Senin, 11 Februari 2019

MATERI 2 : PENILAIAN KETERAMPILAN DASAR LABORATORIUM DALAM KIMIA

Penilaian kinerja (performance assessment) secara sederhana dapat dinyatakan sebagai penilaian terhadap kemampuan dan sikap siswa yang ditunjukkan melalui suatu perbuatan. Menurut para ahli penilaian kinerja merupakan penilaian terhadap perolehan, penerapan pengetahuan dan keterampilan yang menunjukkan kemampuan siswa dalam proses maupun produk. Penilaian tersebut mengacu pada standar tertentu.
Terdapat istilah lainnya yang berkaitan dengan penilaian kinerja yaitu penilaian alternatif (alternative assessment) dan penilaian otentik (authentic assessment). Beberapa ahli (Marzano, 1994; Popham, 1995; Bookhart, 2001) menyatakan bahwa istilah penilaian otentik kadang‑kadang digunakan untuk menjelaskan penilaian kinerja karena tugas‑tugas asesmennya yang lebih dekat dengan kehidupan nyata. Istilah penilaian alternatif digunakan untuk penilaian kinerja karena merupakan alternatif untuk penilaian tradisional‑paperand pencil test (tes tertulis obyektif).
Standar diperlukan dalam penilaian kinerja untuk mengidentifikasi secara jelas apa yang seharusnya siswa ketahui dan apa yang seharusnya siswa dapat lakukan. Standar tersebut dikenal dengan istilah rubrik. Rubrik dapat dinyatakan sebagai panduan pemberian skor yang menunjukkan sejumlah kriteria performance pada proses atau hasil yang diharapkan. Rubrik terdiri atas gradasi mutu kinerja siswa mulai dari kinerja yang paling buruk hingga kinerja yang paling baik disertai dengan skor untuk setiap gradasi mutu tersebut. Dengan mengacu pada rubrik inilah guru memberikan nilai terhadap kinerja siswa.
Selain dari rubrik, penilaian kinerja terdiri atas komponen lainnya yaitu task (tugas‑tugas).Task merupakan perangkat tugas yang menuntut siswa untuk menunjukkan suatu peformance(kinerja) tertentu.
Ada 7 kriteria Untuk mengevaluasi apakah penilaian kinerja (Performance Assessment) berkualitas atau tidak.
  1. Generability: apakah kinerja siswa dalam melakukan tugas yang diberikan sudah memadai untuk digeneralisasikan kepada tugas lain.
  2. Authenticity: apakah tugas yg diberikan sudah serupa dengan apa yang sering dihadapi dalam praktek kehidupan sehari-hari
  3. Multiple foci: apakah tugas yg diberikan kepada siswa sudah mengukur lebih dari satu kemampuan yang diinginkan
  4. Teachability: tugas yg diberikan merupakan tugas yg hasilnya makin baik karena adanya usaha mengajar guru di kelas?
  5. Fairness: apakah tugas yg diberikan sudah adil untuk semua siswa.
  6. Feasibility: apakah tugas yg diberikan relevan utk dapat dilaksanakan (faktor biaya, tempat, waktu atau alat)
  7. Scorability: apakah tugas yg diberikan dapat diskor dengan akurat dan reliable ?

