasa ragu-ragu tanpa membuat ketidaksepakatan atau keraguan itu mengganggu pikiran mereka, dan (2) Menggabungkan kemampuan-kemampuan lain dan disposisi-disposisi dalam membuat dan mempertahankan sebuah keputusan.
Sedangkan menurut Fisher (dalam Rahmawati, 2011:8), indikator kemampuan berpikir kritis antara lain adalah sebagai berikut:
  • Mengidentifikasi unsur-unsur dalam kasus beralasan, terutama alasan-alasan dan kesimpulan-kesimpulan.
  • Mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi-asumsi.
  • Memperjelas dan menginterpretasikan pernyataan-pernyataan dan ide-ide.
  • Mengadili penerimaan, terutama kredibilitas, dan klaim-klaim.
  • Mengevaluasi argumen-argumen yang beragam jenisnya.
  • Menganalisis, mengevaluasi, dan menghasilkan penjelasan-penjelasan.
  • Menganalisis, mengevaluasi, dan membuat keputusan-keputusan.
  • Menyimpulkan.
  • Menghasilkan argumen-argumen.
Sintak Inovasi Yang Dibuat :
Materi              : Bentuk Molekul
Model              Problem Based Learning (PBL)
Pertemuan       : 1
Model Konvensional (Model PBL)
Inovasi Sintaks Model PBL
Dampak Berpikir Kritis
Orientasi masalah
Orientasi masalah
Guru menginfomasikan tujuan pembelajaran 
Guru menginfomasikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai

Mengarahkan siswa membentuk kelompok dengan mengkondisikan setiap kemampuan dan karakter siswa sebaik mungkin (merata)
[Mengatur strategi dan taktik]
Berinteraksi dengan orang lain

Membagikan e-LKPD bentuk molekul kepada masing-masing Individu

Guru mengarahkan kepada pertanyaan atau masalah
Guru mengarahkan kepada pertanyaan yang menjadi permasalahan yang terdapat pada e-LKPD (ctt. e-LKPD di desain/dibuat berdasarkan keterampilan pemecahan masalah dan berpikir kritis)
[Memberikan penjelasan sederhana]
Mengidentifikasi pertanyaan untuk mempertimbangkan jawaban yang mungkin
Guru mengarahkan siswa untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah nyata yang dipilih atau ditentukan oleh guru
Guru mengarahkan siswa untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah nyata yang dipilih atau yang terdapat pada e-LKPD
[Memberikan penjelasan sederhana]
Mengidentifikasi pertanyaan
Mengorganisasikan siswa untuk belajar
Mengorganisasikan siswa untuk belajar

Guru menciptakan lingkungan kelas yang memungkinkan pertukaran ide yang terbuka 
Guru menciptakan lingkungan kelas yang memungkinkan pertukaran ide yang terbuka
[Mengatur strategi dan taktik]
Berinteraksi dengan orang lain
[Memberikan penjelasan sederhana]
Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan pertanyaan yang menantang
Guru mengarahkan siswa untuk merespon masalah yang diberikan oleh guru dengan mengekspresikan ide – ide yang terbuka
Guru mendorong siswa untuk membaca literatur atu teori pendukung (buku cetak, Internet dan lain sebagainya)

[Membagun keterampilan dasar]
Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi
Guru mendorong siswa untuk membaca literatur atau teori pendukung
Guru mengarahkan siswa untuk merespon masalah yang diberikan oleh guru dengan mengekspresikan ide – ide yang terbuka
[Memberikan penjelasan sederhana]
Mengidentifikasi kriteria untuk mempertimbangkan jawaban yang mungkin
Guru membantu siswa merumuskan hipotesis
Guru bersama siswa menyeleksi ide-ide yang dianggap dapat mendukung pemecahan masalah dalam pembelajaran bentuk molekul
[Mengatur strategi dan taktik]
-   Menyeleksi kriteria untuk membuat solusi
-   Merumuskan alternatif yang memungkinkan
-   Memutuskan hal-hal yang akan dilakukan secara alternatif
Membantu menyelidiki secara mandiri atau kelompok
Membantu menyelidiki secara mandiri atau kelompok

Guru mengarahkan siswa untuk merancang percobaan
Guru mengarahkan siswa untuk menyelesaikan permasalahan yang terdapat pada e-LKPD
[Mengatur Inferensi]
Menyeimbangkan, menimbang, dan memutuskan
Guru mendorong siswa bekerjasama dalam melakukan percobaan
Mengarahkan siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam kelompok masing-masing
[Mengatur strategi dan taktik]
Berinteraksi dengan orang lain
Guru mengarahkan siswa menggunakan alat dan bahan yang sesuai dengan LKS


Guru mengarahkan siswa mengamati percobaan dengan teliti
Guru mengarahkan siswa mengamati berbagai bentuk molekul pada e-LKPD
[Mengatur keterampilan dasar]
Kebiasaan berhati-hati
Guru mengarahkan siswa mencatat hasil pengamatan
Guru mengarahkan siswa mencatat hasil pengamatan dan dihubungkan dengan permasalahan pada e-LKPD
[Mengatur keterampilan dasar]
-    Dilaporkan oleh pengamat sendiri
-    Mencatat hal-hal yang diinginkan
Mengembangkan dan menyajikan hasil kerja
Membantu menyelidiki secara mandiri atau kelompok
Guru mengarahkan siswa mengidentifi-kasi data yang diperoleh
Guru mengarahkan siswa mengidentifi-kasi data yang diperoleh dari literatur berupa teori
[Mengatur strategi dan taktik]
Berinteraksi dengan orang lain
Guru membantu siswa menghubung-kan data yang diperoleh dengan teori yang ada
Guru membantu siswa menghubung-kan data yang diperoleh dengan penyelesain permasalahan yang ada
[Mengatur keterampilan dasar]
-   Dilaporkan oleh pengamat sendiri
-   Mencatat hal-hal yang diinginkan
Guru membantu siswa mengerjakan LKS
Guru membimbing siswa mengerjakan e-LKPD
[Mengatur strategi dan taktik]
Berinteraksi dengan orang lain
[Mengatur keterampilan dasar]
Mencatat hal-hal yang diinginkan

Pemodelan (Modelling)


Guru mengarahkan siswa menggunakan alat dan bahan yang sesuai dengan e-LKPD
[Mengatur keterampilan dasar]
Menggunakan prosedur yang ada

Guru mengarahkan siswa untuk merancang percobaan dan bekerjasama dalam melakukan percobaan
[Mengatur Inferensi]
Menyeimbangkan, menimbang, dan memutuskan

Mengarahkan siswa untuk membuat pemodelan atau reflika bentuk molekul seperti video pada e-LKPD yang telah ditampilkan sebelumnya, sesuai dengan permasalahan yang diberikan menggunakan Molimod/ plestisin dan sebagainya yang dapat dimanfaatkan
Menurut Fisher
“keterampilan mengana-lisis, mengevaluasi, dan menghasilkan
Menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah
Menganalisis hasil pemecahan masalah

Guru mempersilahkan siswa menyajikan hasil pengamatan
Guru mempersilahkan siswa menyajikan hasil pengamatan
[Mengatur strategi dan taktik]
Presentasi solusi, lisan atau tulisan
Bertanya (questioning)


Mendorong siswa mengajukan pertanyaan terkait materi yang belum dimengerti siswa
[Klarifikasi Dasar (Elementary Clarification)]
Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan atau pertanyaan yang menantang

Mendorong siswa lain untuk menanggapi pertanyaan yang diberikan oleh temannya
[Klarifikasi Dasar (Elementary Clarification)]
Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan atau pertanyaan yang menantang
Mengevaluasi hasil pemecahan masalah

Guru membantu siswa menyimpulkan hasil pemecahan masalah  dengan benar dan didukung literatur
Guru membantu siswa menyimpulkan hasil pemecahan masalah  dengan benar dan didukung literatur
[Mengatur strategi dan taktik]
Presentasi solusi, lisan atau tulisan
[Mengatur Inferensi]
Membuat kesimpulan
[Mengatur keterampilan dasar]
Terlibat dalam menyimpulkan
Guru memberikan kesimpulan atas pemecahan masalah yang didapat
Guru mengarahkan siswa untuk memperhatikan penguatan darinya terhadap kesimpulan materi yang telah dipelajari
[Mengatur keterampilan dasar]
-    Mencatat hal-hal yang diinginkan
-    Penguatan dan kemungkinan penguatan
Guru mengarahkan siswa untuk memperhatikan penguatan darinya terhadap kesimpulan materi yang telah dipelajari
Memberikan tes akhir atau posttest dari materi yang telah Bentuk Molekul
Menurut Fisher “Menga-nalisis, mengevaluasi, dan membuat keputusan-keputusan
yok silahkan di comment, berikan pendapat temen-temen.