Penilaian kinerja dapat menilai pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa. Penilaian kinerja memungkinkan siswa menunjukkan apa yang dapat mereka lakukan. Hal tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa terdapat perbedaan antara “mengetahui bagaimana melakukan sesuatu”‘ dengan mampu secara nyata melakukan hal tersebut”. Seorang siswa yang mengetahui cara menggunakan mikroskop, belum tentu dapat mengoperasikan mikroskop tersebut dengan baik. Tujuan sekolah pada hakekatnya adalah membekali siswa dengan kemampuan nyata (the real worldsituation). Dengan demikian penilaian kinerja sangat penting artinya untuk memantau ketercapaian tujuan tersebut.
Penilaian kinerja dapat menliai proses dan produk pembelajaran. Pada pembelajaran kimia, penilaian kinerja lebih menekankan proses apabila dibandingkan dengan hasil. Penilaian proses secara langsung tentu lebih baik karena dapat memantau kemampuan siswa secara otentik. Namun seringkali penilaian proses secara langsung tersebut tidak dimungkinkan karena pengerjaan tugas siswa memerlukan waktu lama sehingga siswa harus mengerjakannya di luar jam pelajaran sekolah. Untuk mengatasi hal tersebut, penilaian terhadap proses dan usaha siswa dapat dilakukan terhadap produk. Misalnya untuk menilai kemampuan siswa membuat koloid maka guru kimia dapat melihat hasil produk koloid siswa. Melalui produk tersebut dapat dilihat kemampuan siswa dalam melakukan tahapan pembuatan koloid dan usahanya. Usaha dan kemajuan belajar mendapatkan penghargaan dalam penilaian kinerja. Hal tersebut menyebabkan penilaian kinerja memiliki keunggulan untuk pembelajaran kimia bila dibandingkan dengan tes tradisional yang berorientasi pada pencapaian hasil belajar.
Penilaian kinerja memiliki kekuatan apabila dibandingkan dengan penilaian tradisional. Kekuatan tersebut dapat dirangkum sebagai berikut: 1) siswa dapat mendemonstrasikan suatu proses, 2) proses yang didemontrasikan dapat diobservasi; 3) menyediakan evaluasi lebih lengkap dan alamiah untuk beberapa macam penalaran, kemampuan lisan, dan keteramplian – keterampilan fisik; 4) adanya kesepakatan antara guru dan siswa tentang kriteria penilaian dan tugas‑tugas yang akan dikerjakan; 5) menilai hasil pembelajaran dan keterampilan‑keterampilan yang kompleks; 7.) memberi motivasi yang besar bagi siswa; serta 8) mendorong aplikasi pembelajaran pada situasi kehidupan yang nyata.
Selain memiliki kekuatan, penilaian kinerja memiliki juga beberapa keterbatasan yaitu; 1), sangat, menuntut waktu dan usaha; 2) pertimbangan (jadgement) dan penskoran sifatnya lebih subyektif; 3) lebih membebani guru; dan 4) mempunyai reliabilitas yang cenderung rendah. Meskipun penilaian kinerja memiliki keterbatasan, penilaian kinerja tetap perlu dilaksanakan pada pembelajaran kimia untuk mengatasi kelemahan dari tes dalam menilai siswa.
Perangkat penilaian kinerja sebaiknya dikembangkan melalui uji coba dalam pembelajaran. Guru kimia dapat menguji dan mengembangkain task (tugas) dan rubrik penilaian kinerja agar cocok dengan kondisi di kelasnya serta sesuai dengan kemampuan siswa. Ujicoba dapat dilakukan sambil guru mengajar di kelas. Hasil uji coba tersebut dapat dijadikan sebagai dasar perbaikan perangkat penilaian kinerja agar menjadi lebih feasible (dapat dikerjakan), lengkap dan aman dilakukan.
Beberapa pedoman untuk memeriksa kualitas perangkat penilaian kinerja dapat dikemukakan sebagai berikut: 1) esensial dan valid (dihubungkan dengan standar dan tujuan utama kurikulum); 2) otentik (problem dan proses mendekati atau sesuai dunia nyata); 3) Integratif (menuntut integrasi pengetahuan, konsep, sikap dan kebiasaan berpikir). 4.) pengukuran bersifat open ended (merangsang munculnya pertanyaan‑pertanyaan sepanjang pengerjaan tugas); 5) problem menarik bagi siswa dan memerlukan ketekunan; 6) mendorong siswa menjadi pemikir yang divergen dan bijaksana; 7).feasible (aktivitas aman bagi siswa dan dapat dikerjakan); 8) penilaian mengikuti keragaman gaya belajar siswa; 9) penggunaan kelompok kerja dapat merangsang proses berpikir individual; 10) akuntabilitas individual (meskipun digunakan kelompok kerja, kinerja individual harus mudah diobservasi); 11) terdapat sejumlah definisi (bila diperlukan) dan petunjuk yang jelas, 12) pengalaman siswa menjadi umpan balik untuk siklus perbaikan; 13) siswa memiliki beberapa format pilihan cara untuk mempresentasikan produk akhir, 14) kriteria kualitas jelas bagi siswa sejak awal kegiatan; 15) panduan penskoran harus mudah digunakan.