Apakah tabel tersebut sudah dapat dikatakan inovasi yang dpat menimbulkan sikap kritis atau hanya sekedar memindah sintak yang sudah ada?
Inovasi seperti apa lagi yang dapat di tambahkan kedalam materi bentuk molekul agar menjadi lebih epektif dalam proses keterlaksanaannya sehingga melahirkan siswa yg kritis?


20 komentar:

  1. saya akan menjawab pertanyaan sugeng, Apakah tabel tersebut sudah dapat dikatakan inovasi yang dpat menimbulkan sikap kritis atau hanya sekedar memindah sintak yang sudah ada?

    menurut saya apa yang sugeng modifikasi sudah dapat dikatakan sebagai modifikasi dan sudah cukup bagus, namun pada kegiatan dikelasnya sebaiknya lebih spesifik lagi, sehingga tergambar jelas aktivitas apa saja yang akan dilakukan siswa,selain itu e-LKPD yang sugeng buat sebelum diberikan kepada siswa sebaiknya tergambar seperti apa konsep e-LKPD yang akan dikerjakan siswa tsb dan tentunya disusun dengan mempertimbangkan indikator berpikir kritis.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimaksih atas pendapat yang diberikan kak Rini, berkenaan dengan isi dari e-LKPD yang dibuat ini telah saya gambarkan sekilas pada bagian orientasi masalah "Guru mengarahkan kepada pertanyaan yang menjadi permasalahan yang terdapat pada e-LKPD (ctt. e-LKPD di desain/dibuat berdasarkan keterampilan pemecahan masalah dan berpikir kritis)" yang didalamnya tentunya terdapat sedikit materi pengantar karna siswa yang mencari, permasalhan berupa butiran soal esai dan lain sebagainya.

      Hapus
    2. mnrt saya lebih baik jika LKPD disesuaikan dengan Sintak PBL. dan tugas tugasnya perlu menggunakan ranah berpikir kritiis

      Hapus
    3. Terimakasih atas pendapt yg diberikan saudari tri, saya sependapat dengan anda "lebih baik jika LKPD disesuaikan dengan Sintak PBL. dan tugas tugasnya perlu menggunakan ranah berpikir kritis", ya dalam sintak modelnya pun jika dimungkinkan bisa disisipi dengan ranah berpikir kritis it lebih baik. Tetapi menurut saudari tri apa yg perlu d tambahkan lagi dri inovasi ini.

      Hapus
    4. Menurut saya sintak model PBL yg bang sugeng buat ini kurang memunculkan kemampuan berpikir kritis. Mungkim bisa di tmbahkam lagi inovasi Inkuiri dimana siswa belajar dengan konteks yang nyata kemudian melakukan penyelidikan atau pembuktian. Shingga tidak terpaku pada e-lkpd. Harus tmbah sintaks dimana siswa bisa mengajukan hipotesis atau ide ide dalam memecahkan suatu masalah shingga akan nampak kemampuan siswa itu dlm bepikir kritis

      Hapus
  2. menurut saya inovasi sintaks yang Anda buat sdh bgus dan saran saya untuk mengorganisasikan siswa pada bagian Guru mendorong siswa untuk membaca literatur atu teori pendukung (buku cetak, Internet dan lain sebagainya) itu dilakukan di rumah supaya nanti di kelas mereka langsung bisa memberi pertanyaan yg sesuai dgn permasalahan mereka

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih atas pendapat yg diberikan saudari Rina saya sepndapat dengan anda, tentu diakhir pembelajar pertemuan sebelumnya telah disampaikan, disini agar siswa lebih dapat menghubungkan kembali hal yang telah ia baca dengan permasalahan makanya dalan tahap ini tetap dimasukkan.

      Hapus
    2. menangapi pernyataan bang sugeng jika memang diakhir pembelajar pertemuan sebelumnya telah disampaikan agar siswa lebih dapat menghubungkan kembali hal yang telah ia baca dengan permasalahan. hal ini sangat baik untuk dilakukan sehingga pembelajaran akan berjalan lancar dan lebih kondusif karena siswa akan turut aktif dalam pembelajaran.