Metode-metode yang dapat digunakan untuk penilaian kinerja antara lain: observasi; 2) interviu, 3) portofolio; 4) penilaian essay; 5) ujian praktek (practical examinatian); 6) paper; 7) penilaian proyek; 8), kuesioner, 9) daftar cek(checklist), 10) penilaian oleh teman (peer rating); I I) penilaian diskusi; dan 12) penilaian jurnal kerja ilmiah siswa.
Langkah‑langkah utama yang perlu ditempuh ketika menyusun penilaian kinerja yaitu: 1) menentukan indikator kinerja yang akan dicapai siswa; 2) memilih fokus asesmen (menilai proses/prosedur, produk, atau keduanya), 3) memilih tingkatan realisme yang sesuai (menentukan seberapa besar tingkat keterkaitannya dengan kehidupan nyata); 4) memilih metode observasi, pencatatan dan penskoran; 5) mengujicoba task dan rubrik pada pembelajaran; serta 6) memperbaiki task dan rubrik berdasarkan hasil ujicoba untuk digunakan pada pembelajaran berikutnya.
Penilaian kinerja dapat menilai pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa. Penilaian kinerja memungkinkan siswa menunjukkan apa yang dapat mereka lakukan. Hal tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa terdapat perbedaan antara “mengetahui bagaimana melakukan sesuatu”‘ dengan mampu secara nyata melakukan hal tersebut”. Seorang siswa yang mengetahui cara menggunakan mikroskop, belum tentu dapat mengoperasikan mikroskop tersebut dengan baik. Tujuan sekolah pada hakekatnya adalah membekali siswa dengan kemampuan nyata (the real world situation). Dengan demikian penilaian kinerja sangat penting artinya untuk memantau ketercapaian tujuan tersebut.
Terdapat 5 aspek yang dinilai, yaitu:
1. Teknik dasar kerja laboratorium
Berupa penggunaan alat, pemahaman sifat zat, pencucian dan pembuatan larutan, penanganan limbah, pemeliharaan alat dan bahan. Dapat dinilai dengan cara observasi menggunakan skala beda semantik contoh:
sangat kompeten                    tidak kompeten
3          2          1         0        1         2          3
2. Perhitungan
Dari data pengamatan dan laporan yang dikerjakan. Penilaian menggunakan skala sebagai berikut :
teliti                                                    tidak teliti
3          2          1         0        1         2          3
3. Intrepretasi data
Data yang diperoleh harus akurat dan reliabilitas, oleh karena itu untuk memperolehnya dapat menggunakan berbagai alat ukur. contoh pada penentuan sifat asam basa suatu zat dapat diuji dengan berbagai alat uji, misal indikator alami, kertas lakmus, indikator universal, pH meter.
Penilaian dengan menggunakan skala sebagai berikut :
lengkap                                             tidak lengkap
3          2          1         0        1         2          3
4. Perakitan Alat
Dalam melakukan praktikum, siswa harus mampu merakit alat percobaan sehingga dapat digunakan dalam praktikum. Penilaian menggunakan skala sebagai berikut :
tepat                                                    tidak tepat
3          2          1         0        1         2          3
5. Referensi Ilmiah
Setelah melakukan praktikum dan memperoleh data pengamatan, hasil percobaan dibahas dan dihubungkan dengan konsep yang mendukung data pengamatan. Diperlukan  beberapa referensi ilmiah dalam mengerjakan laporan praktikum. Penilaian menggunakan skala sebagai berikut:
relevan                                           tidak relevan
3          2          1         0        1         2          3
Permasalahan
Dalam suatu sekolah tidak semua sekolah memiliki fasilitas yg lengkap, bagaimana kita merancang proses kegiatan belajar mengajar dengan tetap bisa melakukan penilaian keterampilan dasar laboratoin secara otentik? Hal apa yg menjadi patokan kita dalam membuat atau memillih metoda-metoda penilain kinerja pesarta didik?