      Hapus
  3. menurut saya inovasi sintaks yang Anda buat sdh bgus dan saran saya pada bagia awal pembelajaran, hendaknya guru memotivasi siswa menyangkut materi yang ingin diajarkan. selain itu saya sependapat dengan rina tambunan, bahwa perlunya literatur lebih agar siswa mempunyai banyak sumber belajar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih atas pendapat yg diberikan bang Dhani, untuk motivasi itu suatu hal keharusan yang saya rasa tidak perlu dilampirkan disini, selain sebagai fasilitator, guru juga harus bisa menjadi Motivator untuk siwa-siswanya, tidak hanya diawal menurut saya, disetiap ada kempatan juga sebaiknya diisi dengan motivasi-motivasi agar siswanya semakin bersemangat dalam belajar.

      Hapus
  4. menurut saya apa yang telah sugeng rancang sudah dapat dikatakan sebagai modifikasi pembelajaran dan sudah bagus, namun pada tahap kegiatan kelasnya sebaiknya lebih spesifik lagi, sehingga tergambar jelas aktivitas apa saja yang akan dilakukan siswa,selain itu e-LKPD yang sugeng buat sebelum diberikan kepada siswa sebaiknya tergambar seperti apa konsep e-LKPD yang akan dikerjakan siswa tsb dan tentunya disusun dengan mempertimbangkan indikator.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya setuju dengan pendapat kak nelly bahwa memang perlu penegasan ditahap pengelolaan kelas aktivitasnya tergambar dan arahan eLkPD nya

      Hapus
    2. terimaksih atas pendapat yang diberikan kak Nelly, berkenaan dengan isi dari e-LKPD yang dibuat ini telah saya gambarkan sekilas pada bagian orientasi masalah "Guru mengarahkan kepada pertanyaan yang menjadi permasalahan yang terdapat pada e-LKPD (ctt. e-LKPD di desain/dibuat berdasarkan keterampilan pemecahan masalah dan berpikir kritis)" dan didalamnya tentu dikaitkan dengan indikator dan tujuan yang ingin dicapai, dalam sintak ini memang tidak digambarkan secara rinci, dilain kesempatan akan dilampirkan e-LKPDnya.

      Hapus
    3. setuju dengan kak melda dan kak nelly bahwa lebih spesifik kan lagi pada tahap kegiatan deikelasnya sehingga tergambar aktivitas yang dilakukan oleh siswa

      Hapus
    4. saya sependapat dengan teman-teman bahwa pada tahap kegiatan kelasnya sebaiknya lebih spesifik lagi, sehingga tergambar jelas aktivitas apa saja yang akan dilakukan siswa,selain itu e-LKPD yang sugeng buat sebelum diberikan kepada siswa sebaiknya tergambar seperti apa konsep e-LKPD yang akan dikerjakan siswa tsb dan tentunya disusun dengan mempertimbangkan indikator.

      Hapus
  5. Menurut saya, sintaksnya sudah baik. Namun awalnya harus dikaitkan dulu dengan materi sebelumnya agar dapat nyambung dengan tujuan pembelajaran yang akan di sampaikan

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimaksih atas pendapat yang diberikan saudari Rifany, saya setuju karna sebelumnya ada kegiatan apersepsi di awal pembelajaran.

      Hapus
  6. Menurut saya inovasi yang sugeng buat sudah bagus. Namun saran saya untuk permasalah di LKPD bagusnya langsung menyebutkan permasalahan yang akan diselesaikan oleh siswa. agar nnti jika ada yang ingin menggunakan inovasi yang di kembangkan lebih mudah dipahami dan diterapkan.

    BalasHapus
  7. terimaksih atas pendapat yang diberikan saudari Esa, berkenaan dengan keterperincian e-LKPD yang dipakai akan di bahas dilain kesempatan.

    BalasHapus
  8. Apakah tabel tersebut sudah dapat dikatakan inovasi yang dpat menimbulkan sikap kritis atau hanya sekedar memindah sintak yang sudah ada?

    Menurut saya sudah dapat dikatakan modifikasi, dan sebaiknya di dalam kelas lebih tergambar apa yang akan ada di dlm isi e-LKPD yang sesuai dengan tujuan awal

    BalasHapus

Materi 7. Penyusunan Rubrik Penilaian Kreativitas (Berpikir Kreatif) dalam Kimia

Definisi Kreativitas Kreativitas adalah suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang baru, apakah suatu gagasan atau suatu objek dalam su...