14 komentar:

  1. Menurut saya apabila di suatu sekolah tidak memiliki saran dan prasarana yang lengkap, mungkin bisa dikaji dulu apakah alat dan bahan bisa didapatkan melalui sumber alam seperti asam basa bisa kita peroleh dari jeruk, sabun, dsb. Namun apabila bahan sulit didapat, guru bisa menggunakan lab virtual yang dimanapun bisa diperoleh. Dari situ bisa kita melihat keterampilan siswa dalam melakukan praktikum virtual. Melalui lembar observasi. Atau bisa kita membuat suatu proyek yang menghasilkan suatu produk dari materi yang akan dipraktikumkan. Bisa kita menilai melalui portofolio.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya sependapat dengan saudari rifanny, bisa dengan menggunakan virtual lab dan juga untuk sarana prasaran yang sekiranya bisa di manfaatkan dari alam dan juga melihat fungsi dan cara kerja nya sama bisa di manfaatkan untuk menggantikan sarana prasarana yang tidak memadai .

      Tinghal tugas guru untuk membuat siswa berpikir kreatif untuk melakukan praktikum dengan keterbatasan yang ada.
      Virtual lab tersebut visa juga mengasah kreatitas siswa serta dapat juga dilihat dari portofolio siswa seperti yang saudari ridanny jelaskan di atas

      Hapus
    2. saya setuju dengan pendapat teman" diatas. jika memang tidak ada bahan atau alat yang memadai , guru bisa melakukan pendekatan berbasis masalah di kehidupan sehari" dalam pembelajaran sehingga siswa bebas untuk memilih bahan apa yang cocok dalam pembelajaran tsb

      Hapus
    3. sependapat dengan kakak-kakak diatas, kita bisa manfaatkan bahan-bahan yang ada disekitar jika ketersediaan bahan dilab tidak memadai. tetapi disesuaikan lgi dgn materi yang akan kita praktikumkan jika bisa diambil dari lingkungan ataupun jika tidak bisa menggunakan lab virtual.

      Hapus
    4. saya sependapat dengan teman-teman bahwa apabila sarana dan prasarana di sekolah kurang lengkap atau kurang memadai bisa memanfaatkan bahan alam di sekitar lingkungan

      Hapus
  2. saya akan menjawab pertanyaan sugeng yakni Hal apa yg menjadi patokan kita dalam membuat atau memillih metoda-metoda penilain kinerja pesarta didik?
    menurut saya yang dapat menjadi patokan yakni tujuan penilaiannya, karakteristik materi,arana prasarana, dan karakteristik siswa. jika itu semua sudah kondusif maka itu tergantung gurunya mau menilai aspek apa kognitifkah, afektif atau psikomotor siswa dengan demikian apa yang ingin kita nilai dengan alat penilaian yang akan digunakan akan mencapai nilai yang maksimal karena alat ukur dan apa yang di ukur valid dan reliabel.

    BalasHapus
    Balasan
    1. setuju dengan kk rini, kita bisa mulai pertanyaan dalam diri
      apa tujuan pembelajaran ini?
      apa yang diharapkan dari pembelajaran ini?
      apa karakteristik yang ada dalam materi tersebut?
      apa hasil yang ingin diketahui?
      dan sebagainya

      Hapus
    2. saya sependapat dengan kak rini yang dapat menjadi patokan yakni tujuan penilaiannya, karakteristik materi,arana prasarana, dan karakteristik siswa. jika itu semua sudah kondusif maka itu tergantung gurunya mau menilai aspek apa kognitifkah, afektif atau psikomotor siswa

      Hapus
  3. Saya sependepat dengan kak rini bahwah patokan kita untuk melakukan penilaian yaitu tujuan penilaian,karakteristik materi, sarana prasarana, dan karakteristik siswa. Kita juga bisa berpatokan dengan kurikulum yang digunakan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sependapat dengan teman teman bahwah patokan kita untuk melakukan penilaian yaitu tujuan penilaian,karakteristik materi, sarana prasarana, dan karakteristik siswa. Kita juga bisa berpatokan dengan kurikulum yang digunakan oleh aekolah

      Hapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. kita bisa memanfaatkan bahan-bahan yang ada dialam untuk praktikum. selain itu kita bisa memberikan tugas portofolio untuk mengamati hal-hal yang ada dialam dan kemudian dihubungkan dengan materi pembelajaran. menghubungkan sains asli yang ada dikehidupan sehari-hari, dengan materi yang ada disekolah (sains teori).

    BalasHapus
  6. Saya setuju dgn bang dani. Kita bisa memanfaat kan bahan bahan alam yang dkt degn kehidupan sehari hari siswa dan menggunakan akat sederhana jika alat dan bahan emang terbatas disekolah tersebut.

    BalasHapus
  7. Hal apa yg menjadi patokan kita dalam membuat atau memillih metoda-metoda penilain kinerja pesarta didik?
    Menurut saya yaitu yang sudah pasti Kompetensi dasar, tujuan pembelajaran dan karakteristik materi karen berbeda materi maka berbeda penilaian kinerja yang harus dilakukan, namun sejauh ini jika memang menilai praktikum atau kinerja saat praktikum sudah jelas ada 2 yang dinilai yaitu pelaksanaan dan content atau isi yang diperoleh dr praktikum itu sendiri

    BalasHapus

Materi 7. Penyusunan Rubrik Penilaian Kreativitas (Berpikir Kreatif) dalam Kimia

Definisi Kreativitas Kreativitas adalah suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang baru, apakah suatu gagasan atau suatu objek dalam su...